Tentang Rasa
Mencintai Diri Sendiri
Kalau boleh jujur, penulis bukan tipe orang yang mencintai dirinya sendiri. Bahkan, bisa dibilang sebagai pembenci diri sendiri. Ada banyak alasannya, tapi akan penulis bahas di tulisan yang lain.
Setidaknya, sekarang penulis menyadari bahwa tidak mencintai diri sendiri bisa jadi menjadi salah satu sumber ketidakbahagiaan (dan mungkin juga sumber depresi).
Masalah yang Timbul Akibat Tidak Mencintai Diri Sendiri
Memang apa salahnya dengan membenci diri sendiri? Toh, tidak ada orang lain yang tersakiti. Penulis sempat memiliki pemikiran tersebut. Namun, setelah dipikir ulang, ternyata banyak masalah yang bisa ditimbulkan.
Pertama, kita akan menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Karenanya, kita akan kesulitan untuk bergaul dengan lingkungan sekitar dan susah beradaptasi di tempat baru.
Kita juga jadi sering merasa kurang berharga, tidak dibutuhkan, dan lain sebagainya. Efek lanjutannya adalah jadi memiliki ketergantungan dengan orang lain dan butuh pengakuan.
Percayalah, penulis mengalami itu semua. Penulis menyadari bahwa dirinya terpuruk karena kurang bisa menghargai dirinya sendiri. Bisa dibilang, ini adalah bentuk self-harm kepada mental.
Pengaruh masa kecil mungkin memiliki andil dalam hal ini. Apalagi, penulis adalah tipe orang yang sangat mudah terpengaruh dengan perkataan orang.
Namun, merutuki masa lalu dan menyalahkan keadaan tidak akan mengubah apapun. Kita semua punya kesempatan untuk mengubah diri kita sendiri menjadi lebih baik.
Alasan Harus Mencintai Diri Sendiri
Terkadang mencintai diri sendiri jauh lebih susah dibandingkan mencintai orang lain. Kita bisa punya seribu alasan untuk mencintai orang lain, namun sulit menemukan alasan untuk mencintai diri sendiri.
Penulis mengalami hal tersebut, mungkin pembaca juga ada yang demikian. Tapi ketika kembali direnungkan, penulis paham bahwa tidak bisa selamanya seperti ini.
Oleh karena itu, yang pertama kali penulis lakukan adalah menemukan alasan untuk mencintai diri sendiri. Yang paling mudah adalah sebagai bentuk terima kasih kepada Tuhan karena telah menganugerahkan kehidupan yang singkat ini.
Penulis harus bisa merasa bersyukur karena telah diberikan fisik tanpa kekurangan berarti. Kalau kurang tampan itu relatif, kurang putih itu faktor gen, kurang tinggi dan gemuk itu karena faktor gaya hidup.
Selain itu, harus disadari bahwa untuk mencintai orang lain, kita butuh mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Rumusannya sama dengan kebahagiaan. Secara teori, orang akan lebih mudah mencintai kita jika kita telah memulainya terlebih dahulu.
Alasan selanjutnya, diri kita memang berhak mendapatkannya. Kita bergumul dengan diri kita selama 24 jam sehari. Jika memusuhi diri kita sendiri, bagaimana bisa hidup tenang?
Cara Mencintai Diri Sendiri
Karena penulis termasuk jarang mencintai diri sendiri, tentu kesulitan untuk mengetahui bagaimana cara mencintai diri sendiri. Oleh karena itu, penulis sudah membaca beberapa sumber tentang bagaimana cara mencintai diri sendiri.
Membuang Pikiran Negatif Tentang Diri Sendiri
Salah satu hal yang membuat penulis susah mencintai diri sendiri adalah banyak pikiran-pikiran negatif yang berada di dalam kepala penulis untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, penulis harus bisa membuang pikiran-pikiran tersebut jauh-jauh.
Penulis termasuk orang yang sering berbicara kepada dirinya sendiri. Nah, biasanya ketika pikiran negatif mulai datang, penulis akan mengusirnya dengan berbicara sendiri.
Cara lain yang bisa membantu adalah berhenti sejenak dari media sosial. Penulis kerap membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain sehingga munculah pikiran-pikiran negatif tersebut.
Berhenti Menuntut Kesempurnaan
Sebagai orang yang perfeksionis, penulis sering menuntut kesempurnaan pada dirinya. Akibatnya, penulis sering keras kepada dirinya sendiri.
Hal tersebut memang membawa hal positif, seperti sering melakukan aktivitas produktif. Tetapi, di sisi lain juga merusak diri penulis. Contoh, ketika gagal mencapai target tertentu, penulis bisa stres yang berujung kepada penyesalan.
Penulis harus menyadari bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang memiliki batasan. Ada kalanya penulis membutuhkan jeda sebentar dari kehidupan dan menikmati hidup yang tenang.
Melampaui batas diri memang diperlukan agar kita bisa makin berkembang, tapi terlalu melampaui batas juga tidak baik. Penulis selalu percaya bahwa tidak ada yang baik dengan yang namanya berlebihan.
Jangan Sia-Siakan Waktu
Terkadang, penulis juga bisa menjadi pribadi yang luar biasa pemalas. Jika dalam kondisi seperti ini, cara mencintai diri sendiri yang tepat adalah dengan tidak menjadi malas,
Mengapa? Karena rasa malas yang berlebihan akan merugikan diri sendiri. Merugikan diri sendiri sama dengan tidak mencintai diri sendiri.
Mungkin sedikit kontradiktif dengan poin sebelumnya, tapi penulis tuliskan hal ini sebagai pengingat bahwa dalam hidup keseimbangan itu penting. Jangan sampai kita berat ke satu sisi.
Lakukan Aktivitas yang Menyenangkan
Salah satu hal termudah untuk menyayangi diri sendiri adalah dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan. Bagi penulis, aktivitas tersebut bisa berupa menulis, membaca buku, ataupun bermain game. Tapi ingat, jangan berlebihan.
Kegiatan menulis selalu menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk penulis. Selain itu, menulis juga bisa menjadi terapi yang bagus untuk kesehatan mental penulis.
Jangan lupa juga untuk memenuhi kebutuhan diri kita, baik fisik, mental, maupun rohani. Mampu melakukannya adalah salah satu bentuk mencintai diri sendiri.
Menjaga kesehatan, melakukan ibadah, mempelajari hal baru juga termasuk bentuk mencintai diri sendiri.
Tak Perlu Dengar Kata Mereka
Mau sepositif apapun diri kita, pasti ada saat-saat di mana kita berada di lingkungan yang negatif. Tak perlu dengar kata mereka, teruslah berjalan. Hidup kita adalah milik kita, bukan orang lain.
Percaya Pada Diri Sendiri
Tidak mencintai diri sendiri bisa menimbulkan efek timbulnya sifat tidak percaya diri. Untuk melawannya, kita harus percaya dengan diri sendiri. Kita mampu melakukan sesuatu yang harus kita kerjakan.
Mengenal diri sendiri adalah salah satu jalan yang bisa kita lakukan. Kita harus tahu apa yang mampu kita lakukan dan apa yang tidak. Penulis juga masih berada dalam tahap mengenali diri sendiri.
Berdamai dengan Masa Lalu
Bisa dibilang, ini adalah cara yang paling berat bagi penulis. Seperti yang sudah penulis singgung sebelumnya, banyak hal yang sering penulis sesali dalam hidup ini.
Akan tetapi, agar bisa bahagia, kita memang harus berdamai dengan masa lalu. Toh, tak ada yang manusia sempurna kecuali sosok Nabi. Lantas, untuk apa merutuki diri sendiri tanpa akhir?
Rasanya, ingin sekali penulis pergi ke masa lalu untuk menemui dirinya dulu yang bodoh lalu memeluknya sembari berkata, “tidak apa-apa, semua manusia membuat kesalahan, kok.”
Penutup
Jika dilakukan berlebihan, tentu mencintai diri sendiri akan berujung kepada narsisme yang negatif. Orang pun akan merasa ilfeel jika kita sampai seperti itu.
Cintailah dirimu selayaknya yang kita dapatkan. Kita sudah berusaha, mengalami berbagai peristiwa, menerima kekalahan, dan lain sebagainya. Kita berhak dan layak untuk dicintai oleh diri kita sendiri.
Penulis hingga kini masih mengalami kesulitan untuk mencintai diri sendiri. Alasannya, masih ada tembok penghalang bernama seribu alasan membenci diri sendiri. Tapi secara bertahap, penulis akan menghancurkan tembok tersebut dengan berbagai cara.
Ketika waktunya telah tiba, penulis akan merasakan betapa indahnya dicintai oleh diri sendiri, bagaikan seorang bayi yang tersenyum ketika melihat pantulan dirinya di sebuah cermin.
NB1: Ketika menulis artikel ini, banyak hal yang membuat penulis tercenung karena baru menyadarinya. Penulis jadi sadar betapa pentingnya mencintai diri sendiri. Semoga pembaca merasakan sensasi yang sama.
NB2: Setelah menulis artikel ini, penulis membaca buku Hidup Sederhana karya Desi Anwar. Penulis langsung menemukan kalimat cara terbaik untuk memenikmati hidup adalah dengan menjalaninya, bukan mengkhawatirkannya.
Kebayoran Lama, 10 Oktober 2019, terinspirasi dari dirinya sendiri yang kerap membenci dirinya sendiri.
Foto: Shot By Ireland