Non-Fiksi

Setelah Membaca Menikmati Kepergianmu

Published

on

Melepaskan seseorang dari kehidupan kita bisa menjadi hal yang berat, entah karena kematian, pertengkaran, jarak, dan alasan lainnya. Keterikatan, banyaknya momen yang tercipta, adanya kebutuhan, menjadi beberapa alasan mengapa melepaskan menjadi berat

Penulis pun merasakannya, sehingga secara iseng mencoba membeli buku karya Alfiaghazi berjudul Menikmati Kepergianmu yang satu ini. Padahal, biasanya tipe-tipe buku seperti ini adalah yang paling jarang dibeli.

Namun, dengan tujuan “riset” dan merasa topik yang dibahas selaras dengan stoik (kepergian orang lain berada di luar kendali kita), maka Penulis mencoba untuk membacanya dengan harapan lebih bisa mengendalikan dirinya ketika ada yang meninggalkan dirinya.

Detail Buku Menikmati Kepergianmu

  • Judul: Menikmati Kepergianmu
  • Penulis: Alfiaghazi
  • Penerbit: Penerbit Sahima
  • Cetakan: Ketiga
  • Tanggal Terbit: 2022
  • Tebal: 194 halaman
  • ISBN: 978-602-6744-57-9

Sinopsis Menikmati Kepergianmu

Aku pernah takut menghadapi kepergian sebab cintaku sudah menancap terlalu dalam.

Namun sebanyak apa pun aku berkorban, sekuat apa pun aku mencoba bertahan, kepergian tetap tak pernah bisa terhindarkan.

Maka, bila sudah begitu, apalagi yang bisa aku lakukan selain menikmatinya? Sederas-derasnya hujan, kelak pasti akan reda juga.

Kepergianmu memang menyisakan luka, tapi yang membawaku kepada kebahagiaan yang sesungguhnya.

Sebab bagi orang yang terlalu mencintai sepertiku, patah hati adalah anugerah.

Darinya, aku mengerti ternyata sesakit itu berharap kepada sesuatu yang semu; manusia.

Yang terbaik, pilihan Allah.

Isi Buku Menikmati Kepergianmu

Menikmati Kepergianmu berisikan tentang tulisan-tulisan pendek yang menurut Penulis tidak terlalu memiliki kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Artinya, Pembaca bisa membuka halaman secara acak tanpa perlu membaca halaman-halaman sebelumnya.

Topik yang dihadirkan pun seputar permasalahan percintaan, terutama tentang kegalauan penulis buku ini tentang melepaskan seseorang yang sangat dicintai. Kita akan dibuat merasakan betapa beratnya melakukan hal tersebut.

Tak jarang isi buku ini juga terasa seperti curahan hati sang penulis buku dengan menyelipkan kisah-kisah yang terasa benar-benar terjadi di kehidupannya. Yang jelas, Penulis merasa kalau buku ini lebih banyak menimbulkan perasaan pedih daripada motivasi untuk bangkit.

Di antara tulisan-tulisan pendek, ada banyak quote yang bisa jadi akan related dengan apa yang sedang dialami oleh pembacanya. Ada satu quote yang paling Penulis sukai dari buku ini, yakni:

“Tidak ada cara pergi yang baik, semua selalu menyakitkan.”

Mengingat jumlah halamannya yang sedikit dan terkadang tulisannya ada yang tidak sampai satu halaman, maka buku ini bisa diselesaikan dengan cepat. Apalagi, bahasa yang digunakan bukan bahasa puitis yang ambigu dan susah untuk dipahami.

Setelah Membaca Menikmati Kepergianmu

Meskipun akan terasa related bagi sebagian pembacanya, Penulis justru merasakan kalau esensi yang ditawarkan pada bagian sinopsis tidak terlalu ditonjolkan, yakni tentang bagaimana kita seharusnya hanya berharap kepada Tuhan.

Penulis juga berharap kalau buku ini akan bisa membuat Penulis bisa menikmati kepergian orang-orang penting dalam hidupnya. Seperti yang sudah disinggung di atas, Penulis tidak bisa mengendalikan siapa-siapa yang mau stay di kehidupan Penulis.

Alih-alih, buku ini lebih terasa kepada curhatan penulis buku yang ingin “mengomersialkan” kisahnya. Meskipun di belakang buku tertulis genre buku ini “Motivasi”, kenyataannya tidak banyak motivasi yang Penulis dapatkan.

Jika menengok kebiasaan manusia yang justru akan mendengarkan musik galau ketika sedang galau, maka buku galau ini pun bisa menjadi teman yang pas untuk bergalau ria. Namun, jika niat membaca ingin uplifting, jangan berharap terlalu banyak dari buku ini.

Jadi, jika Pembaca sedang galau dan memang sedang mencari bacaan galau, mungkin buku ini akan menjadi pilihan yang menarik. Apalagi, ada banyak quote yang bisa dijadikan sebagai aesthetic story.

Skor: 5/10


Lawang, 24 Oktober 2023, terinspirasi setelah membaca Menikmati Kepergianmu karya Alfiaghazi

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version