Film & Serial

Setelah Menonton Ant-Man and the Wasp: Quantumania

Published

on

Marvel Cinematic Universe (MCU) Phase 5 resmi dimulai dengan tayangnya film Ant-Man and the Wasp: Quantumania. Di Indonesia, seperti biasa film ini tayang dua hari lebih cepat dibandingkan waktu perilisan global, yakni pada hari 15 Februari 2023.

Yang spesial pada kali ini adalah Penulis menontonnya di Central Park, Jakarta. Kebetulan, Penulis mendarat di Jakarta pada paginya dan memang ada janji dengan teman-teman kantornya yang baru kali ini bertemu (kebetulan ini adalah pertemuan kali pertama).

Sebelum menonton film ini, Penulis sudah menurunkan ekspektasinya karena di situs Rotten Tomatoes film ini hanya mendapatkan skor 55% (terakhir bahkan sudah menyentuh angka 47%, menyamai “rekor” Eternals).

Banyak yang menganggap kalau film ketiga Ant-Man ini akan menjadi film Ant-Man tergelap jika dibandingkan dengan dua film sebelumnya. Penulis pun sudah mengharapkan ada kematian tokoh penting, atau setidaknya terjebak di quantum realm.

Lantas, apakah film ini kembali mengecewakan seperti beberapa film Marvel sebelumnya? Atau setidaknya berada di level medioker yang masih oke untuk ditonton? Atau justru masuk ke level mantap seperti Shang-Chi dan No Way Home?

Jalan Cerita Ant-Man and the Wasp: Quantumania

Penulis datang terlambat ketika menonton film ini, sehingga langsung menonton adegan ketika Scott Lang (Paul Rudd) mempromosikan buku buatannya. Lantas, ia mendapatkan kabar kalau anaknya Cassie (Kathryn Newton) tertangkap oleh polisi karena suatu masalah.

Singkat cerita, Cassie bersama ayahnya, Hope (Evangeline Lily), Hank Pym (Michael Douglas), dan Janet van Dyne (Michelle Pfeiffer) sedang mencoba suatu alat yang memetakan dunia kuantum. Namun, alat tersebut justru menyedot mereka semua.

Scott dan Cassie tertangkap oleh penduduk asli dunia kuantum yang sedang mengumpulkan pasukan untuk memberontak ke Kang the Conqueror (Jonathan Majors). Di sisi lain, Hope, Hank, dan Janet berusaha untuk mengumpulkan informasi ke kota.

Janet menghubungi Skylar (Bill Murray), mantan sekutunya ketika ia masih terjebak di dunia kuantum. Sayangnya, ternyata Skylar sudah menjadi anak buah Kang dan hendak menyerahkan Janet dkk ke Kang. Untungnya, mereka berhasil kabur.

Kembali lagi ke Scott dan Cassie. Pemimpin pasukan pemberontak, Jentorrah (Katy M. O’Brian), menjelaskan bagaimana Janet secara tidak langsung membantu Kang menguasai dunia kuantum dengan memperbaiki mesin multiversalnya.

Setelah berhasil memperbaiki mesin tersebut, Janet mampu melihat pikiran Kang di mana ternyata ia adalah seorang penakhluk yang telah melakukan genosida demi menghapus timeline tertentu.

Untuk itu, Janet pun memperbesar core dari mesin tersebut agar Kang tidak bisa kabur dari dunia kuantum. Oleh karena itu, Kang ingin bertemu dengan Scott agar ia bisa membantu dirinya mengecilkan core mesinnya.

Tiba-tiba, M.O.D.O.K., yang ternyata merupakan Darren Cross (Corey Stoll), menyerang mereka dan berhasil menangkap Scott dan Cassie. Kang pun menemui mereka dan memaksa Scott untuk melakukan apa yang ia minta, atau anaknya akan mati.

Scott pun berhasil melakukan misi tersebut (dibantu oleh Hope), dan Kang pun mulai menyiapkan pasukannya. Cassie dan Jentorrah berhasil mengumpulkan pasukan pemberontak untuk menyerbu markas Kang

Pada akhirnya, para pahlawan kita berhasil menahan pasukan Kang (dibantu dengan M.O.D.O.K. yang terkena bacot no jutsu dari Cassie), hingga membuat Kang babak belur berkat semut-semut super yang dipimpin oleh Hank.

Saat semua akan pulang ke dunia, Kang menyerang Scott dan terjadi pertarungan 1 vs 1. Di saat genting, Hope datang dan membantu Scott mengalahkan Kang. Dengan canggihnya, Cassie mampu membuka portal ke dunia kuantum dan menyelamatkan mereka.

Pada adegan post-credit, kita bisa melihat ada ribuan varian Kang yang berkumpul dan berencana untuk mulai bergerak. Ada tiga varian Kang yang patut diperhatikan, yaitu Immortus, Rama-Tut, dan Scarlet Centurion.

Kemungkinan besar, mereka bertiga lah yang akan menjadi villain utama di film-film Marvel selanjutnya, terutama Avengers: The Kang Dynasty. Kang the Conqueror yang kita lihat di film Quantumania hanyalah bagian kecil dari dinasti tersebut.

Lantas di post-credit yang kedua, kita bisa melihat Loki (Tom Hiddleston) dan Mobius (Owen Wilson) sedang menghadiri acara yang dipimpin oleh varian Kang lainnya, Victor Timely, di tahun 1900-an. Ini akan menjadi awal dari Loki Season 2 yang akan tayang tahun ini.

Setelah Menonton Ant-Man and the Wasp: Quantumania

Sebagai set-up untuk film-film Marvel selanjutnya, post-credit yang dimiliki oleh film ini sangat oke. Kemunculan Loki yang sudah Penulis harapkan benar-benar menaikkan semangat Penulis untuk menonton Loki Season 2 .

Namun, sebagai film, Ant-Man and the Wasp: Quantumania sangat terasa kurang. Ada banyak kekesalan dan kekecewaan yang muncul ketika selesai menonton film ini. Penulis akan coba jabarkan satu per satu, dari yang paling ringan hingga yang paling berat.

Empat Kekurangan Minor

Pertama, chemistry ayah-anak antara Paul Rudd dan Kathryn Newton terasa kurang kuat. Entah mengapa unsur keluarga yang sangat ditekankan di film ini justru tidak berhasil ditampilkan oleh kedua aktor tersebut.

Kedua, alur cerita filmnya terasa kurang rapi dan sedikit kacau. Dengan dua perspektif yang saling berganti antara Scott-Cassie dan Hope-Hank-Janet, rasanya agak saling tindih walau pada akhirnya semua bertaut pada satu simpul yang sama.

Ketiga, The Wasp hampir tidak ada fungsinya. Meskipun namanya ada di judul, peran The Wasp di sini sangat kecil. Mungkin yang paling besar adalah ketika ia kembali ke Dunia Kuantum untuk membantu Ant-man mengalahkan Kang.

Keempat, trailer cukup misleading. Di trailer, menurut penafsiran Penulis, Scott Lang seolah-olah rela melakukan apapun demi mendapatkan waktu dengan Cassie yang hilang selama lima tahun, termasuk bekerja sama dengan Kang. Faktanya, ini hanya film superhero seperti biasa.

MODOK yang Disia-siakan

Kelima, MODOK yang terasa disia-siakan. Penulis sama sekali tidak mempermasalahkan backstory-nya yang berubah di komik. Justru, langkah yang jenius dengan menjadikan Darren Cross sebagai sosok yang diubah menjadi MODOK oleh Kang.

Namun, Penulis merasa peran MODOK di film ini terlalu konyol dan memang dihadirkan hanya untuk menambah unsur komedi. Padahal, MODOK adalah salah satu villain legendaris yang dimiliki oleh Marvel.

Penulis sempat berharap kalau MODOK akan punya kisah yang cukup panjang di MCU. Mungkin setelah kekalahan Kang, ia berusaha membalas dendam. Nyatanya, ia mati dengan heroik hingga merasa dirinya merupakan bagian dari Avengers. Sungguh konyol.

Portal Dunia Kuantum yang Seperti Mainan

Keenam, Cassie bisa dengan mudah membuka portal ke dunia kuantum. Di film Ant-man and the Wasp (2018), kita bisa tahu bagaimana perjuangan Hank Pym dan Hope agar bisa membuka portal ke dunia kuantum demi menyelamatkan Janet.

Selain itu, di film ini kita bisa melihat bagaimana susahnya Kang keluar dari sana, hingga ia membutuhkan bantuan Janet. Namun, Cassie yang “anak kemarin” bisa membuka portal tersebut hanya dengan tat tut tat tut dalam hitungan detik.

Bagi Penulis, ini benar-benar mengecewakan. Awalnya Penulis merasa agak puas karena melihat Scott dan Hope terjebak di Dunia Kuantum. Nyatanya, mereka bisa diselamatkan dengan terlalu mudah, portal ke Dunia Kuatum terasa seperti mainan.

Katanya Mengalahkan Banyak Avengers?

Terakhir dan yang paling parah tentu saja adalah bagaimana Kang the Conqueror, yang digembar-gemborkan sebagai salah satu villain terkuat, matinya hanya begitu saja. Sorry to say, Ant-Man dan The Wasp adalah salah satu hero terlemah di Avengers.

Akting Jonathan Majors memang memukau, sama seperti ketika ia memerankan He Who Remains. Yang jadi masalah adalah bagaimana penulis cerita membuat kematiannya terasa mudah dan sama sekali tidak berkesan.

Memang ada teori kalau Kang yang ini belum mati, hanya terjebak saja. Namun, tetap saja jalan menuju ke sana terasa kurang mantap. Setelah kalah dikeroyok oleh semut super, ia juga mudah ditumbangkan oleh Ant-Man dan The Wasp.

Walaupun nanti akan ada ribuan varian Kang yang bisa jadi lebih kuat, tetap saja kematian Kang di film ini benar-benar mengesalkan. Apalagi, ia sempat flexing dengan menyebutkan telah mengalahkan banyak Avengers. Nyatanya, ia hanya kalah begitu saja.

***

Sebagai pembuka Phase 5, tentu Penulis jadi merasa khawatir kalau film-film selanjutnya akan selevel dengan film ini. Harapan Penulis agar film ini terasa dark dan tidak terlalu menonjolkan sisi humornya memang pupus, tapi Penulis tidak terlalu mempermasalahkannya.

Yang jadi masalah adalah banyaknya kekurangan yang Penulis temukan di film ini. Jika dipikir-pikir lagi, film ini mungkin selevel dengan Eternals dan Doctor Strange in the Multiverse of Madness dalam konteks menimbulkan kekecewaannya.

Di tahun 2023 ini, masih akan ada dua film MCU lagi yang akan tayang, yakni Guardians of the Galaxy Vol. 3 dan The Marvels. Penulis akan berusaha untuk menurunkan ekspektasinya agar tidak merasa kecewa lagi.


Lawang, 27 Februari 2023, terinspirasi setelah menonton Ant-Man and the Wasp: Quantumania

Foto Featured Image: The Direct

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version