Film & Serial

Setelah Menonton She-Hulk: Attorney at Law

Published

on

Penulis memberikan kritikan yang cukup pedas setelah menonton serial Ms. Marvel. Bagi Penulis, serial tersebut merupakan yang terburuk di antara semua serial yang telah dirilis oleh Marvel di Phase 4 ini.

Namun, setelah menonton serial She-Hulk: Attorney at Law, Penulis justru merasa kalau serial tersebut tidak buruk-buruk amat. Serial yang berpusat pada Hulk versi perempuan ini benar-benar membuat Penulis bersyukur karena sudah berakhir.

Apa saja poin-poin yang membuat Penulis berpikir kalau serial She-Hulk: Attorney at Law begitu buruk? Ada banyak yang ingin Penulis sampaikan di bawah, dan Penulis mohon izin untuk menumpahkan kekesalannya di sini.

Jalan Cerita She-Hulk: Attorney at Law

Tidak seperti serial Marvel lain yang setiap episodenya saling terkait, She-Hulk: Attorney at Law menggunakan pendekatan yang berbeda. Kebanyakan, setiap episode akan mengambil kasus hukum yang berbeda dan tidak terlalu terkait.

Fokusnya berpusat pada Jennifer Walter (Tatiana Maslany), sepupu Bruce Banner alias Hulk (Mark Rufallo) yang tanpa sengaja mendapatkan darah Hulk. Itu membuatnya mendapatkan kekuatan super dan ia dikenal dengan nama She-Hulk.

Jennifer adalah seorang pengacara, sehingga kita akan disajikan sebuah serial hukum yang (terlalu) ringan. Penulis tidak pernah menonton serial hukum sebelumnya, tapi Penulis yakin kasus yang ada di serial ini sangat remeh dan sepele.

Ada kelompok bernama Intellegencia yang berusaha untuk merebut kekuatan She-Hulk untuk kepentingan mereka sendiri, di mana di akhir episode She-Hulk berhasil menemukan siapa dalang di baliknya dan membongkar siapa saja haters-nya.

Sepertinya cuma itu saja yang bisa Penulis ceritakan mengenai She-Hulk: Attorney at Law. Penulis terlalu malas untuk membahas setiap episodenya karena banyak sekali yang tidak penting.

Setelah Menonton She-Hulk: Attorney at Law

Tanpa basa-basi, Penulis akan langsung menghujani serial ini dengan kritik. Pertama, CGI-nya sangat buruk, hingga She-Hulk terlihat seperti Putri Fiona dari Shrek. Apakah ini pertanda kalau Marvel mulai kehabisan dana untuk membuat CGI yang berkualitas?

Kedua, meskipun ingin membuat serial komedi, Penulis menganggap kalau serial ini berusaha untuk sok asyik dan gagal. Komedinya enggak dapat, ceritanya apalagi. Banyak sekali hal yang membuat Penulis mengangkat alisnya karena heran sekaligus kesal.

Tatiana Maslany selaku pemeran She-Hulk sudah berusaha sebaik mungkin untuk memerankan karakternya. Apalagi, Jennifer mampu breaking the 4th wall ala Deadpool. Namun, hasilnya menurut Penulis cukup memaksa dan, sekali lagi, sok asyik.

Ketiga, serial ini terlalu mengandalkan cameo yang dicintai oleh penggemar. Abomination, Wong, hingga Daredevil dimunculkan seolah hanya untuk memancing penonton tetap menonton serial ini sampai tamat.

Apalagi, Daredevil yang sangat dinanti-nanti setelah kemunculan pertama Matt Murdock (Charlie Cox) di film Spider-Man: No Way Home baru dimunculkan di episode 8, setelah sebelumnya sudah sempat di-tease di episode 5.

Keempat, episode finale yang dimiliki juga berantakan. Marvel sebenarnya ingin terlihat keren karena breaking the 4th wall yang dilakukan oleh She-Hulk bisa melampaui Deadpool. Hanya saja, tetap saja ceritanya terlihat memaksa dan seolah tumplek blek begitu saja.

Penulis berusaha untuk menemukan sisi positif dari serial ini. Sayangnya, Penulis kesulitan untuk menemukannya. Seperti yang sudah Penulis sebutkan di awal, satu-satunya yang bagus dari serial ini adalah serialnya telah resmi berakhir.

Penutup

Meskipun tidak menyukai serial Ms. Marvel, setidaknya Penulis menyukai karakter Kamala Khan yang diperankan oleh Iman Vellani. Karakternya sangat lovable, sehingga Penulis berharap akan melihatnya lagi di film atau serial yang lebih baik.

She-Hulk? Penulis tidak terlalu berharap, apalagi jika kualitas CGI-nya tidak ada perbaikan. Menurut Penulis, She-Hulk baru akan muncul lagi di film Captain Amercia: New World Order yang akan berfokus pada Captain America versi Sam Wilson.

Biasnya, serial atau film Marvel yang buruk akan terselamatkan dengan post-credit yang mengejutkan. Sayangnya, itu tidak terjadi di serial ini. Kemunculan Skaar anak Hulk tidak bisa menyelamatkan serial ini. Wong yang membantu Abomination kabur pun cukup aneh.

She-Hulk: Attorney at Law akan menjadi serial terakhir di Phase 4. Semoga serial-serial Marvel di Phase 5 dan 6 tidak akan ada yang memiliki kualitas seburuk serial ini. Jika sampai terulang lagi, bisa saja Marvel perlahan akan ditinggal oleh penontonnya.


Lawang, 17 Oktober 2022, terinspirasi setelah menonton serial She-Hulk: Attorney at Law

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version