Olahraga

Keegoisan Seorang Max Verstappen

Published

on

Awal minggu ini, dunia olahraga yang Penulis ikuti menyajikan dua drama besar. Selain wawancara Cristiano yang bikin geger, ada juga Max Verstappen yang menunjukkan keegoisan yang membuatnya kini dimusuhi oleh hampir seluruh penggemar Formula 1 (F1).

Tentu semua yang mengikuti F1 telah mengetahui drama apa yang telah dibuat oleh Verstappen pada GP Brazil yang berlangsung pada hari Minggu (13/11) kemarin. Penulis akan menuliskan ringkasannya di bawah nanti.

Selain menjelaskan perkara drama ini, Penulis juga ingin memberikan opininya terkait bagaimana keegoisan yang Verstappen tunjukkan kemarin bisa berdampak panjang untuk karirnya di F1.

Kronologi Drama Verstappen-Perez

Verstappen dan Perez di GP Brazil (Grand Prix 247)

Pada GP Brazil kemarin, pembalap Mercedes George Russel berhasil mencatatkan kemenangan perdananya di F1 sekaligus menjadi kemenangan perdana timnya di musim ini. Sayangnya, kemenangan tersebut tertutupi oleh kisruh yang terjadi di tim Red Bull.

Singkat cerita, pada lap ke-66 Sergio Perez disuruh memberikan posisinya ke Verstappen dengan tujuan Verstappen bisa mengejar Fernando Alonso yang berada di posisi ke-5. Jika Verstappen gagal, maka ia akan mengembalikan posisi ke Perez.

Hingga lap ke-71, ternyata Verstappen gagal mengejar Alonso sehingga tim memintanya untuk memberikan posisinya ke Perez. Alasannya pun jelas, agar Perez bisa memiliki poin lebih banyak dari pembalap Ferrari, Charles Leclerc, di klasemen pembalap.

Namun, ketika mendengarkan team order tersebut, Verstappen seolah membisu dan tidak memberikan respons. Barulah setelah melintasi garis finish, ia baru berbicara dan memberi tahu apa alasannya tidak mematuhi perintah timnya tersebut.

“I told you already last time you guys, don’t ask that again to me. Okay? Are we clear about that? I gave my reasons and I stand by it.”

Perez yang mengetahui kalau Verstappen enggan memberikan posisinya demi membantu dirinya pun merasa kecewa berat. Di radio, setelah ia melintasi garis finish, ia dengan jelas mengutarakannya.

“Yeah. It shows who he really is.”

From Hero to Zero

Salah Satu Bantuan Perez ke Perez (Nine)

Ketika mengecek media sosial, hampir semuanya merasa geram atas keegoisan yang ditunjukkan oleh Verstappen. Bahkan, banyak yang mengaku sebagai fans Verstappen merasa kecewa atas sikapnya yang kekanakan tersebut.

Padahal ia sudah mengunci gelar juara, tetapi memberika posisi ke-6 saja enggak ke rekan satu timnya.Jika diingat-ingat ke belakang, sejatinya Perez sudah sering memberikan bantuan kepada Verstappen sehingga ia bisa meraih dua kali gelar juara dunia.

Verstappen berkali-kali mengatakan kalau ia punya alasan untuk melakukan hal tersebut, tetapi tidak pernah membukanya di publik. Ketika wartawan menanyakan hal ini, ia hanya memberikan jawaban yang mengambang.

Banyak yang menduga kalau ini ada kaitannya dengan dugaan Perez yang sengaja menabrak tembok di GP Monaco tahun ini, agar Verstappen tidak bisa mencatatkan waktu kualifikasi lebih baik lagi.

Sekalipun hal tersebut benar, tentu sangat aneh jika Verstappen menyimpan dendam hingga saat ini. Meskipun gagal juara di GP tersebut, ia tetap bisa menjadi juara dunia dan Perez pun beberapa kali membantunya di balapan-balapan lain.

Peristiwa kemarin pun berhasil mengubah Verstappen dari seorang hero yang berhasil mematahkan dominasi Lewis Hamilton dan Mercedes, menjadi zero yang dimusuhi oleh penggemar F1 karena keegoisan yang ia miliki.

Apakah Ia Bisa Bertahan di F1 dengan Segala Stigma Negatif?

Verstappen dan Vettel (Planet F1)

Banyak yang menyamakan drama Verstappen-Perez ini dengan drama “Multi 21” yang melibatkan Sebastian Vettel dan Mark Webber. Bedanya, waktu itu Vettel memang belum mengunci gelar juara sehingga setiap poin memang berharga.

Lah ini, Verstappen tidak akan kehilangan apa-apa jika memberikan posisinya ke Perez. Kalau posisi tersebut nomor satu, mungkin masuk akal karena Verstappen ingin menambah koleksi kemenangannya. Ini cuma posisi 6, loh.

Akibat dari drama ini, Perez pun jadi memiliki poin yang sama dengan Leclerc (290 poin) yang kemarin berhasil meraih posisi ke-4. Agar bisa mengamankan posisi runner-up klasemen, Perez harus bisa finish di atas Leclerc di balapan terakhir di Abu Dhabi.

Verstappen telah memberikan pernyataan bahwa ia akan membantu Perez di Abu Dhabi nanti. Sayangnya, persepsi publik sudah terlanjut negatif ke dirinya. Meskipun ia nanti benar-benar melakukannya, tampaknya publik belum bisa memaafkan perbuatannya di GP Brazil.

Lantas, bagaimana dengan masa depan Verstappen di F1 setelah kejadian ini? Mengingat ia merupakan pembalap utama Red Bull, tampaknya ia akan tetap bertahan di tim tersebut. Apalagi, ia terbukti merupakan pembalap yang handal.

Hanya saja, bisa jadi Perez di musim depan tidak akan banyak membantu Verstappen lagi. Kalau sudah seperti itu, bukan tidak mungkin kalau Perez yang kontraknya habis di tahun 2024 tidak akan diperpanjang oleh Red Bull dan mencari wingman yang lebih proper.

Verstappen masih muda, egonya masih tinggi dan keras kepala. Semoga saja ke depannya ia bisa menjadi lebih dewasa. Vettel pernah melakukan kesalahan serupa dan belajar dari sana. Verstappen pun masih punya banyak ruang untuk melakukan hal yang sama.


Lawang, 17 November 2022, terinspirasi setelah melihat drama yang dibuat oleh Max Verstappen bersama timnya

Foto: F1

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version