Pengembangan Diri

Belajar Menerima Keadaan dari Peter Parker

Published

on

Menurut standar Penulis, film Spider-Man: No Way Home yang rilis pada akhir tahun lalu adalah salah satu film terbaik yang pernah dirilis Marvel. Bukan hanya karena fans service yang menjual nostalgia, tapi memang jalan ceritanya yang menarik dan sedikit pedih.

Salah satu adegan yang Penulis sukai adalah adegan ketika Peter Parker (Tom Holland) hendak memperkenalkan dirinya ke MJ (Zendaya) yang telah melupakan dirinya karena efek sihir Doctor Strange (Benedict Cumberbatch) di kafe tempat MJ bekerja.

Peter terlihat gugup hingga akhirnya memesan kopi ke MJ, lantas mendengar percakapan MJ dengan Ned (Jacob Batalon) tentang MIT. Setelah mengantarkan kopi, Peter dan MJ melakukan sedikit percakapan.

Setelah membayar kopinya, Peter melihat luka yang ada di dahi MJ yang muncul akibat pertarungan sebelumnya. Melihat itu, Peter mengurungkan niatnya. Sembari tersenyum dan mata yang berkaca-kaca, ia pun meninggalkan kafe tersebut.

Pembaca bisa menonton videonya di bawah ini:

Adegan ini bisa dibilang adegan yang paling mengharukan sepanjang film. Kita bisa melihat Peter, walau konflik di dalam film akibat ulahnya, akhirnya mengambil tanggung jawab dan berusaha menerima keadaan yang menimpanya.

Nah, di tulisan kali ini Penulis ingin menyoroti bagaimana kita seharusnya bisa menerima keadaan yang menimpa kita.

Belajar Menerima Keadaan dari Peter Parker

Sebelum film ini tayang, banyak yang menyebutkan kalau film ini cukup dark dan menyedihkan. Penulis setuju, setidaknya untuk film-film Marvel yang terkenal ringan dan penuh lelucon.

Peter harus kehilangan Bibi May, lantas diterpa fakta kalau seluruh orang di dunia melupakan kalau dirinya pernah ada, termasuk kekasihnya MJ dan sahabatnya Ned. Bayangkan, tiba-tiba tidak ada satu pun orang yang punya memori tentang kita.

Skenario awalnya, Peter akan memperkenalkan dirinya ke MJ dan Ned dan berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Namun, pada akhirnya Peter mengurungkan niat tersebut karena tidak ingin orang yang disayanginya tersakiti.

Di sini, kita bisa melihat bagaimana Peter memilih untuk menerima keadaan yang menimpanya dan tidak terpuruk karenanya. Ia pindah ke apartemen baru, lantas segera belajar untuk ujian penyetaraan karena data sekolahnya hilang sama sekali.

Menerima keadaan yang berat seperti itu jelas bukan perkara mudah. Kita pun dalam hidup kerap dihadapkan dengan keadaan-keadaan yang rasanya begitu memberatkan kita. Terkadang, rasanya sulit sekali untuk menerima kenyataan yang ada.

Hanya saja, begitulah hidup. Tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan. Ada momen-momen berat yang mungkin harus kita hadapi untuk membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat lagi.

Peter memutuskan untuk menerima keadaan demi melindungi orang-orang yang ia sayangi. Ia tidak ingin mereka tersakiti lagi, dan dengan menjauh dari mereka akan mengurangi risiko tersebut.

Peter menanggung semua beban ini sendirian. Ia rela berkorban demi orang-orang yang berharga baginya. Bagi banyak orang, ini adalah contoh tingkat sayang yang tertinggi, yakni keikhlasan. Penulis sungguh ingin bisa seperti ini.

Dalam kehidupan, terkadang kita juga berjumpa dengan perpisahan seperti yang dialami oleh Peter, bahkan mungkin lebih “drama”. Kadang kita merasa susah untuk bisa melepaskan karena mereka orang yang berharga untuk kita.

Hanya saja, perlu kita ingat kalau people come and go. Kita harus bisa menerima kenyataan ketika takdir sudah menentukan kita harus berpisah dengan orang yang kita sayangi dan berusaha menerimanya dengan ikhlas.

Kita seharusnya bisa belajar menerima dan beradaptasi dengan keadaan seperti Peter Parker. Mau segetir apapun yang sedang kita hadapi, life must go on. Sedih secukupnya, marah secukupnya, lantas kita harus berani melanjutkan langkah.

Ada satu lagi hal lagi yang Penulis petik dari film Spider-Man: No Way Home. Namun, itu akan Penulis bahas di tulisan selanjutnya.


Lawang, 28 Maret 2022, terinspirasi setelah menonton film Spider-Man: No Way Home

Foto: YouTube

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version