Pengembangan Diri
Menolong Orang Secara Berlebihan
Penulis adalah tipe orang yang gemar menolong orang lain. Sebisa mungkin, penulis selalu berusaha ada untuk orang-orang yang membutuhkan penulis.
Penulis merasa lebih pandai menyelesaikan masalah orang lain dibandingkan menyelesaikan permasalahan sendiri. Nampaknya, banyak orang yang mengalami problematika seperti ini.
Hanya saja, terdapat sebuah masalah yang penulis hadapi ketika menolong orang lain, terutama untuk orang-orang yang penulis sayangi.
Menolong Secara Berlebihan
Terkadang, keinginan penulis untuk menolong orang lain itu terlihat berlebihan, melebihi yang dibutuhkan orang tersebut. Akibatnya, orang tersebut justru merasa risih dengan bantuan yang telah diberikan.
Beberapa hari terakhir ini, penulis merenungi hal ini dalam-dalam. Ternyata, berlebihan dalam membantu pun bisa berdampak kurang baik. Memang benar, tidak ada yang baik dengan yang namanya berlebihan.
Termasuk jika kita ingin memotivasi atau menyemangati orang lain. Jika terlalu berlebihan, bisa-bisa orang tersebut justru akan merasa down alih-alih menjadi semangat.
Mendorong orang lain terlalu keras bisa membuatnya terjungkal, bukan membuatnya maju beberapa langkah ke depan. Karena membuatnya terjatuh, wajar jika mereka justru balik marah ke kita.
Selain itu, keinginan baik kita tidak selalu bisa dimengerti oleh orang lain. Salah satu alasannya adalah sifat kita yang berlebihan tadi, sehingga mereka salah menangkap maksud baik kita.
Biasanya, kita akan memberi pertolongan secara berlebihan ini untuk orang yang kita sangat sayangi. Kita tentu tidak ingin orang tersebut merasa kesusahan ataupun bersedih hati, sehingga kita seolah ingin berbuat apapun untuk menolongnya.
Padahal, mungkin mereka butuh ruang untuk sendiri dan sedang tidak membutuhkan pertolongan kita. Parahnya, jika sedang melihat mereka seperti ini, kita justru semakin gencar memberikan bantuan yang justru membuatnya semakin jengkel.
Hasrat untuk menolong secara berlebihan yang penulis miliki ini bisa jadi karena rasa takut merasa sendiri yang penulis derita. Harapannya dengan menolong orang lain, kita akan bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.
Tapi penulis telah menyadari, bahwa justru menolong secara berlebihan ini bisa merusak hubungan dengan orang lain. Rasanya tidak ada orang yang ingin didorong terlalu keras, kecuali karena keinginan diri sendiri.
Penutup
Penulis akan tetap berusaha mendedikasikan hidupnya untuk bisa membantu orang lain. Sebagai makhluk sosial, penulis memahami kita harus selalu saling tolong menolong.
Akan tetapi, penulis juga harus berusaha tidak memberikan bantuan melebihi yang diinginkan dan dibutuhkan oleh orang tersebut yang berdampak buruk bagi satu sama lain.
Bagi pembaca sekalian, mari tolong menolong secara wajar tanpa harus membuat orang lain merasa didorong terlalu keras. Kita ingin memberikan yang terbaik untuk orang yang kita sayang, maka bantulah sesuai yang mereka butuhkan dan inginkan.
Kebayoran Lama, 11 September 2019, terinspirasi setelah merasa telah mendorong orang lain terlalu keras
Foto: lalesh aldarwish