Produktivitas

Aplikasi Produktivitas yang Saya Gunakan

Published

on

Sama seperti pisau, smartphone yang kita gunakan sehari-hari juga bermata dua. Di satu sisi bisa menyeret kita ke dalam lingkaran setan dengan berbagai godaannya, tapi di sisi lain bisa digunakan untuk menunjang produktivitas kita.

Penulis berusaha untuk mereduksi penggunaannya smartphone-nya untuk kegiatan yang kurang produktif seperti cek media sosial, nonton YouTube, dan lain sebagainya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan berbagai aplikasi produktivitas.

Untuk itu, Penulis ingin berbagi sedikit tentang pengalamannya dalam menggunakan aplikasi-aplikasi produktivitas yang pernah (dan masih) digunakan. Semoga saja, rekomendasi aplikasi berikut bisa membantu masalah yang sedang dihadapi oleh Pembaca.

Daftar Aplikasi Produktivitas yang Penulis Gunakan

Untuk memudahkan para Pembaca yang ingin langsung mencoba menggunakannya, Penulis akan langsung memberikan tautan untuk mengunduhnya. Apalagi, aplikasi yang ada di daftar ini semuanya gratis, walau ada beberapa yang freemium.

Tanpa perlu berpanjang lebar lagi, inilah daftar aplikasi produktivitas yang Penulis gunakan sehari-hari:

1. Google Calendar – Menulis Agenda Harian

Sejak zaman kuliah, Penulis kerap mencatat agenda harian. Awalnya, Penulis mencatat rencana apa yang akan dilakukan hari itu, atau mungkin bisa disebut juga sebagai time blocking.

Namun, pada pelaksanaannya ternyata banyak yang meleset, sehingga Penulis memutuskan untuk menggantinya dengan mencatat apa saja yang telah dilakukan hari itu. Ini membantu Penulis mengevaluasi diri apa saja yang sudah dilakukan pada hari tersebut.

Dulu, setiap tahun Penulis akan membeli buku agenda fisik yang tebalnya lumayan. Lantas, Penulis memutuskan untuk beralih ke digital dan Google Calendar menjadi pilihan karena kemudahan dan kesederhanannya.

Dalam menulis agenda harian, Penulis membedakan aktivitasnya berdasarkan warna. Misal, warna Blueberry untuk aktivitas produktif, Tomato untuk kegiatan seputar ibadah, dan Tangerine untuk aktivitas blog.

Seringnya Penulis mencatat agenda harian di Google Calendar pada malam hari menjelang tidur, sekitar jam 9-10. Dibutuhkan konsistensi tinggi untuk bisa rutin menulis agenda harian ini.

2. Loop Habit Tracker – Mencatat dan Melacak Kebiasaan

Omong-omong soal konsistensi, hal tersebut terkait dengan yang namanya kebiasaan. Untuk membantu membangun kebiasaan baik, Penulis pun memutuskan untuk menggunakan aplikasi bernama Loop Habit Tracker.

Aplikasi ini memiliki user interface yang sederhana, di mana akan ada daftar baris kebiasaan dan kolom hari. Ketika kebiasaan tersebut terlaksana, kita hanya perlu mencetangnya. Jika tidak terlaksana, biarkan saja.

Sama seperti aplikasi sebelumnya, kita juga bisa mengkategorikan kebiasaan sesuai dengan warna agar lebih mudah mengurutkannya. Penulis menggunakan warna merah untuk kegiatan ibadah, warna biru untuk rutinitas pagi, warna kuning untuk aktivitas belajar, dan lainnya.

Dengan menggunakan aplikasi ini, Penulis jadi merasa ada semacam keterikatan agar tidak memutus rantai kebiasaan yang telah dibentuk. Bisa dibilang, aplikasi ini menjadi semacam to-do list apa saja rutinitas yang harus diselesaikan hari itu.

Selain itu, ketika dalam satu hari ada banyak kebiasaan yang berhasil dilakukan, akan muncul perasaan senang karena merasa hari tersebut sangat produktif. Ini juga akan berdampak positif pada kesehatan mental.

3. Wallet – Mencatat Keuangan

Mungkin aplikasi ini tidak benar-benar membantu produktivitas kita, tapi setidaknya aplikasi ini membantu mengurangi beban pikiran ketika muncul pertanyaan, “Uang saya lari ke mana, ya?”

Dari banyaknya aplikasi manajemen keuangan yang ada, Penulis memilih Wallet. Bahkan, Penulis memutuskan untuk membeli versi premiumnya ketika sedang ada promo. Namun, versi yang gratis saja seharusnya sudah lebih dari cukup.

Dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran, Penulis merasa lebih bisa mengendalikan keuangannya secara lebih baik. Selain itu, Penulis juga jadi bisa melakukan evaluasi terkait pengeluaran mana yang bisa dikurang alokasinya agar tabungan jadi lebih banyak.

Penulis memiliki empat “rekening” dalam aplikasi ini, yakni uang cash, tabungan di dua bank, dan e-wallet. Meskipun ada fitur tersambung dengan bank secara langsung, Penulis lebih memilih untuk mencatat manual agar lebih terkontrol.

Sudah sejak tahun 2015 Penulis menggunakan aplikasi ini, di mana sebelumnya Penulis mencatat secara manual di buku. Penulis menyarankan, jangan pernah menunda-nunda dalam mencatat di aplikasi ini. Kalau sudah menumpuk, jadi malas untuk mencatatnya.

4. Microsoft To-Do List – Mencatat To-Do List Harian

Meskipun sudah ada aplikasi Habits, Penulis merasa kalau aplikasi tersebut hanya berfungsi sebagai to-do list yang bersifat rutinitas dan umum. Padahal, Penulis butuh to-do list yang bisa di-breakdown agar memperjelas apa saja yang butuh dikerjakan.

Penulis sempat menulis to-do list harian secara manual, karena Penulis sendiri juga menyukai kegiatan menulis tangan. Namun, pada akhirnya Penulis (lagi-lagi) memutuskan untuk berpindah ke digital demi alasan efisensi waktu.

Pilihan Penulis jatuh ke Microsoft To-Do List. Ketika mencobanya karena aplikasi ini tersedia secara default di laptop, Penulis langsung merasa aplikasi ini sangat cocok untuk kebutuhan dirinya. Apalagi, aplikasi ini cross-platform dan tersedia di Android serta iOS.

Apa yang membuat aplikasi ini cocok untuk Penulis adalah kita bisa melakukan breakdown dari semua aktivitas yang direncakana. Contohnya, Penulis bisa mem-breakdown apa saja aktivitas pekerjaan kantor yang harus diselesaikan.

Penulis juga bisa menjadwalkan pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan di waktu yang akan datang agar tidak terlupa. Biasanya, Penulis akan mencatat to-do list di aplikasi ini di pagi hari menjelang jam masuk kantor.

5. AppBlock – Memblokir Distraksi

Salah satu musuk terbesar produktivitas adalah distraksi yang sangat menggoda, seperti media sosial. Apalagi, hampir semua konten di media sosial sekarang memiliki konsep infinity scrolling yang bisa membuat kita lupa waktu.

Selain itu, bermain media sosial, nonton YouTube, hingga main game di jam kerja juga berpotensi untuk menimbulkan rasa malas dan tertundanya pekerjaan. Untuk itu, distraksi-distraksi ini harus segera dihilangkan.

Jika imannya kuat, menjauhkan smartphone dari jangkauan ketika jam kerja sebenarnya sudah cukup. Namun, kalau imannya lemah (seperti Penulis), butuh aplikasi bantuan. Untuk itu, Penulis menggunakan aplikasi AppBlock.

Penulis akan memblokir penggunaan media sosial dan game di smartphone mulai jam 9 pagi hingga 6 sore. Selain itu, Penulis juga memblokir di jam malam agar dirinya bisa jauh dari smartphone ketika menjelang tidur.

Dengan aplikasi ini, upaya untuk membuka aplikasi yang diblokir akan menjadi sia-sia. Tentu ada cara dengan menonaktifkan di dalam aplikasinya, sehingga kembali lagi segalanya adalah tentang niat dari diri sendiri.

6. Elevate – Melatih Otak

Setiap pagi setelah menyelesaikan ibadah, Penulis akan meluangkan waktu 15 menit untuk menggunakan aplikasi Elevate. Penulis sudah menggunakan aplikasi ini selama bertahun-tahun, bahkan hingga berlangganan tahunan untuk menikmati fitur premiumnya.

Elevate merupakan aplikasi “belajar” yang membantu melatih otak di berbagai bidang. Ada lima bidang utama di aplikasi ini, yaitu Writing, Speaking, Reading, Math, dan Memory, di mana semuanya menggunakan bahasa Inggris.

Penulis merasa sangat terbantu dengan aplikasi ini karena mampu mengasah kemampuan otak Penulis di berbagai bidang, terutama bahasa Inggris-nya. Kemampuan listening Penulis yang dirasa kurang juga jadi ada perbaikan.

7. Blinklist – Bacaan Ringan untuk Asupan Otak

Aplikasi terakhir yang ada di daftar ini baru Penulis gunakan dalam beberapa minggu terakhir. Blinklist merupakan aplikasi rangkuman buku di mana kita bisa membaca sembari dibacakan oleh narator.

Untuk versi gratisnya, kita hanya bisa membaca satu buku pilihan aplikasi. Satu buku kira-kira membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit. Jadi, aplikasi ini cocok untuk dibaca seperti saat sedang di toilet.

Buku-buku yang ada cukup menarik, dan pembawaan naratornya juga enak. Sama sekali tidak terasa kalau sang narator adalah robot seperti suara asisten Google. Ringkasan yang ada juga cukup jelas dalam menjelaskan apa inti dari buku tersebut.

Penutup

Dalam kesehariannya, ada momen-momen di mana Penulis tidak menggunakan aplikasi-aplikasi di atas. Biasanya ketika sedang hectic atau stres, Penulis tidak akan memiliki gairah untuk menggunakannya.

Namun, Penulis selalu berusaha untuk kembali ke rutinitasnya dan hidup produktif dengan bantuan aplikasi-aplikasi di atas. Seperti kata orang, kalau jatuh 1.000 kali, kita harus bangkit 1.001 kali.

Semoga saja rekomendasi aplikasi produktivitas yang Penulis gunakan dalam kesehariannya juga dapat membantu keseharian Pembaca yang ingin menjalani hidupnya dengan lebih produktif.


Lawang, 16 Januari 2023, terinspirasi setelah dirinya berusaha untuk memulai lagi rutinitas pagi yang telah lama ditinggalkan

Foto: Twitter

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version