Produktivitas

Kalau Lagi Stres, Jadinya Tidak Produktif

Published

on

Setelah menyadari bahwa waktunya di dunia hanya sebentar, Penulis dalam beberapa waktu terakhir berusaha untuk bisa memaksimalkan waktunya. Rasanya ingin bisa memanfaatkan waktu sebaik dan seproduktif mungkin.

Hanya saja, terkadang ada saatnya sangat susah untuk menjadi porduktif. Selain karena kurangnya niat, bagi Penulis pribadi menjadi produktif akan menjadi sulit ketika pikiran kita sedang penuh atau stres.

Bahkan, Penulis sering mengalami hal ini dan akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Untuk itu, kali ini Penulis ingin berbagi pengalamannya tentang bagaimana dirinya bisa kembali produktif setelah melewati masa-masa stres tersebut.

Bagaimana Keseharian Jika Sedang Stres dan Tidak Produktif?

Bisa Rebahan Seharian (Photo by Ketut Subiyanto)

Bagi orang-orang yang mengenal Penulis, pasti tahu kalau Penulis adalah tipe orang yang teratur dan sistematis. Semua hal yang dilakukan harus berurutan dan rapi. Oleh karena itu, Penulis adalah tipe orang yang suka dengan rutinitas.

Untuk menunjang hal tersebut, Penulis rutin membuat to-do list harian agar tahu ada apa saja yang harus dikerjakan. Pada malam harinya, Penulis akan mencatat semacam jurnal harian di aplikasi Google Calendar untuk mengevaluasi hari tersebut.

Nah, ketika sedang stres atau banyak pikiran, semua kebiasaan tersebut bisa ditinggalkan begitu saja. Rasanya begitu malas untuk melakukan banyak hal, apalagi yang membutuhkan ketelatenan seperti itu.

Penulis pernah hingga berbulan-bulan berhenti mencatat jurnal harian yang sudah menjadi kebiasaannya sejak zaman kuliah. Google Calendar yang dulu selalu terisi penuh, kini banyak sekali yang bolong-bolong karena tidak diisi.

Akibatnya, Penulis jadi terkesan menyepelekan waktu. Banyak pekerjaan yang tertunda atau bahkan tidak selesai sama sekali. Jika Pembaca menyadari ada waktu Penulis berhenti menulis blog selama berbulan-bulan, kemungkinan Penulis sedang berada di fase tersebut.

Lebih parahnya lagi, Penulis akan membuang-buang waktunya dengan rebahan dan menonton YouTube atau bermain media sosial untuk jangka waktu yang kelewat banyak. Terhibur tidak, malah merasa bersalah karena sudah menyia-nyiakan waktu yang ada.

Apalagi, Penulis bukan tipe orang yang “cepat bangkit dari keterpurukan” sehingga bisa langsung menyetop dirinya untuk tidak produktif dan mulai kembali menata kehidupannya. Oleh karena itu, ketidakproduktifan ini bisa berlangsung lama dan berputar-putar.

Lalu, Apa yang Harus Dilakukan agar Kembali Produktif?

Contoh Video-Video di YouTube yang Penulis Tonton untuk Memotivasi Dirinya

Yang namanya masalah, tentu harus dicari akarnya untuk mengetahui solusinya. Untuk itu, cara yang paling utama adalah bagaimana kita bisa mengatasi stres tersebut. Karena definisi stres, tentu Penulis tidak bisa menjabarkan secara rinci hal tersebut.

Semua orang memiliki caranya masing-masing dalam mengatasi stres. Ada yang dengan cara makan, nonton film, tidur, liburan, ibadah, main bersama anak, dan lain sebagainya. Lakukan apa yang biasanya membuat kita bisa melepas stres tersebut.

Dalam mengatasi stres, durasi yang dibutuhkan juga berbeda-beda. Ada yang cukup satu hari, ada yang butuh berminggu-minggu. Penulis kebetulan termasuk kategori yang terakhir, dan sadar kalau dirinya harus bisa mengelola stresnya dengan lebih baik lagi.

Jika stres sudah bisa mulai dilepas, cobalah untuk mulai kembali produktif kembali. Pakai bantuan dari eksternal juga sangat boleh. Kalau Penulis, biasanya akan memicu dirinya sendiri dengan cara nonton berbagai video YouTube yang memiliki tema produktivitas.

Contohnya adalah video desk tour, rutinitas pagi orang lain, ataupun sekadar orang yang memberikan tips produktif. Memang tidak semuanya langsung Penulis terapkan dalam kehidupannya, tetapi itu sudah cukup untuk memotivasi Penulis.

Jika kita sudah mulai tergerak untuk kembali produktif, mulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Jangan langsung mulai melakukan hal-hal produktif dengan jumlah yang besar, seperti lari pagi sepuluh kilometer atau belajar hal baru selama satu jam.

Mulai saja setiap aktivitas produktif dari yang terkecil. Kalau mau lari pagi, satu putaran cukup. Kalau mau baca buku, coba niati satu halaman dulu. Kalau mau meditasi, coba lima menit dulu. Kalau mau bersih-bersih, rapikan saja dulu meja kerja atau kamar tidur.

Nah, kalau sudah memulai, nanti seiring berjalannya waktu jumlah atau durasi dari aktivitas-aktivitas tersebut akan bertambah dengan sendirinya. Yang penting mulai aja dulu, karena tubuh biasanya akan menambah porsinya secara otomatis ketika kita sudah memulainya.

Penutup

Apa yang Penulis tuangkan di tulisan ini adalah apa yang Penulis alami sendiri. Untuk itu, belum tentu cara di atas juga bisa dilakukan oleh orang lain. Tentu ada orang yang benci dengan rutinitas, tapi bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik.

Penulis sendiri menyadari bahwa dirinya butuh keteraturan. Dalam masa-masa berhenti mencatat jurnal harian, Penulis benar-benar tidak peduli jika mau melakukan hal-hal yang tidak produktif dalam jangka waktu lama.

Beda dengan ketika Penulis rutin mencatat jurnal harian, di mana Penulis merasa terpacu untuk memanfaatkan waktunya agar merasa puas ketika mencatatkannya di malam hari. Jika seharian merasa produktif, seolah ada dopamin yang dikirimkan ke otak.

Untuk itu, solusi jangka panjang dari permasalahan “kalau lagi stres jadi tidak produktif” adalah belajar mengelola emosi dan stres lebih baik lagi. Penulis pun hingga saat ini masih belajar karena merasa dirinya sangat kurang.

Ketika kita mampu mengendalikan emosi dan stres kita, yang notabene mengendalikan diri sendiri, hidup produktif akan bisa dilakukan dengan lebih rutin dan baik. Kalaupun ada masalah, itu tidak akan terlalu memengaruhi produktivitas kita.


Lawang, 1 November 2022, terinspirasi dari pengalamannya sendiri yang bisa benar-benar tidak produktif ketika sedang stres

Foto: Andrea Piacquadio

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version