Pengembangan Diri

Suka Duka Seorang Pemikir

Published

on

Rasanya sejak kecil Penulis menyadari bahwa dirinya merupakan seorang pemikir. Salah satunya mungkin karena banyaknya buku ilmu pengetahuan yang dibaca seperti serial Aku Ingin Tahu dan biografi komik tokoh-tokoh terkenal.

Menjadi pemikir itu ada suka dukanya sendiri alias ada sisi positif dan negatifnya. Oleh karena itu, kali ini Penulis ingin membaginya kepada Pembaca sekalian. Siapa tahu, ada yang merasakan hal serupa.

Sisi Positif Seorang Pemikir

Mampu Merancang Strategi (Campaign Creators)

Dengan menjadi seorang pemikir, Penulis sering merencanakan beberapa langkah ke depan sekaligus sehingga bisa melakukan antisipasi jika sesuatu yang tidak direncanakan terjadi.

Menjadi pemikir juga akan mendorong kita untuk sering berpikir sebelum bertindak. Kita akan melihat, konsekuensi seperti apa yang akan dihadapi jika kita melakukan sesuatu.

Hal ini penting jika kita harus merancang strategi di dunia pekerjaan ataupun sedang menghadapi suatu permasalahan. Memang tidak semuanya bisa diantisipasi, namun setidaknya kita lebih siap secara mental.

Sifat pemikir juga bisa merangsang rasa ingin tahu yang akan membuat kita banyak membaca literasi ataupun menonton video yang membahas topik yang dicari.

Jika sedang menemukan sesuatu yang tidak diketahui, kita akan langsung mencarinya di Google ataupun bertanya kepada orang yang lebih paham karena dihinggapi rasa penasaran itu tidak enak.

Seorang pemikir juga jadi banyak merenungi hal-hal yang kerap diabaikan oleh orang kebanyakan, mulai dari masalah lingkungan yang memburuk hingga bagaimana alam semesta ini tercipta.

Penulis juga jadi sering melakukan interopeksi diri. Apa saja yang harus dibenahi dari diri ini, langkah apa yang harus diambil agar bisa lebih baik, dan lain sebagainya. Sering kali seorang pemikir juga pandai memotivasi dirinya sendiri.

Sisi Negatif Seorang Pemikir

Mudah Stres (ahmad gunnaivi)

Hanya saja, jika sifat pemikir yang dimiliki menjadi berlebihan, efek sampingnya juga tidak kalah banyak. Bahkan, bisa lebih banyak dari sisi positif yang sudah Penulis sebutkan di atas.

Entah ini karena Penulis pemikir atau emang dari sononya, Penulis merasa menjadi orang yang kaku dan kurang bisa santai dalam menjalani hidup. Terkadang, Penulis iri ketika melihat ada orang yang hidupnya bisa santuy.

Hal itu bisa terjadi karena kita mudah kepikiran terhadap sesuatu, termasuk dari kejadian yang sepele. Jika ada seorang teman yang tidak membalas chat, pikiran kita akan melayang ke mana-mana dan mulai menyalahkan diri sendiri.

Contoh dampak negatif lainnya adalah sulit membuat keputusan karena terlalu memikirkan banyak kemungkinan. Kita menjadi bimbang dalam memilih tindakan apa yang harus diambil dalam suatu kondisi.

Pemikir juga kerap memikirkan masa lalunya yang membuat kita melakukan penyesalan tak berarti. Biasanya, aktivitas ini dibumbui dengan kata seandainya begini seandainya begitu.

Oleh karena itu, seorang pemikir juga kerap mengkritisi dirinya sendiri bahkan hingga membenci dirinya sendiri. Penulis telah menyadari bahwa perilaku tersebut tidak baik dan sudah seharusnya tidak dilakukan.

Menjadi seorang pemikir yang berlebihan juga kerap membuat kita stres. Ujung-ujungnya, kesehatan kita (fisik dan mental) pun menjadi terganggu.

Kalau yang sering Penulis alami, Penulis sering merasa khawatir secara berlebihan. Kadang khawatir sama masa depan, khawatir kalau orang lain meninggalkan Penulis, dan lain sebagainya. Hasilnya akan membuat kita gampang merasa insecure.

Penutup

Banyak hal yang Penulis pikirkan dalam hidupnya sehari-hari, mulai yang sepele seperti nanti siang makan apa sampai yang berat seperti bagaimana kalau aku besok mati dengan dosa yang masih menumpuk.

Jika boleh jujur, Penulis ingin menjadi orang yang lebih santuy dalam menikmati hidup. Tetap menjadi pemikir tidak masalah, namun tidak sampai berlebihan yang ujung-ujungnya membuat stres.

Maka dari itu, Penulis berusaha untuk mengurangi kadar pemikirnya dan banyak membaca buku seputar topik tersebut. Dengan demikian, Penulis bisa menjadi seorang pemikir tanpa perlu merasa stres.

 

 

Kebayoran Lama, 1 Februari 2020, terinspirasi dari dirinya sendiri yang pemikir

Foto: Visit Philadelphia

Fanandi's Choice

Exit mobile version