Olahraga

Benarkah Arab Saudi Merusak Sepak Bola?

Published

on

Musim transfer kali ini benar-benar terasa aneh dan janggal. Alasannya apalagi kalau bukan karena banyaknya kepindahan pemain bintang ke Saudi Pro League atau Liga Arab Saudi yang tengah menjadi banyak sorotan masyarakat.

Karim Benzema dan N’Golo Kante (Al Ittihad), Edouard Mendy (Al Ahli), hingga Kalidou Koulibaly dan Ruben Navas (Al Hilal) telah dipastikan pindah ke sana. Sebenarnya Hakim Ziyech telah pindah ke An Nassr, tetapi batal karena gagal di tes medis.

Apakah hanya itu saja? Tentu saja tidak. Nama-nama tenar seperti Roberto Firminho, Bernardo Silva, Marcelo Brozovic, hingga Saul juga rasanya sebentar lagi akan segera ikut merapat. Penulis tak akan kaget kalau Neymar juga ikut pindah ke sana.

Mungkin penggemar sepak bola di Arab Saudi merasa bahagia dengan kepindahan ini karena mereka bisa melihat bintang sepak bola bermain di negara mereka. Namun, bagi penggemar sepak bola di berbagai belahan dunia lain, bisa jadi ini merupakan sebuah bencana.

Sepak Bola, Kunci Arab Saudi untuk Lepas Ketergantungan dari Minyak

Ronaldo di Al Nassr (Sporting News)

Uang jelas menjadi salah satu daya tarik utama yang dimiliki oleh klub-klub di Arab Saudi. Apalagi, tim-tim besar di sana mendapatkan suntikan investor dari pemerintah langsung, sehingga mereka memang memiliki budget untuk mendatangkan pemain bintang.

Setelah membaca dan menonton dari berbagai sumber, ternyata salah satu alasannya adalah keinginan Arab Saudi untuk bisa lepas ketergantungan dari minyak pada tahun 2030. Nah, tourism menjadi salah satu alternatifnya.

Dengan mendatangkan banyak pemain bintang, maka Liga Arab Saudi akan lebih sering disorot oleh media. Dengan begitu, secara tidak langsung Arab Saudi “memanfaatkan” sepak bola untuk mengiklankan negaranya kepada dunia dan menarik perhatian turis.

Alasan yang sama juga berlaku untuk industri olahraga lainnya, termasuk Formula 1. Seperti yang kita ketahui, banyak sekali tuan rumah GP yang berasal dari Timur Tengah. Tidak hanya Arab Saudi, Qatar, Bahrain, hingga Uni Emirate Arab juga menjadi tuan rumah.

Olahraga memiliki pangsa pasar yang begitu besar, apalagi sepak bola yang universal. Bila berkaca pada Piala Dunia 2022 di Qatar, sepak bola memang bisa mendatangkan keuntungan besar bagi si penyelenggara. Bahkan, banyak sekali turis berdatangan dari seluruh dunia.

Oleh karena itu, wajar jika mereka berusaha untuk membuat liga mereka menjadi tenar, dan salah satu caranya adalah dengan mendatangkan pemain bintang. Diawali dengan Cristiano Ronaldo di awal tahun, pemain-pemain bintang lainnya pun mulai berdatangan.

Seberapa Sustain Liga Arab Saudi?

Oscar, Salah Satu Bintang di Liga China (beIN Sports)

Fenomena seperti ini bukan kali pertama. Sebelumnya, beberapa tahun yang lalu, Liga Sepak Bola China juga membuat gempar dengan mendatangkan banyak pemain dunia ke negaranya. Beberapa yang Penulis ingat adalah Oscar dan Carloz Tevez.

Namun, Liga China tidak mampu bertahan lama dan fenomena tersebut hanya terdengar selama beberapa tahun. Hari ini, Penulis hampir tidak pernah mendengar kabari dari sana. Bahkan, teman Penulis menyatakan kalau liga di sana sudah hampir bangkrut.

Lantas, apakah Arab Saudi akan mengalami nasib yang serupa dengan Liga China? Bisa jadi, jika mereka gagal menghadirkan liga yang kompetitif dan menarik bagi penonton di dunia. Teman Penulis memprediksi kalau fenomena ini hanya akan bertahan sekitar 3 tahun.

Dengan mendatangkan pemain bintang, tentu budget gaji untuk mereka akan membengkak. Klub pun harus memutar otak bagaimana caranya agar bisa balik modal. Apakah yakin kalau hanya dari penjualan tiket dan merchandise saja sudah bisa nutup?

Meskipun memiliki investor langsung dari pemerintah, Penulis sendiri merasa skeptis kalau itu bisa bertahan untuk jangka panjang. Di mana-mana yang namanya investor, tentu tidak ingin terus merugi, kecuali kalau investornya benar-benar sabar.

Ketika klub-klub Arab Saudi sudah tidak mampu lagi membayar gaji selangit para pemainnya, tentu Liga Arab Saudi tidak akan lagi menarik. Pada akhirnya, keadaan pun akan kembali seperti semua, di mana mata dunia berfokus pada liga-liga di Eropa.

Lantas, Apakah Arab Saudi Merusak Sepak Bola?

Siapa Pengganti Benzema? (Bleacher Report)

Banyak penggemar bola yang menganggap Arab Saudi telah merusak sepak bola karena kebijakan transfernya di musim ini. Penawaran gaji yang bisa dibilang tidak masuk akal berhasil memikat banyak bintang dunia untuk “hijrah” ke sana.

Penggemar khawatir, nantinya akan makin banyak pemain bolah yang hebat pindah ke Liga Arab Saudi yang secara kompetitif sebenarnya tidak terlalu menarik. Tentu lebih enak melihat permainan Real Madrid daripada Al Nassr.

Pemain senior seperti Gary Neville pun berada di kubu yang sama, walau banyak yang menuding ia hipokrit karena diam saja ketika negara Arab membeli klub-klub Liga Inggris seperti Newcastle United dan Manchester City.

Bagi Penulis pribadi, rasanya Arab Saudi tidak akan merusak sepak bola. Lihat saja, pemain-pemain yang pindah ke Arab Saudi adalah pemain veteran yang masa keemasannya akan atau telah habis. Mereka tinggal menunggu waktu untuk pensiun saja.

Justru, menurut teman Penulis, pindahnya pemain veteran ke Arab Saudi justru akan membukakan pintu untuk para pemain muda menunjukkan kebolehannya dan mengisi “kekosongan” yang telah ditinggal seniornya.

Kecuali kalau tim-tim Arab Saudi berani bayar mahal demi mendatangkan pemain muda seperti Erling Haaland, Kylian Mbappe, hingga Vinicius Junior, barulah Penulis merasa ketar-ketir melihat masa depan sepak bola.

Penutup

Mendatangkan pemain bintang adalah salah satu strategi Arab Saudi untuk bisa bertahan jika nanti cadangan minyaknya telah habis. Oleh karena itu, Penulis sama sekali tidak menyalahkan mereka, bahkan merasa salut dengan strategi tersebut.

Mendatangkan pemain bintang mungkin perkara mudah bagi tim-tim Arab Saudi, tetapi mampu menghadirkan kompetisi yang seru dan menarik secara konsisten adalah pekerjaan berat. Kehadiran satu-dua pemain, mungkin tidak akan terlalu berpengaruh secara signifikan.

Satu hal yang Penulis khawatirkan adalah sustainability dari liga Arab Saudi itu sendiri, jangan sampai berakhir seperti Liga China. Namun, bisa jadi memang Arab Saudi menggunakan strategi ini untuk beberapa tahun saja, bukan untuk seterusnya.

Apapun itu, Penulis hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi para pemain bintang yang memutuskan untuk pindah ke Liga Arab Saudi. Hanya saja, mau sebanyak apapun pemain bintang yang datang, rasanya Penulis akan tetap tidak menonton Liga Arab Saudi.


Lawang, 3 Juli 2023, terinspirasi dari banyaknya bintang sepak bola yang pindah ke Liga Arab Saudi

Foto Featured Image: Eurosport

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version