Olahraga
Jangan Menangis Ronaldo, Anda Tetap Salah Satu GOAT
Kejutan seolah tak habis-habis di Piala Dunia Qatar 2022. Di babak gugur sempat terlihat kalau kejutan akan habis, tapi ternyata masih ada. Selain Kroasia yang mengalahkan Brazil, Maroko juga berhasil menjadi giant killer.
Korban terbaru dari Maroko adalah Portugal, yang banyak dijagokan orang akan melenggang ke final agar pertandingan idaman “Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo” bisa terjadi. Sayangnya, mimpi banyak orang (termasuk Penulis) harus terkubur dalam-dalam.
Setelah pertandingan, kita bisa melihat bagaimana Ronaldo menangis dengan cukup kencang hingga menimbulkan perasaan iba kepada para penggemar sepak bola secara umum. Penulis, yang sempat ngomel-ngomel karena ulahnya di Manchester United, turut bersimpati.
Kejutan Maroko yang Tak Usai-Usai
Berada di grup F bersama Belgia, Kroasia, dan Kanada, sebenarnya Maroko tidak diunggulkan untuk lolos. Bahkan, Penulis pun membuat prediksi kalau duo negara Eropa yang akan lolos. Namun, nyatanya Maroko berhasil membungkam Belgia dan lolos ke babak selanjutnya.
Kejutan Maroko dianggap akan selesai di babak 16, di mana mereka harus berhadapan dengan Spanyol. Sekali lagi, Maroko menunjukkan pertahanan yang solid dan kerja sama yang baik, hingga pada akhirnya mampu memenangkan adu penalti melawan Spanyol.
Berhadapan dengan Portugal, Maroko lagi-lagi mampu memperlihatkan permainan yang baik, meskipun banyak yang mengkritik negative football yang dilakukan oleh mereka. Bagi Penulis, hal tersebut sah-sah saja, apalagi jika harus berhadapan dengan lawan yang lebih kuat.
Maroko memang menjadi salah satu tim dengan penyerangan terburuk karena hanya bisa mencetak sedikit gol sepanjang turnamen. Namun, Maroko juga menjadi tim pertahanan terbaik karena baru kebobolan satu gol, itupun gol bunuh diri.
Beralih ke Portugal. Seperti biasa, kamera akan menyorot dua sisi kontradiktif antara suka cita pemenang dan duka mendalam tim yang kalah. Tentu saja, kamera akan dengan sigap mencari sang kapten Cristiano Ronaldo, yang terlihat menangis dengan cukup kencang.
Ronaldo dan Kandasnya Impian Membawa Portugal Juara Dunia
Sudah menjadi rahasia umum kalau Ronaldo adalah orang yang ambisius, bahkan hingga sekarang. Salah satu alasan mengapa ia keluar dari Manchester United karena (tampaknya) ia masih ingin meraih gelar juara.
Hingga saat ini, hampir semua juara mayor telah ia raih, mulai Liga Champion yang begitu ia dominasi, juara liga dari Inggris, Spanyol, hingga Italia, dan tentu saja berbagai penghargaan pribadi seperti Ballon d’Or.
Untuk di level timnas, Ronaldo telah berhasil membawa negaranya membawa dua gelar utama, yakni Euro 2016 dan Nations League 2019. Sebelum ada Ronaldo, Portugal belum pernah juara turnamen-turnamen tersebut.
Jadi, bisa dibilang kalau impian Ronaldo yang tersisa untuk negaranya adalah Piala Dunia, sesuatu yang Lionel Messi juga berambisi mempersembahkannya untuk negaranya. Sayangnya, impian tersebut harus kandas di tangan Maroko.
Kemungkinan, tangis Ronaldo yang begitu terlihat menyesakkan adalah karena ia menyadari di usianya yang tahun depan 38 tahun, ini adalah kesempatan terakhirnya untuk bisa membawa Portugal juara dunia.
Penutup
Mungkin akan ada sebagian penggemar Manchester United yang akan menertawakan kekalahan Portugal dan Ronaldo. Mereka menganggap itu adalah karma karena telah meninggalkan klub dengan buruk.
Namun, Penulis tidak seperti itu. Penulis turut bersimpati dan ikut merasakan kesedihan yang dialami oleh Ronaldo. Bagaimanapun, impian besar yang gagal diraih jelas terasa menyakitkan, apalagi bagi bintang besar seperti Ronaldo.
Ia mungkin sudah habis, permainannya sudah tidak selincah dan setajam dulu lagi. Namun, hal tersebut tidak menutup fakta kalau Ronaldo adalah tetap salah satu GOAT, Greatest of All Time. Penulis bersyukur telah hidup dan besar di eranya.
Lawang, 12 Desember 2022, terinspirasi setelah melihat pertandingan antara Maroko melawan Portugal
Foto: The Telegraph
You must be logged in to post a comment Login