Pengalaman

Pembubaran Panitia Tahun Ini Sedikit Berbeda

Published

on

Setiap tahun, di tempat tinggal Penulis selalu ada perayaan hari kemerdekaan Indonesia, yang sering disebut sebagai Agustusan atau 17-an. Berbeda dengan tempat lain, perayaan di tempat Penulis bisa dibilang telah dimulai bahkan sebelum masuk ke bulan Agustus.

Jika di tempat lain hanya mengadakan lomba di sekitar tanggal 17, maka di tempat Penulis telah dimulai sejak bulan Juli dan akan terus berlangsung hingga mendekati tanggal 17. Sebegitu semangatnya memang di tempat Penulis dalam merayakan kemerdekaan.

Tidak hanya mengadakan lomba-lomba, ada juga acara lain seperti Jalan Sehat, Bazaar, dan puncaknya adalah Malam Tasyakuran yang selalu diadakan pada tanggal 16 Agustus. Semua rangkaian acara ini diatur dan dikelola oleh Karang Taruna.

BACA JUGA: SWI Mengajar 2.0

Setelah menjalani kurang lebih satu bulan yang padat dan melelahkan, maka sudah menjadi sebuah tradisi kalau ada acara pembubaran panitia sebagai bentuk reward atas kerja keras mereka. Selama ini, destinasi pembubaran selalu pantai.

Nah, gebrakan baru dibuat oleh panitia tahun ini, yang memutuskan untuk memilih tempat dan acara yang benar-benar baru. Kali ini bukan ke pantai, melainkan camping di gunung selama dua hari!

Maka dari itu, Penulis ingin membahas sedikit tentang pembubaran panitia tahun ini yang diadakan pada tanggal 26 – 27 Agustus 2023 kemarin.

Persiapan yang Jauh Lebih Ribet dan Melelahkan…

Ketika pembubaran ke pantai, bisa dibilang tidak ada persiapan yang istimewa. Yang penting adalah menentukan destinasi pantai yang mana, memastikan sewa kendaraan, lalu masing-masing panitia diminta untuk membawa keperluannya masing-masing.

Untuk camping tentu tidak bisa sesantai itu karena persiapannya jauh lebih ribet. Saking ribetnya, sampai harus dibuat panitia pembubaran tersendiri (yang terdiri dari lima anggota) karena memang sebanyak itu yang harus disiapkan.

Pertama, melakukan survei tempat camping-nya, yang setelah melalui berbagai seleksi akhirnya dipilih Bedengan Camping Ground. Awalnya ada niatan untur reservasi lokasi, tetapi ternyata tidak bisa dan dipersilakan untuk langsung datang saja.

Kedua, mencari sumber dana acara pembubaran, yang biasanya didapatkan dari donasi. Dana yang dibutuhkan cukup besar untuk masuk ke lokasi, menyewa peralatan camping, makan, dan lain sebagainya.

Ketiga, menyewa berbagai peralatan camping mulai dari tenda, kompor, tikar, kayu bakar, sleeping bag, dan lain sebagainya. Keempat, menentukan rundown karena acara camping ini sampai menginap, sehingga harus diatur apa saja kegiatannya nanti.

…tapi Worth It!

Semua upaya dan persiapan yang dilakukan oleh panitia “mini” pada dasarnya hanya ingin membuat acara pembubaran yang berhasil dan meriah, juga sebagai bentuk apresiasi kepada panitia 17-an yang telah memberikan tenaga dan waktu mereka untuk menyukseskan rangkaian acara.

Untunglah selama acara pembubaran di Bedengan, acara bisa berlangsung dengan lancar dan semua terlihat bahagia. Berbagai kegiatan yang telah dipersiapkan diikuti dengan gembira dan bersemangat. Dinginnya tempat camping seolah kalah dengan kehangatan yang muncul dari acara ini.

Pada hari Sabtu, acara yang dilakukan antara lain adalah membangun tenda, menyalakan api unggun, diskusi sekaligus pemberian motivasi dari ayah Penulis, bermain Werewolf, hingga sesi curhat yang bisa berlangsung hingga pagi hari.

Penulis sendiri memutuskan untuk tidak tidur di dalam tenda karena memprioritaskan panitia terlebih dahulu. Penulis memilih untuk tidur di dekat api unggun hanya dengan bermodalkan sleeping bag di tengah dinginnya gunung. Alhamdulillah tidak sampai kena flu.

Di hari Minggunya, ada acara lomba masak, permainan lagi, hingga jelajah sungai. Pada akhirnya kami “turun gunung” menjelang sore, sehingga total waktu yang dihabiskan di Bedengan kurang lebih satu hari penuh. Benar-benar pengalaman yang worth it!

***

Penulis sendiri sebenarnya bukan termasuk panitia karena sudah “pensiun”. Namun, Penulis mendapatkan “undangan khusus” sebagai senior yang sesekali memberikan masukan, baik dalam acara 17-an maupun pembubaran ini. Penulis juga mengisi acara tersebut dengan menjadi moderator permainan Werewolf.

Melihat keceriaan dan semangat para panitia 17-an, baik dalam rangkaian acara maupun pembubaran, membuat Penulis merasa senang karena Karang Taruna di kampung Penulis masih berjalan hingga saat ini, bahkan menjadi lebih baik lagi.

Mereka adalah wujud dari kepedulian generasi muda, yang kerap dicap apatis dan acuh, terhadap lingkungan di mana mereka tinggal. Semoga saja semangat mereka ini akan terus bertahan hingga seterusnya dan regenerasi akan terus berjalan.


Rungkut, 19 September 2023, terinspirasi setelah mengikuti acara pembubaran panitia 17-an tahun 2023 

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version