Pengembangan Diri

Menikmati Kebosanan

Published

on

Ketika sedang merasa bosan karena tidak ada aktivitas, apa yang akan Pembaca lakukan? Mungkin jawabannya akan berkisar antara mengecek gawai, berselancar di media sosial, bermain gim, dan aktivitas di depan ponsel lainnya.

Di antara semua probabilitas tersebut, kemungkinan besar pelarian kita adalah media sosial, entah Instagram, Twitter, TikTok, dan lainnya. Apalagi, sekarang ada banyak konten infinity scroll yang kerap membuat kita lupa waktu.

Penulis bisa mengatakan hal tersebut karena dirinya sendiri pun juga seperti itu. Ketika memperhatikan orang-orang di sekitar Penulis, mereka juga seperti itu. Ketika sedang berada di transportasi umum, kebanyakan terpaku di depan layar ponselnya.

Pada tulisan kali ini, Penulis ingin mengajak para Pembaca sekalian untuk mencoba menikmati ketika rasa bosan datang melanda. Tidak perlu melakukan apa-apa, rasakan saja kebosanan tersebut.

Kenapa Setiap Merasa Bosan Langsung Otomatis Cek Ponsel?

Bosan Dikit Cek HP (Photo by Andrea Piacquadio)

Dalam keseharian, pasti ada saja kesibukan yang kita lakukan. Yang kerja ya kerja, yang sekolah ya belajar, dan lain sebagainya. Ketika sedang fokus melakukan aktivitas tersebut, pikiran kita tercurahkan di sana.

Namun, ketika pekerjaan atau tugas sekolah telah selesai, apa yang akan kita lakukan? Kemungkinan besar akan istirahat sambil cek media sosial, main gim, atau nonton YouTube. Refreshing untuk melepaskan penat.

Hal ini tentu sangat wajar dan mungkin memang dibutuhkan oleh diri selama dosisnya normal. Kalau refreshing dengan scroll TikTok sampai tiga jam, ya menurut Penulis sudah agak kebablasan.

Penulis sendiri adalah tipe yang sering “terbuai” dengan media sosial. Niatnya hanya lima menit, malah keterusan sampai satu jam. Ini sering Penulis lakukan ketika merasa bosan dan belum ada aktivitas lain yang harus diselesaikan (atau ada, tapi ditunda).

Menyadari kekurangan ini, Penulis pun berusaha untuk membatasi penggunaan media sosial dan ponselnya. Fitur pembatas waktu yang ada Penulis manfaatkan betul, bahkan sesekali menggunakan aplikasi yang akan memblokir total pemakaian.

Hidup Itu Butuh Jeda

Merasa Bosan Itu Memang Tidak Enak (Photo by cottonbro)

Pertanyaannya, kenapa tubuh ini seolah otomatis mengecek ponsel ketika merasa suwung? Berdasarkan pengalaman pribadi, hal tersebut terjadi karena kita telah membiasakan “menggantungkan diri” ke ponsel ketika merasa bosan.

Ketergantungan pada ponsel ketika merasa bosan ini menurut Penulis agak bahaya. Kita seolah “diperbudak” dan tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Dari yang awalnya karena merasa bosan, kemungkinan kita akan lanjut berkutat di depan layar hingga berjam-jam.

Tubuh dan pikiran kita seolah tidak dibiarkan memiliki jeda untuk menikmati kebosanan yang sedang terjadi. Seolah ada tuntutan dari dalam diri kalau harus ada sesuatu yang dilihat, jangan sampai merasa bingung harus ngapain.

Padahal, merasakan dan menyadari kebosanan itu ada manfaatnya. Ketika dalam melakukan rutinitas seolah kita mampu bergerak secara otomatis, jeda sebentar ketika merasa bosan akan membantu kita menyadari hadirnya diri kita sendiri.

Abaikan saja saran dari otak atau tangan yang bergerak otomatis mengambil ponsel. Cukup duduk dan biarkan kebosanan tersebut datang. Nikmati kebosanan tersebut, karena mungkin ada saatnya kita begitu disibukkan oleh banyak hal hingga tak sempat merasa bosan.

Apa yang akan Datang Ketika Menikmati Kebosanan

Mungkin Bisa Sekalian Sambil Meditasi (Photo by Andrea Piacquadio)

Ketika berusaha menikmati kebosanan dan tidak membiarkan pikirannya diambil alih oleh ponsel, pikiran Penulis awaknya pasti akan random dan memikirkan apapun yang terlintas. Rasanya memang tidak nyaman, sehingga godaan untuk mengecek ponsel menjadi besar.

Namun, selang beberapa menit, kita sudah mulai bisa memusatkan pikiran kita. Dengan berhenti sejenak, terkadang kita menemukan inspirasi, menyadari tentang mindfulness atau hadir untuk saat ini, dan lainnya.

Tak jarang kita jadi menyadari sesuatu yang kemungkinan besar selama ini terabaikan karena terlalu bergantung pada ponsel untuk mengusir kebosanan. Penulis kadang merenung tentang hidupnya, tentang kesalahannya, bahkan memikirkan apa yang perlu diperbaiki.

Ketika sedang ada di tempat umum, misal sedang menunggu pesawat lepas landas, Penulis kerap duduk dan mengamati sekitar. Ada saja hal unik dan menarik yang tidak akan Penulis sadari jika menggunakan waktu menunggu tersebut untuk bermain ponsel.

Cobalah sesekali ketika merasa bosan, jangan mengecek ponsel. Diam saja, nikmati kebosanan tersebut merasuki tubuh. Coba atur napas yang biasanya selalu bersikulasi secara otomatis tanpa perlu diatur. Coba sadari kalau kita hadir saat ini, di sini, tanpa perlu melakukan hal lain.

Penutup

Tulisan ini tentunya bukan mengajak para Pembaca untuk sering-sering merasa bosan dan melamun. Inti dari tulisan ini adalah ajakan untuk menghilangkan ketergantungan terhadap ponsel saat merasa bosan.

Alih-alih mendistraksi pikiran dengan sesuatu yang belum tentu bermanfaat, ada baiknya kita menggunakannya untuk me time. Coba rasakan kehadiran kita saat ini, bahwa kita sebagai manusia tengah berada di suatu ruang tanpa ada sesuatu yang harus dikerjakan.

Menikmati kebosanan itu sesekali menyenangkan kok, bahkan mungkin memang dibutuhkan. Berikan pikiran dan tubuh kita jeda sejenak tanpa ada distraksi dari mana pun. Sekali lagi, nikmati saja rasa bosan itu.


Lawang, 25 Oktober 2022, terinspirasi setelah menyadari bahwa menikmati kebosanan tidak ada salahnya

Foto: Sepp Rutz

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version