Renungan

Menjadi Dewasa Itu…

Published

on

Grow up, act according to your age, you are not a child anymore.”

Anonymous

Setelah direnungkan, ternyata menjadi dewasa itu memang berat. Ada banyak hal yang harus kita lakukan seiring bertambahnya usia kita. Ada banyak hal kekanakan yang harus kita tinggalkan.

Penulis kerap berpikir mengenai apa makna menjadi seorang dewasa belakangan ini. Hasil pemikiran tersebut akhirnya Penulis tuangkan dalam tulisan ini. Semoga saja, tulisan ini mampu menginspirasi Pembaca dan Penulis sendiri tentang menjadi seorang dewasa.

Menjadi dewasa itu…

Menyadari kalau hidup ini ada di tangan kita. Kita punya tanggung jawab yang besar untuk diri sendiri. Jangan menjadi benalu bagi orang lain, bahkan kalau bisa kita yang meringankan beban mereka.

Menjadi dewasa itu…

Tidak boleh terlalu banyak rebahan dan membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna. Harus terus mengembangkan diri, bahkan menghasilkan suatu karya sekecil apapun. Jadi pribadi yang bermanfaat untuk sekitarnya.

Menjadi dewasa itu…

Menyadari kalau tidak semua hal bisa kita kontrol. Apa yang benar-benar bisa kendalikan adalah diri kita sendiri dan respon kita atas semua peristiwa yang terjadi. Jangan terlalu berharap dari hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti orang lain.

Menjadi dewasa itu…

Memiliki kontrol diri yang lebih baik lagi. Tak mudah untuk terpancing emosinya hanya karena masalah-masalah sepele. Mampu meredam amarah dan berpikir jernih meskipun ada peristiwa yang melukai batinnya.

Menjadi dewasa itu…

Berhenti menyalahkan diri sendiri atas sesuatu yang di luar kendali kita. Apapun yang terjadi, lebih baik curahkan energi untuk mencari solusi daripada hanya merutuk diri sendiri. Sekali lagi, memahami kalau ada banyak hal yang tidak bisa kita kontrol.

Menjadi dewasa itu…

Berani menghadapi masalah secara langsung dan tidak lari dari masalah. Apalagi kalau masalah tersebut berasal dari kita, harus berani tanggung jawab. Mau seberat apapun masalah, kabur darinya tidak pernah menjadi pilihan.

Menjadi dewasa itu…

Harus bisa menerima kenyataan yang terjadi tanpa merengek-rengek betapa tidak adilnya dunia. Sepahit apapun yang terjadi dalam hidup, harus yakin kalau Tuhan punya skenario yang lebih baik untuk kita.

Menjadi dewasa itu…

Harus bisa jadi sosok yang tangguh dan kuat. Tidak boleh dengan mudah menunjukkan sisi lemah ke orang lain. Tidak boleh jadi pribadi yang cengeng dan mudah menyerah. Tidak boleh selalu menyalahkan orang lain tanpa melakukan interopeksi diri

Menjadi dewasa itu…

Berusaha untuk selalu berbenah menjadi lebih baik lagi, sedikit demi sedikit. Tak pernah lelah untuk belajar demi diri sendiri. Mampu mencintai diri lebih hebat lagi dari sebelumnya. Terus berusaha untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya.

Menjadi dewasa itu…

Selalu bisa bangkit dari segala kejatuhan yang diderita. Sedih, marah, kecewa, hanya boleh dialami sesaat, tidak boleh berlarut-larut hingga mengganggu keseharian. Harus bisa tetap berdiri dalam keadaan sesulit apapun.

Menjadi dewasa itu

Punya kepedulian terhadap dirinya sendiri tanpa berubah menjadi sosok yang egois. Mampu menolong dan mencintai dirinya sendiri sebagaimana ketika dilakukan untuk orang lain. Memahami betapa pentingnya self-love untuk diri sendiri.

Menjadi dewasa itu…

Punya kekuatan untuk menolong orang lain tanpa berharap imbalan apapun. Mampu peduli dan punya empati untuk orang lain tanpa berharap akan mendapatkan hal yang sama dari mereka. Memiliki keikhlasan untuk peduli tanpa syarat.

Menjadi dewasa itu…

Mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berbeda 180 derajat sekalipun. Berani mengambil risiko dan keluar dari zona nyamannya jika itu dirasa akan membuat dirinya menjadi lebih baik lagi.

Menjadi dewasa itu…

Mampu menghargai orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Mampu menghargai orang yang stay, mampu menghargai orang yang memutuskan untuk pergi. Berusaha mengerti dan memahami orang lain tanpa menghakimi.

Menjadi dewasa itu…

Mampu belajar dari kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat dan tak mengulanginya di masa depan. Menjadikannya sebagai pembelajaran di masa depan agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Menjadi dewasa itu…

Mampu mengolah ekspektasi dengan lebih baik lagi. Harus menyadari kalau semakin tinggi harapannya, semakin sakit jatuhnya. Tidak terlalu berharap pada manusia, hanya menaruhnya kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

Menjadi dewasa itu…

Mampu memilah prioritasnya dengan baik, tahu mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditinggal untuk sementara. Kita juga harus bisa memahami prioritas orang lain dan tidak boleh berharap akan diprioritaskan oleh orang lain.

Menjadi dewasa itu…

Mampu menerima kritikan dan masukan dari orang lain dengan lapang dada. Tidak menganggap masukan sebagai sesuatu yang ofensif. Mengambil hikmah dan berusaha menerima kata orang dari sisi positifnya.

Menjadi dewasa itu…

Tidak boleh banyak berharap kepada orang lain karena kita harus menjadi sosok yang mandiri dan tangguh. Kita harus belajar untuk mengandalkan diri sendiri. Diri ini harus didorong terus hingga melampaui batasannya.

Menjadi dewasa itu…

Mampu memaafkan bahkan untuk sesuatu yang benar-benar menyakitkan. Mampu memberi maaf walau orang yang berbuat salah tidak memintanya. Mampu mengikhlaskan perbuatan buruk orang lain tanpa punya niat untuk membalasnya.

***

Menjadi dewasa itu berat. Kita bukan anak kecil lagi yang selalu dilindungi oleh orang tua. Fase transisi yang kita lalui pasti tidak mudah. Namun, kita pasti bisa melewatinya. Pada akhirnya, kita akan tumbuh dan harus bertindak sesuai usia kita.


Lawang, 12 Maret 2022, terinspirasi dari hasil kontemplasinya mengenai menjadi dewasa

Foto: Nathan McBride

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version