Sosial Budaya
Indonesia Tidak Besar karena Besarnya?
Sehabis membaca buku Emha Ainun Najib yang berjudul Kagum Kepada Orang Indonesia, saya jadi teringat pertanyaan saya sendiri beberapa tahun yang lalu.
“Apakah kita tidak bisa menjadi besar karena luasnya negara kita, karena besarnya negara kita?”
Jika melihat beberapa negara maju, saya merasa bahwa jawaban dari pertanyaan itu adalah iya. Coba tengok Jepang, yang luluh lantak karena perang namun bisa bangkit secepat sinyal, luas negara kepulauannya hanya sekian persen luas kepulauan kita. Korea Selatan? Negara yang merdekanya dua hari sebelum kita merdeka ini hanya kebagian “usus buntunya” benua Asia, itupun masih dibagi setengah dengan saudara kembarnya. Lihat negara-negara Eropa, gabungkan mereka semua (kecuali Rusia), maka luasnya sama dengan Indonesia. Toh mereka kaya karena di masa lampau mereka jaya dengan kolonoalisme dan imperialisme mereka, apalagi Inggris Raya yang hingga kini memiliki negara persemakmuran dimana-mana. Tentu dengan luas negara yang kecil, lebih mudah untuk mengelola tanah dan rakyatnya bukan.
Bagaimana dengan Amerika Serikat dan China? Bukankah mereka negara maju juga?
Benar, akan tetapi usia mereka jauh lebih tua dari kita. Amerika merdeka pada abad 16. China malah jauh lebih tua, hanya berganti-ganti kekaisaran dan sistem pemerintahan. Lebih tua tentu membuatmu lebih kaya pengalaman bukan?
Jadi, apakah Indonesia tidak bisa menjadi besar karena ia besar?
Saya rasa, ditambah setelah membaca esai Cak Nun, tidak. Indonesia adalah negara besar yang akan terus berkembang menjadi lebih besar jika kita berpikir bahwa negara dan bangsa kita ini besar. Selama ini kita terlalu sibuk terkagum dengan negara lain dari segala segi, hingga melupakan kekayaan diri sendiri. Selama ini kita terlalu merutuk bangsa sendiri, padahal negara lain pun punya masalahnya sendiri. Selama ini kita terlalu mendewakan mereka dan merakyatjelatakan diri kita sendiri.
Kita adalah bangsa yang bermental instan, apa-apa ingin segera terlaksana. Baru 72 tahun ingin maju seperti Amerika, padahal mereka sudah hampir berusia 5 abad.
“Tapi Korea Selatan hanya lebih tua dua hari, kenapa bisa meninggalkan kita sedemikian jauhnya?”
Karena mereka fokus dengan pengembangan diri mereka, bukan hanya sekedar membicarakan kemajuan bangsa lain.
Karena mereka sadar bahwa memulai sesuatu itu berawal dari diri mereka sendiri, bukan menggantungkan asa pada orang lain.
Karena mereka mau kerja keras, bukan sekedar berpangku tangan.
Karena mereka menghargai proses menuju kemajuan itu, bukan menikmati kemajuan itu sendiri.
Kalau kita ingin negara ini menjadi besar sebagaimana seharusnya, kita harus memulainya dengan merasa kita ini besar. Tanamkan kepercayaan diri bahwa kita ini bangsa yang hebat. Langkahkan kaki ke depan dengan menyertakan “aku ini Indonesia”. Tidak perlu sok-sokan menjadi yang paling Pancasila, cukup amalkan silanya dalam kehidupan. Jika kita memulainya dari start paling awal, yakni diri kita sendiri, niscaya luasnya Indonesia akan justru menjadi faktor besarnya Indonesia.
Pare, 16 November 2017
Setelah membaca buku Emha Ainun Najib berjudul Kagum Kepada Orang Indonesia
You must be logged in to post a comment Login