Buku

Setelah Membaca Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian

Published

on

Ketika sedang berjalan-jalan di Gramedia beberapa bulan yang lalu, Penulis menemukan buku terbaru dari Desi Anwar yang berjudul The Art of Solitude. Buku ini berbahasa Inggris, tetapi Penulis tetap ingin membelinya. Hitung-hitung sebagai latihan juga.

Namun, ketika melihat-lihat sekitar, ternyata buku ini memiliki versi bahasa Indonesia-nya berjudul Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian. Setelah ditimbang-timbang, Penulis pun memutuskan untuk membeli yang bahasa Indonesia saja.

Sama seperti buku-buku Desi Anwar yang lain seperti Hidup Sederhana dan Going Offline, buku ini juga cukup tipis sehingga praktis untuk dibawa ke mana-mana. Bedanya, buku yang satu ini akan berisi pemikiran Desi selama masa pandemi.

Detail Buku

  • Judul: Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian
  • Penulis: Desi Anwar
  • Penerbit: Penerbit Gramedia
  • Cetakan: Ketiga
  • Tanggal Terbit: September 2021
  • Tebal: 221 halaman
  • ISBN: 9786020648330

Apa Isi Buku Ini?

Dalam pendahuluannya, Desi telah menyebutkan kalau buku ini terinspirasi di masa-masa ketika kita harus menjalani lockdown, karantina mandiri, PPKM, dan lain sebagainya. Interaksi antarmanusia benar-benar dibatasi karena adanya virus COVID-19.

Dengan begitu, banyak pemikirannya di buku ini yang mengambil sudut pandang ketika kita dipaksa sendirian oleh keadaan. Apa yang ada di pikiran kita di masa-masa ini? Apa yang bisa dipelajari dengan situasi yang ada?

Dari banyaknya tulisan yang ada di buku ini, kebanyakan akan berfokus pada bagaimana pandemi kemarin akan membuat kita memiliki waktu lebih banyak untuk diri sendiri. Selama ini, mungkin saja kita sering mengabaikannya karena berbagai kesibukan kita.

Pandemi kemarin juga mengajak kita untuk lebih mengenal diri sendiri, entah itu dari melamun, merenung, menikmati kebosanan, dan lain sebagainya. Jika mau lihat “silver lining” dari pandemi kemarin, mungkin itu adalah salah satunya.

Seperti buku-buku Desi lainnya, setiap bab di buku ini juga hanya terdiri dari 4-5 halaman saja. Ada sekitar 40 topik yang bisa dibaca. Sayangnya, karena Penulis sudah cukup lama menyelesaikan buku ini, Penulis lupa mana yang jadi favoritnya.

Setelah Membaca Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian

Sebagai orang yang introvert dan suka menyendiri, buku ini cukup related dengan kehidupan Penulis. Memang tidak semua topiknya seperti itu, tetapi buku ini cukup menyenangkan untuk dibaca di kala senggang.

Penulis juga mengalami sendiri bagaimana masa pandemi kemarin membawa Penulis untuk mengenal dirinya sendiri. Karena tidak bisa ke mana-mana (walau pada dasarnya Penulis jarang keluar), Penulis jadi lebih sering merenung saat tidak ada aktivitas.

Topik yang dibawakan oleh Desi Anwar di buku ini juga cukup luas. Tidak hanya ajakan untuk memanfaatkan kesendirian di saat pandemi untuk lebih mengenal diri sendiri, ada juga topik yang serius seperti kematian dan masa depan manusia.

Beberapa topik juga terkesan bertele-tele dan terlalu diulur-ulur seolah itu dilakukan demi menambah jumlah halaman agar buku ini tidak terlalu tipis. Itu membuat buku ini terasa agak membosankan. Penulis sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menamatkannya.

Namun, overall, buku ini masih oke untuk dibaca, terutama untuk orang-orang yang ingin lebih mengenal diri sendiri. Meskipun pandemi tampaknya akan berakhir, cobalah cari waktu untuk diri sendiri agar bisa mengenalnya lebih baik lagi.


Lawang, 2 November 2022, terinspirasi setelah membaca buku Apa yang Kita Pikirkan Ketika Kita Sendirian karya Desi Anwar

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version