Buku
Setelah Membaca Janji
Setelah berkali-kali kecewa setelah membaca karya Tere Liye (Lumpu, Si Putih, Pulang-Pergi, Si Anak Cahaya, Si Anak Badai), akhirnya ada satu novel baru dari beliau yang membuat Penulis sedikit merasa puas setelah selesai membacanya.
Berjudul Janji, novel ini bisa dibilang mengulang formula dari novel-novel sebelumnya yang menurut Penulis cukup baik: Tentang Kamu. Penulis akan jelaskan nanti mengapa novel ini memiliki formula yang sama dengan novel tersebut.
Sebelum itu, Penulis akan bahas terlebih dahulu mengenai alur cerita dari novel ini. SPOILER ALERT!!!
Apa Isi Buku Ini?
Novel ini diawali dari kisah tiga anak bernama Hasan, Baso, dan Kahar, yang menempuh ilmu di sebuah sekolah agama. Mereka bertiga terkenal karena kebandelan dan keisengan yang sering mereka lakukan.
Lantas, mereka diberikan hukuman oleh pemilik sekolah agama tersebut (disebut Buya) untuk mencari seseorang bernama Bahar Safar yang pernah bersekolah di sana puluhan tahun yang lalu.
Buya memerintahkan mereka mencari Bahar karena ayahnya pernah bermimpi kalau orang tersebut membantu ayahnya di akhirat nanti. Padahal, Bahar dulu diusir dari sekolah karena melakukan kesalahan yang sangat fatal: Membakar sekolah hingga seorang tewas.
Selain itu, ketiga anak tersebut dipilih karena sama-sama memiliki jiwa pemberontak yang kuat karena berasal dari keluarga yang kurang harmonis. Bahkan, mereka merasa dibuang oleh keluarganya sendiri ke sekolah agama tersebut.
Akhirnya, dimulailah perjalanan tiga sekawan tersebut mencari Bahar. Mereka berusaha mengumpulkan informasi mengenai keberadaan Bahar dengan cara mereka sendiri yang mungkin tak akan terpikirkan oleh Buya sekalipun.
Dari sana, seperti kepingan puzzle, perlahan kita akan menelusuri kisah hidup Bahar setelah diusir oleh Buya. Mulai dari pertemuan dengan Bos Acong, Pak Asep, Pak Mansyur, Muhib, saudagar kaya, Pak Budi dan Bu Surti, hingga Pak Sueb.
Selepas pergi dari sekolah agama, ternyata Bahar pergi ke banyak tempat, mulai dari ibu kota provinsi, penjara, pertokoan di pertigaan kota lain, pertambangan liar, hingga akhirnya di ibu kota.
Detail perjalanan yang dilalui ketiga sekawan tidak akan Penulis ceritakan di sini, karena sebaiknya Pembaca membacanya sendiri. Yang pasti, inilah the old Tere Liye yang penulis sukai.
Setelah Membaca Janji
Formula yang digunakan novel ini sama dengan novel Tentang Kamu, yakni menggunakan sudut pandang orang ketiga untuk menceritakan karakter utamanya. Selain itu, alur cerita yang dimiliki juga sama, yakni penelusuran mencari jejak seseorang dari masa lampau.
Novel ini juga memiliki vibe yang mirip dengan novel-novel Tere Liye yang Penulis anggap bagus dan mampu memikat pembacanya, seperti Rindu dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Di akhir cerita, ternyata Bahar diberikan lima pusaka sebelum meninggalkan sekolah agama, yang seolah menjawab mengenai perilaku Bahar sepanjang cerita. Kelima pusaka tersebut adalah:
- Selalu hormati dan bantu tetangga
- Selalu lindungi yang lemah dan teraniaya
- Senantiasa jujur dan tidak pernah mencuri
- Bersabarlah atas apa pun ujianmu
- Bersedekah, bersedekah, bersedekahlah
Bisa dilihat meskipun “bermasalah”, Bahar dengan taat melaksanakan kelima pusaka tersebut. Penulis merasa terkejut ketika menyadari kalau kelima poin tersebut dilakukan secara berurutan di cerita ini.
Konflik cerita yang bisa dianggap cukup dark bisa diimbangi dengan kocaknya tiga sekawan tersebut, sehingga sepanjang membaca novel ini kita tidak melulu dibuat tegang (meskipun joke yang ada klise khas Tere Liye).
Dari naik-turunnya kehidupan Bahar di novel ini, ada banyak nilai-nilai kehidupan yang kita dapatkan. Salah satu bagian yang Penulis suka adalah tentang kehidupan penjara yang terasa nyata dan cukup detail.
Jika harus menyebutkan apa kekurangan novel ini, mungkin Penulis akan menyebutkan betapa mulusnya tiga sekawan menemukan informan yang mengetahui tentang Bahar. Walaupun begitu, alurnya masih terasa natural dan tidak memaksa.
Penulis berharap Tere Liye akan lebih banyak menerbitkan novel-novel seperti ini. Meskipun menggunakan formula yang sama, setidaknya ada sesuatu yang bisa didapatkan oleh pembacanya.
Lawang, 27 Januari 2022, terinspirasi setelah membaca buku Janji karya Tere Liye
You must be logged in to post a comment Login