Film & Serial

Setelah Menonton Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang

Published

on

Dalam artikel ulasan mengenai film Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini, Penulis sudah mengungkapkan bagaimana dirinya menyukai film tersebut. Oleh karena itu, tak heran jika Penulis ingin menonton sekuelnya, Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang.

Penulis menonton film ini bersamaan dengan ketika menonton film Suzume no Tojimari. Ini adalah kali kedua Penulis menonton dua film di hari yang sama, setelah dulu sekali pernah menonton film Sekala Niskala dan Hongkong Kasarung.

Lantas, apakah Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang berhasil meninggalkan kesan yang positif seperti pendahulunya? Atau justru film ini terasa B aja? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini, SPOILER ALERT!

Jalan Cerita Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang

Melanjutkan kisah dari Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini, Aurora (Sheila Dara) sedang menyelesaikan studinya di Inggris. Namun, fokusnya terpecah karena ia harus membantu pameran pacarnya, Jem (Ganindra Bimo).

Karena merasa gagal, Jem dan Aurora bertengkar hebat yang membuat hubungan mereka putus, dan Aurora pun keluar dan pindah ke hunian teman-temannya, Honey (Lutesha) dan Kit (Jerome Kurnia).

Semenjak kejadian itu, dua bulan Aurora hilang dan tidak bisa dihubungi oleh pihak keluarganya yang di Indonesia. Untuk itu, Angkasa (Rio Dewanto) dan Awan (Rachel Amanda) pun pergi ke Inggris untuk mencari saudara mereka tersebut.

Setelah mereka bertiga bertemu, akhirnya diketahui kalau kehidupan Aurora sedang berantakan pascaputus dari Jem. Kuliahnya molor, sehingga ia harus bekerja ekstra agar bisa bertahan hidup di Inggris karena ia menolak menggunakan uang kiriman ayahnya.

Angkasa, yang mengetahui akar permasalahan adiknya adalah Jem, memutuskan untuk mencari Jem dengan bantuan Kit. Tanpa banyak babibu, ia pun langsung menghajar Jem yang mengakibatkan ia dilaporkan ke kepolisian.

Aurora tentu tidak ingin kakaknya masuk penjara karena itu juga akan membuat hidupnya makin runyam. Alhasil, ia pun berusaha bernegosiasi dengan Jem, di mana ia mau mencabut tuntutan tersebut dengan syarat Aurora harus balik dengannya.

Lantas, terjadilah pembicaraan antara mereka bertiga, yang intinya Aurora sebenarnya ingin berusaha membereskan urusannya sendiri. Selain itu, ia merasa kalau rumahnya yang sebenarnya adalah di sini, bukan di Indonesia.

Pada akhirnya, Angkasa dan Awan dapat memahami perasaan Aurora dan kembali ke Indonesia. Aurora sendiri melanjutkan kehidupannya di Inggris, sembari berusaha untuk segera menata ulang kehidupannya yang sempat berantakan.

Setelah Menonton Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang

Jika dibandingkan dengan film sebelumnya yang terasa dekat, Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang memang terasa “jauh” bagi Penulis. Mayoritas konflik yang ada di dalamnya benar-benar kurang related dengan kehidupan Penulis.

Penulis jelas tidak akan pernah menghilang selama dua bulan dari keluarganya, apapun alasannya. Rasanya begitu egois membuat orang tua kita khawatir setiap hari, hanya karena “ingin hidup tenang” dan tidak menginginkan perhatian dan kepedulian mereka.

Bagi Penulis, apapun alasannya, Aurora benar-benar menjadi sosok yang egois di film ini. Apalagi, konflik awal dari hilangnya Aurora berawal dari pacarnya, sosok yang tentunya ia kenal lebih sebentar daripada keluarganya.

Ia merasa keberadaannya selama ini sering terabaikan. Kepindahannya ke Inggris membuatnya mendapatkan perhatian berlebih yang selama ini tidak pernah ia dapatkan, dan ternyata ia memang tidak menyukai hal tersebut.

Penulis juga sedikit merasa kesal karena pada akhirnya Aurora kembali dengan Jem, sosok yang terlihat toxic dan manipulatif. Meskipun memberikan kesan akan “berubah menjadi lebih baik” di akhir film, Penulis tetap tidak suka jika ada laki-laki sekasar itu ke perempuan.

Mungkin ada Pembaca yang tidak setuju dengan pendapat Penulis, tapi memang sesulit itu bagi Penulis bisa bersimpati dengan Aurora. Padahal, karakternya adalah salah satu favorit Penulis di Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini.

Terlepas dari konflik utama yang berpusat pada Aurora, sebenarnya Penulis masih bisa menikmati film ini. Sinematografinya keren, bahkan terasa membumi karena hanya menyorot sisi-sisi kota London yang biasa tanpa pernah memperlihatkan sisi glamor kota tersebut.

Alurnya dibuat maju mundur seperti film sebelumnya, hanya saja tidak ada pemeran pengganti untuk menggambarkan versi lebih muda para karakternya karena mundurnya juga hanya beberapa bulan/tahun.

Adegan flashback yang dimiliki juga kebanyakan hanya menjelaskan bagaimana pertemuan Aurora dengan Jem, Honey, hingga Kit. Jika tidak fokus, kita bisa kebingungan mana adegan yang menggambarkan saat ini, apalagi Honey kerap berganti rambut.

Untuk akting para pemerannya sendiri juga sudah cukup oke. Kredit khusus Penulis berikan kepada pemeran Honey dan Kit, karena mereka bisa menggambarkan sebagai sosok yang hadir sebagai “keluarga” bagi Aurora di Inggris.

Overall, Penulis masih bisa menikmati Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang meskipun tidak sampai meninggalkan kesan seperti Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini. Film ini dikabarkan akan memiliki film ketiganya, dan Penulis akan menantikannya.


Lawang, 9 April 2023, terinspirasi setelah menonton Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang

Foto: Liputan6

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version