Sosial Budaya

Ketika Berinvestasi dengan Uang Panas

Published

on

Beberapa waktu lalu, muncul berita mengejutkan di mana ada seorang mahasiswa dari salah satu universitas negeri ternama melakukan pembunuhan kepada adik tingkatnya. Ketika diusut, penyebabnya adalah karena ia terlilit hutang karena berinvestasi di kripto.

Tak tanggung-tanggung, hutang yang dimiliki mencapai 80 juta rupiah. Setelah membunuh adik tingkatnya, ia berencana untuk menjual barang-barang milik orang yang ia bunuh tersebut untuk membayar hutang yang dimilikinya.

Apalagi, kabar beredar kalau adik tingkat tersebut memiliki portofolio investasi yang lebih berhasil, sehingga mungkin menimbulkan rasa iri pada pelaku. Kasus ini pun mengajari kita, kalau jangan berinvestasi menggunakan uang panas seperti hutang.

Investasi Itu Memang Penting, tapi…

Apa Pilihan Investasi Pembaca? (Pixabay)

Kita semua tentu mendengar tentang pentingnya berinvestasi, tapi rasanya baru belakangan ini fenomenanya menjadi begitu ramai, terutama sejak adanya pandemi. Apalagi, sekarang ada banyak pilihan investasi yang bisa dipilih.

Jika orang dulu akan memilih investasi dengan membeli tanah, emas, atau properti, maka generasi sekarang cenderung memilih aset seperti saham, reksadana, cryptocurrency, hingga NFT yang sempat heboh beberapa waktu lalu walaupun kini telah meredup.

Penulis sendiri juga masih belajar sedikit-sedikit tentang investasi. Sebagian tabungan Penulis sisihkan untuk ditaruh di berbagai instrumen. Ada saham lokal, saham luar negeri, reksadana, hingga emas digital. Ada yang sudah profit, ada yang merah terus dan terasa hopeless.

Kenapa Penulis tidak berinvestasi di kripto? Ada banyak alasannya, mulai dari faktor boleh tidaknya di keyakinan Penulis, sifatnya yang sangat fluktuatif dan spekulatif, tidak ada bentuk riilnya, dan karena minimnya pengetahuan yang dimiliki.

Pada dasarnya, Penulis adalah orang yang mudah skeptis dan tidak mudah tergiur sesuatu yang sifatnya “kaya dengan mudah”. Meskipun kerap mendengar bagaimana orang mendadak kaya karena kripto, Penulis sama sekali tidak tertarik.

Nah, kasus pembunuhan yang sudah Penulis singgung di atas kemungkinan besar adalah contoh bagaimana manusia bisa tergiur dengan iming-iming “kaya dengan mudah” melalui investasi kripto. Padahal, risikonya sangat besar, apalagi jika menggunakan uang panas.

Mengapa Tidak Boleh Menggunakan Uang Panas untuk Berinvestasi?

Luna, Contoh Investasi Kripto yang Crash (Bolder Group)

Menurut pengertian Penulis pribadi, uang panas adalah sebuah istilah untuk merujuk kepada uang yang jika hilang akan menimbulkan masalah berat. Tentu semua uang yang hilang akan menjadi gawat, tapi uang panas ini sifatnya super duper gawat.

Contohnya adalah uang dari gaji yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika uang tersebut kita gunakan untuk investasi dan raib, maka kita tidak bisa memenuhi kebutuhan kita dan berpotensi membahayakan hidup kita.

Hutang adalah contoh lain dari uang panas. Biasanya, ketika orang berinvestasi dengan uang hutang, mereka berharap akan mendapatkan untung yang bisa ia simpan sekaligus mengembalikan hutang yang ia pinjam.

Sayangnya, kenyataan tidak pernah semanis itu. Boro-boro cuan, yang ada investasinya buntung karena kurangnya edukasi. Tergoda dengan easy money, yang ada ia justru tidak bisa mengembalikan hutang tersebut.

Apalagi, sekarang ada banyak sekali pilihan investasi yang terkesan high risk high value. Kalau mau cuan banyak, ya harus berani ambil risiko tinggi. Bahkan, banyak yang sengaja ngompor-ngomporin agar banyak orang terpikat, seperti yang dilakukan para crazy rich palsu itu.

Tidak hanya kripto, aplikasi trading pun sempat ramai karena banyak yang merasa tertipu. Bahkan yang lebih parah, ada yang menggunakan uang panas untuk judi online atau main slot. Sudah dosa, pakai uang hutang pula.

Kita bisa berkaca pada kasus crash-nya kripto Luna hingga menjadi tidak bernilai sama sekali. Seandainya kita menginvestasikan uang kita di sana dengan uang hutang lalu nilainya drop sedemikian rupa, bagaimana kita bisa mengembalikan hutang tersebut?

Penutup

Penulis sepakat bahwa investasi itu sangat penting untuk kehidupan kita. Daripada uangnya dibuat membeli sesuatu yang tidak terlalu penting (seperti board game, uhuk), lebih baik diinvestasikan agar bisa “beranak-pinak” dan menambah aset kita.

Dengan berinvestasi, kita akan memiliki dana darurat jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Selain itu, investasi juga digunakan sebagai dana pensiun (untuk non-PNS tentunya) agar kita tidak memberatkan anak cucu kita kelak.

Namun, jangan sampai juga memaksakan diri untuk berinvestasi, bahkan sampai berhutang. Jika memang belum ada kemampuan untuk berinvestasi, coba untuk belajar mengelola keuangan lebih baik lagi atau belajar skill baru agar value kita bertambah.

Gunakanlah uang dingin untuk berinvestasi, yakni uang yang tidak berputar dan tidak digunakan untuk berbagai keperluan. Contoh, kita memiliki gaji 15 juta dengan kebutuhan bulanan 10 juta, maka 5 jutanya adalah uang dingin yang bisa digunakan untuk berinvestasi.

Semoga saja kasus pembunuhan karena kripto yang terjadi baru-baru ini bisa memberi kita pelajaran yang penting tentang berinvestasi. Selain jangan menggunakan uang panas, jangan suka pamer portofolio ke orang lain yang bisa bikin mereka iri!


Lawang, 25 Agustus 2023, terinspirasi setelah membaca berita tentang mahasiswa UI yang membunuh adik tingkat karena Crypto

Foto Featured Image: IMDb

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Batalkan balasan

Fanandi's Choice

Exit mobile version