Sajak
Syair Hari Terakhir
Stadion Patriot, hari terakhir
Bermetamorfosis menjadi syair
Berawal dari formulir
Kita mulai sebagai amatir
Kerja keras hingga tergelincir
Kadang terjungkir
Hingga menjadi mahir
Walau sering dicibir
Peristiwa terjadi secara bergilir
Permainan yang menyihir
Gol yang dianulir
Pemain yang menyisir
Tim yang tersingkir
Hingga makanan yang mubazir
Pemimpin yang mondar-mandir
Sibuk dengan daftar hadir
Bergerak bagai petir
Terkadang duduk di pinggir
Membuat kami khawatir
Tenaganya akan terforsir
Perkawanan yang cair
Menjadi sebotol eliksir
Berharga bagai batu safir
Yang tergeletak di antara pesisir
Bersinar di antara butir pasir
Di dalam hati kita ukir
Perpisahan terasa getir
Kata tak terucap dari bibir
Berubah menjadi desir
Semua pengalaman nadir
Dengan lembut ia mengalir
Seolah membentuk takdir
Kayuringin, 28 Agustus 2018, terinspirasi hari terakhir bekerja sebagai volunteer Asian Games di Stadion Patriot
Sajak
Untuk Hati yang Terluka…
Untuk hati yang terluka…
Perasaan ini memang menyakitkan
Mencengkeram begitu kuatnya
Menyiksa seolah mencekik napas
Membuat hati terasa gelap
Untuk hati yang terluka…
Pedih jadi makanan sehari-hari
Rasa seolah mati
Nadi seolah tak berdenyut
Raga seolah tak berdaya
Untuk hati yang terluka…
Kenyataan memang kadang terasa pahit
Banyak hal terbaik yang terlewati
Banyak yang terhenti tanpa diakhiri
Banyak kejadian yang tak dimengerti
***
Untuk hati yang terluka…
Entah berapa kali kau harus merasa kecewa
Dikecewakan oleh ekspetasi
Dikecewakan oleh angan-angan
Dikecewakan oleh diri sendiri
Untuk hati yang terluka…
Tak akan pernah mudah untuk sembuh
Meskipun waktu terus bergulir
Meskipun lelah sudah mencapai batas
Meskipun diri ingin berhenti
Untuk hati yang terluka…
Mungkin ini akan membuatmu trauma
Takut mengalami hal yang sama
Takut mengulangi kesalahan yang sama
Takut memulai lembaran hidup baru
***
Untuk hati yang terluka…
Kau tak sendirian dan tak akan pernah sendirian
Bersama kita coba lewati
Bersama kita coba untuk obati
Bersama kita coba menerima
Untuk hati yang terluka…
Kau akan pulih dan pasti akan pulih
Tak peduli berapa detik yang harus dilalui
Tak peduli berapa bab yang harus dibaca
Tak peduli berapa kenyataan yang harus diterima
Untuk hati yang terluka…
Apa yang tidak membunuhmu akan membuatmu lebih kuat
Kau akan lebih tegar menjalani hidup
Kau akan lebih sabar menerima ujian
Kau akan lebih ikhlas menerima takdir
***
Untuk hati yang terluka. Apa yang menimpamu sekarang akan membuktikan kalau kau mampu melewati ujian ini.
Untuk hati yang terluka. Apa yang kau alami sekarang akan membuatmu bertemu dengan versi dirimu yang lebih baik.
Untuk hati yang terluka. Apa yang kau derita sekarang akan mengajarkanmu apa itu kasih sayang dan perasaan cinta yang sejati.
Untuk hati yang terluka. Apa yang kau tangisi sekarang akan membuatmu menjadi lebih tegar dan mampu berjalan dengan kepala tegak.
Untuk hati yang terluka. Apa yang kau benci sekarang akan kau tinggalkan di belakang dan hanya menjadi histori semata.
Untuk hati yang terluka. Apa yang kau sesali sekarang akan memberimu pelajaran berharga yang tidak akan kau lupakan.
Untuk hati yang terluka. Apa yang kau renungkan sekarang akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih dewasa dalam menyikapi segala sesuatu.
Untuk hati yang terluka. Kau akan pulih. Kita akan pulih.
NB: Bagian ketiga dari sajak ini terinspirasi dari lagu Peterpan yang berjudul Kukatakan dengan Indah
Lawang, 26 Juli 2021, terinspirasi dari lagu Isyana Sarasvati yang berjudul sama
Foto: DANNY G
Sajak
Ketika Rindu Hanya Milikmu Seorang
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang hanya milikmu seorang?
Karena yang dirindu tak merasakan rindu yang sama
Atau bahkan tak merasakan rindu sedikitpun
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang tak berbalas?
Karena yang dirindu tak ada rasa setitikpun
Seolah kita sedang memainkan hati sendiri
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang terasa sebagai kesia-siaan?
Karena kau terus memikirkannya
Ketika ia sedang asyik dengan dunianya sendiri
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu tak berujung yang menyiksa?
Karena yang dirindu tak memberikan asa
Ketiadaan dirimu tak membuatnya merasa kehilangan
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang merundung tanpa ampun?
Karena kau terus berharap
Walau tahu harapan itu tak akan pernah terwujud
***
Kasih,
Pertemuan ternyata tak selalu mengobati rindu
Karena raga bertemu namun hati saling berpaling
Hanya membuat rindu semakin perih
Bagaimana caranya melepas rindu
Jika yang dirindu tak memberi kesempatan
Jika yang dirindu tak berbalas
Bagaiman caranya?
Benar kata Dilan
Rindu itu berat
Apalagi jika hanya milik seorang
Sedang yang dirindu tak merasakannya
Lawang, 9 November 2020, terinspirasi setelah membaca buku Tembang Talijiwo karya Sujiwo Tejo
Foto:
Sajak
Rindu Tertinggi adalah Rindu yang Tak Terucap
Kasih,
Percayalah
Rindu yang tertinggi adalah rindu yang tak terucap
Diam tanpa bersuara sedikitpun
Namun terdengar begitu nyaring di dalam hati
Kasih,
Bisakah kau rasakan kerinduanku ini?
Kerinduan yang benar-benar tak terucap
Karena bibir tak kuasa mengatakannya
Karena hati tak kuat mengutarakannya
Kasih,
Apakah rindu tak terucap ini hanya milikku?
Ataukah engkau juga merasakannya?
Saling bungkam tanpa kabar
Namun diam-diam saling mendoakan
Kasih,
Rindu yang diumbar belum tentu tulus
Rindu yang digaungkan bisa saja palsu
Rindu yang diteriakkan ternyata tidak dalam
Manakah yang akan engkau pilih?
Kasih,
Aku sedang memeluk bayang yang tak tampak
Membayangkan dirimu di dekapan
Walau jauh tak terkira
Hadirmu begitu terasa di sini
Kasih,
Kapankah kita akan ditakdirkan bertemu?
Setelah berpisah sekian lamanya
Aku ingin bertemu denganmu kasih
Rinduku sudah mencapai batasnya
Kasih,
Kerinduan ini harus aku pendam dalam-dalam
Bersabar hingga waktunya tiba
Tapi percayalah kasih
Rindu tak terucapku adalah sejatinya rindu
NB: Sajak ini bisa dibilang sebagai bagian kedua dari sajak Kerinduan Seorang Kekasih
Kebayoran Lama, 25 Juni 2020, terinspirasi dari celetukan adik yang keluar begitu saja
Foto: Andrew Neel on Pexels
-
Permainan5 bulan ago
Koleksi Board Game #20: Modern Art
-
Permainan5 bulan ago
Koleksi Board Game #21: Century: Spice Road
-
Musik5 bulan ago
I AM: IVE
-
Anime & Komik5 bulan ago
Yu-Gi-Oh!: Komik, Duel Kartu, dan Nostalgianya
-
Musik5 bulan ago
Tier List Lagu-Lagu Linkin Park Versi Saya
-
Non-Fiksi5 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca Orang Makan Orang
-
Non-Fiksi5 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan
-
Politik & Negara5 bulan ago
Pusat Data Nasional kok Bisa-Bisanya Dirasuki Ransomware…
You must be logged in to post a comment Login