Film & Serial
Setelah Menonton Eternals (Bagian 1)

Satu lagi superhero (lebih tepatnya, kelompok superhero) diperkenalkan Marvel di fase keempat Marvel Cinematic Universe (MCU). Mereka adalah Eternals, sekelompok alien abadi yang telah hidup di Bumi selama 7.000 tahun demi melindungi manusia dari Deviants.
Ketika akan menonton film ini, Penulis sudah menurunkan ekspektasinya karena teringat dengan buruknya review dari film ini di situs Rotten Tomatoes dan IMDb. Saat artikel ini ditulis, Eternals mendapatkan skor 46% Tomatometer dan 80% Audience Review, serta 6.9 di IMDb.
Selain itu, Penulis juga ketinggalan sekitar setengah jam karena terjebak macet. Sewaktu masuk ke teater, film ini sudah sampai di adegan ketika Sersi (Gemma Chan), Ikaris (Richard Madden), dan Sprite (Lia McHugh) menghampiri Kingo (Kumail Nanjiani) yang menjadi bintang Bollywood.
Lantas, bagaimana pendapat Penulis setelah menonton Eternals? SPOILER ALERT!!!
Jalan Cerita Eternals

Eternals adalah film Marvel dengan durasi terpanjang kedua setelah Avengers: Endgame. Selain itu, film ini juga terkesan lebih berat dan dark jika dibandingkan dengan film-film Marvel biasanya.
Oleh karena itu, Penulis memutuskan untuk menulisnya menjadi dua bagian, di mana pendapat mengenai film ini akan ditulis pada bagian kedua.
Selain itu, Eternals juga memperkenalkan banyak sekali superhero baru dengan kekuatan uniknya masing-masing. Penulis akan meringkasnya di bawah ini untuk memudahkan Pembaca memahaminya:
- Ajak: Kekuatan healing
- Ikaris: Kekuatan super, terbang, menembakkan laser dari mata
- Sersi: Mengubah materi
- Sprite: Melakukan trik manipulasi
- Kingo: Menembakkan semacam laser dari tangannya
- Gilgamesh: Kekuatan pukulan super kuat
- Thena: Memproyeksikan senjata, tapi bisa seperti kehilangan kesadarannya dan menyerang siapa saja
- Druig: Mengontrol pikiran
- Phastos: Jenius dalam membuat alat
- Makkari: Kecepatan super, jauh melebihi Quicksilver
Serangan Deviants Pertama

Film dibuka dengan adegan teks berjalan ala Star Wars yang menceritakan asal muasal dari Eternals dan Deviants. Celestial, makhluk yang menciptakan mereka berdua, juga disinggung sedikit.
Adegan pertama di film ini adalah kedatangan mereka di Bumi dan membantu manusia dari serangan Deviants. Setelah (merasa) mengalahkan mereka semua, Eternals hidup di Bumi dan membantu manusia untuk mengembangkan peradabannya.
Ribuan tahun pun berlalu hingga ke masa kini, di mana kita berfokus pada karakter Sersi yang menjadi semacam kurator museum. Terlihat pula adegan ia mengajar di sebuah kelas bersama Dane Whitman (Kit Harington) yang merupakan kekasihnya.
Setelah sebuah pesta di bar, Sersi, Sprite, dan Dane diserang oleh Deviants. Tiba-tiba, Ikaris datang dan menyelamatkan mereka. Setelah serangan tersebut, mereka memutuskan untuk pergi ke tempat Ajak (Salma Hayek), pemimpin Eternals.
Sayangnya, mereka hanya menemukan mayat Ajak yang terlihat seperti perbuatan dari Deviants. Lantas, tiba-tiba Sersi terpilih untuk menjadi pengganti Ajak sebagai pemimpin para Eternals.
Setelah itu, kita melihat flashback ketika para Eternals hanya bisa diam menyaksikan manusia mulai berperang satu sama lain. Setelah itu, para Eternals saling berpencar dan tidak bertemu selama ribuan tahun.
Mengumpulkan Anggota Eternals

Mereka bertiga pun memutuskan untuk mengumpulkan para Eternals, dimulai dari Kingo. Ketika bertemu dengan Kingo, kita juga berkenalan dengan pelayannya yang bernama Karun (Harish Patel) dengan karakternya yang kerap mengundang tawa.
Perjalanan berlanjut dengan pertemuan dengan Gilgamesh (Ma Dong-seok) dan Thena (Angelina Jolie). Di tempat ini, Sersi berhasil untuk terkoneksi dengan Arishem, Celestial yang ternyata menciptakan mereka.
Pertemuan tersebut membuka fakta yang sebenarnya: Eternals dikirim ke Bumi untuk membantu kelahiran Celestial bernama Tiamut. Kelahiran Celestial berarti kehancuran Bumi. Sersi yang sejak awal menyukai manusia memutuskan untuk menghentikannya.
Caranya? Mereka memiliki rencana untuk mengendalikan Celestial tersebut untuk tidak bangkit. Salah satu anggota yang memiliki kemampuan tersebut adalah Druig (Barry Keoghan).
Mereka pun pergi ke tempat Druig, di mana di sana mereka diserang lagi oleh Deviants dan Gilgamesh harus gugur. Ia dibunuh oleh Deviants dan kekuatannya diserap, membuat Deviants tersebut memiliki kesadaran seperti Eternals. (Nama Deviants tersebut adalah Kro)
Druig yang sempat menolak bergabung akhirnya menyetujui rencana Sersi, tapi ia merasa tidak bisa kekuatannya tidak sekuat itu untuk mengendalikan Celestial.
Untuk itu, mereka membutuhkan bantuan dari Phastos (Brian Tyree Henry). Sempat menolak karena ia telah memiliki keluarga, mereka pun meluncur ke Babylonia untuk mengambil pesawat mereka, Domo. Di sana, sudah ada Makkari (Lauren Ridloff).
Phastos memiliki ide untuk meningkatkan kemampuan Druig: Menggabungkan kekuatan Eternals menjadi satu yang disebut dengan Uni-Mind.
Ikaris yang Sudah Tahu

Ketika sedang mempersiapkan rencana untuk menghentikan kelahiran Celestial, plot twist terjadi. Ternyata, sejak awal Ikaris sudah tahu apa tujuan mereka sebenarnya di Bumi. Ajak yang memberitahunya.
Ternyata, peristiwa blip yang dilakukan oleh Thanos berhasil menunda kelahiran Celestial. Namun, upaya Avengers mengembalikan semuanya berhasil membuat Celestial akan segera bangkit kembali dalam waktu dekat.
Dalam adegan flashback sebelum para Eternals berkumpul, ternyata Ajak menghampiri Ikaris untuk memberitahu bahwa Celestial akan lahir dan misi mereka pun selesai. Akan tetapi, ternyata Ajak berubah pikiran dan ingin menyelamatkan manusia.
Melihat hal tersebut, Ikaris membawa Ajak ke Alaska, di mana ia menemukan bahwa masih ada Deviants yang selamat karena beku di dalam es. Ikaris pun memberitahu Ajak kalau ia sangat loyal terhadap Arishem dan membunuh Ajak. Plot twist!
Melihat para anggota Eternals yang semakin dekat untuk menghentikan kelahiran Tiamut, Ikaris pun menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Ia menyerang rekan-rekannya sendiri, lantas pergi. Sprite, yang jatuh cinta dengan Ikaris, memutuskan ikut dengannya.
Kingo yang sebenarnya lebih setuju mereka membiarkan Celestial hidup demi kehidupan makhluk hidup lain, memutuskan untuk tidak campur urusan ini karena ia pun tidak bisa menyerang keluarganya sendiri.
Pertempuran Terakhir

Pertempuran antar Eternals pun terjadi di tempat kelahiran Tiamut. Phastos sudah berhasil menemukan alat untuk melakukan Uni-Mind, tetapi mereka dihentikan oleh Ikaris yang melawan mereka semua.
Di saat anggota lain berusaha menghentikan Ikaris, Sersi pergi ke arah Celestial akan muncul. Ia dihadang oleh Sprite yang menggunakan kemampuannya untuk membuat ilusi Ajak dan menusuknya dari belakang.
Sersi diselamatkan oleh Druig yang ternyata masih hidup setelah bertarung melawan Ikaris. Druig pun mengatakan kalau dirinya tak mampu mengendalikan Celestial, sehingga kini harapan mereka hanya berada di tangan Sersi yang diharapkan mampu mengubah Tiamut menjadi materi lain.
Di tengah-tengah pertarungan antara Ikaris dan anggota Eternals lainnya, Kro tiba-tiba muncul. Yang menghadapinya adalah Thena dan berhasil mengalahkannya setelah berhasil mengendalikan dirinya.
Ikaris yang terperangkap oleh alat buatan Phastos akhirnya bisa melepaskan diri dan berusaha menghentikan Sersi. Secara ajaib, Uni-Mind tiba-tiba aktif di mana Tiamut juga terhubung kepadanya, sehingga ia memiliki kekuatan untuk mengubah Celestial tersebut sekaligus menghentikan kelahirannya.
Ikaris setelah meminta maaf ke Sersi memutuskan untuk bunuh diri dengan membenamkan dirinya masuk ke dalam matahari. Bumi pun berhasil diselamatkan. Atau, benarkah demikian?
Adegan Penutup dan Dua Post Credit

Setelah semua terlihat baik-baik saja, ternyata Arishem justru memunculkan diri dan mengambil anggota Eternals yang tersisa di Bumi, yakni Sersi, Kingo, Phastos, dan Sprite. Entah bagaimana nasib mereka ke depannya.
Sementara itu, Druig, Thena, dan Makkari memutuskan untuk pergi mengeksplorasi semesta lain untuk memberitahu hal ini kepada anggota Eternals lain. Tiba-tiba, muncul seorang karakter baru bernama Eros (Harry Styles) yang ternyata merupakan adik Thanos!
Selain itu, Dane yang kehilangan Sersi membuka sebuah peti yang berisikan pedang misterius. Di saat ia hendak mengambil pedang tersebut, terdengar sebuah suara Mahershaala Ali yang akan berperan di film Blade yang akan datang!
Lawang, 14 November 2021, terinspirasi setelah menonton film Eternals
Foto: Sragen Update
Film & Serial
Akhirnya Marvel Kembali Menarik Gara-gara Loki Season 2

Sepanjang Multiverse Saga, Marvel kerap meluncurkan serial yang menimbulkan kekecewaan, apalagi Secret Invasion yang bikin geleng-geleng kepala. Penulis jadi semakin pesimis dengan masa depan Marvel Cinematic Universe (MCU).
Sejauh ini, hanya ada tiga serial yang Penulis anggap benar-benar bagus dari awal hingga akhir, yakni WandaVision, Loki, dan What If…?. Sebenarnya serial Moon Knight juga lumayan bagus, yang sayangnya memiliki episode terakhir yang cukup generik dan terasa kurang.
Di antara tiga serial Marvel yang Penulis sukai, Loki menjadi yang pertama memiliki sekuel. Jujur, Penulis sangat antusias ketika akhirnya serial ini tayang, mengingat akhir dari musim pertamanya sedikit cliff hanging.

Nah, untungnya tingginya ekspektasi Penulis tidak sia-sia karena sejauh ini serial Loki benar-benar memuaskan! Pace-nya cepat dan tidak terasa dragging sama sekali, penuh kejutan, alur cerita yang rapi, serta ada beberapa teknik shoot yang menarik.
Selain itu, tensi dari serial ini juga sangat menarik. Kita seolah ikut dibuat tegang dengan konflik multiverse yang dihadapi oleh Loki (Tom Hiddleston) bersama teman-temannya. Kesan clock is ticking benar-benar terasa, hingga akhirnya DUUUAAAARRRR!!! di episode 4.
Ketika Marvel Kembali Menarik
Untuk yang awam, Loki Season 2 bercerita tentang kekacauan yang terjadi di Time Variance Authority (TVA) setelah kematian He Who Remains (Jonathan Majors) yang dibunuh oleh varian Loki, Sylvie (Sophia Di Martino).
Hingga artikel ini ditulis (27/10), Loki Season 2 telah memasuki episode 4. Dibandingkan dengan episode-episode sebelumnya (yang sebenarnya so far so good), episode kali ini benar-benar mindblowing dan mengejutkan.
Demi menghindari spoiler pada artikel ini, Penulis hanya bisa menggambarkan kalau episode ini benar-benar tidak tertebak. Build up yang rapi dari episode pertama hingga ketiga ternyata tidak mengubah apa-apa. Apa yang dikhawatirkan akhirnya benar-benar terjadi.
Akhir yang sangat menggantung di episode ini juga memberikan kesan yang mirip dengan Avengers: Infinity Wars, di mana Thanos berhasil melenyapkan setengah populasi alam semesta.
Sekali lagi, kita disajikan misi yang dilakukan oleh protagonis kita gagal dilakukan. Namun, seperti yang sudah Penulis jelaskan di tulisan lain, tingkat destruktif di serial ini benar-benar beda level. Penulis benar-benar tidak sabar untuk menonton episode ke-5 mendatang.
Yang jelas, sejauh ini serial Loki Season 2 berhasil membuat Penulis berpikir kalau Marvel mulai menarik lagi dan kembali ke jalan yang benar. Kekacauan demi kekacauan yang terjadi di serial-serial sebelumnya seolah tertebus dengan kemunculan serial ini.
Penulis berusaha untuk mencari celah untuk mengkritik serial ini. Hanya saja, Penulis benar-benar tidak menemukan apa yang kurang dari Loki Season 2 sejauh ini. Meskipun tentu tidak sempurna, Penulis berhasil dibuat puas olehnya.
Episode 4 Selalu Jadi yang Paling Mengejutkan?
Ada fakta menarik tentang episode 4 serial Loki Season 2. Pada musim pertamanya, episode keempatnya juga sangat mengejutkan ketika sosok di balik TVA terkuak hanya robot dan di-prune-nya Mobius dan Loki.
Jika diingat-ingat lagi, sebenarnya banyak kejadian yang mengejutkan terjadi di episode keempat dari semua serial Marvel. Penulis akan coba bahas beberapa untuk membuktikan pernyataan tersebut.
Di WandaVision, akhirnya terkuak apa yang sebenarnya terjadi pada Wanda dan penduduk kota Westview. Di The Falcon and the Winter Soldier, kita bisa melihat bagaimana Captain America baru melakukan pembuhan dengan menggunakan perisainya.
Episode 4 favorit Penulis, selain Loki Season 2, adalah What If…? yang menceritakan tentang Supreme Doctor Strange yang sangat dark. Di serial Hawkeye, kita bisa melihat kemunculan karakter Yelena Belova (Florence Pugh).
Moon Knight pun cukup mengejutkan, di mana karakter utama Steven Grant (Oscar Isaac) ditembak tepat di dada oleh antagonisnya. Kejadian yang mirip juga terjadi di serial Secret Invasion, di mana Talos (Ben Mendelsohn) dibunuh oleh Gravik (Kingsley Ben-Adir).
Mengingat kebanyakan serial Marvel hanya memiliki enam episode (kecuali WandaVision, What If…?, dan She-Hulk: Attorney at Law yang punya sembilang episode), wajar jika episode 4 menampilkan adegan mengejutkan karena sudah mendekati klimaks.
Selain itu, episode 5 seringnya dimanfaatkan sebagai momen cooldown sebelum finale episode, sehingga terasa boring dan dragging. Apalagi, tak jarang Marvel mengecewakan penggemarnya dengan buruknya konklusi serial di episode terakhir.
Penutup
Masih ada dua episode lagi sebelum serial Loki Season 2 tamat. Namun, sejauh ini serial ini mampu memuaskan Penulis yang telah dikecewakan berkali-kali, baik karena film maupun serialnya.
Memang film Guardians of the Galaxy Vol. 3 adalah film yang bagus, tetapi dampaknya secara keseluruhan untuk Multiverse Saga sangat kecil. Loki Season 2 bersentuhan langsung dengan konsep multiverse beserta bahayanya.
Penulis bahkan meyakini kalau apa yang terjadi di serial Loki ini akan memiliki pengaruh besar kepada keseluruhan saga. Event yang akan terjadi di film-film selanjutnya, termasuk Avengers: Kang Dynasty dan Avengers: Secret Wars, bisa bermula dari serial ini.
Semoga saja di dua episode terakhir, serial ini bisa konsisten menjaga kualitas ceritanya, sehingga Penulis bisa berpikir kalau MCU masih menyenangkan untuk ditonton.
Lawang, 27 Oktober 2023, terinspirasi setelah menonton Loki Season 2 Episode 4 yang cukup mindblowing
Film & Serial
Bagaimana Serial Loki Mengerdilkan Peran Thanos di MCU

Suka atau tidak suka, harus diakui kalau Marvel Studios berhasil melakukan pekerjaan dengan baik dalam membangun Marvel Cinematic Universe (MCU), khususnya Infinity Saga yang memuncak di film Avengers: Endgame.
Salah satu alasan mengapa Infinity Saga begitu sukses (terlepas dari beberapa judul filmnya yang flop) adalah karena adanya sosok big bad villain pada sosok Thanos. Ia mengumpulkan enam Infinity Stones untuk melenyapkan separuh populasi alam semesta.
Meskipun ia melakukan genosida, banyak yang bersimpati (bahkan setuju) dengannya karena tujuannya masuk akal: agar alam semesta yang sumber dayanya terbatas menjadi lebih seimbang. Ia tidak pernah berambisi menguasai semesta seperti kebanyakan supervillain.
Sayangnya, peran dan tindakan Thanos tersebut seolah telah dikerdilkan oleh pihak Marvel itu sendiri melalui serial Loki. Bahkan, hal tersebut lebih ditekankan lagi melalui musim kedua Loki, di mana genosida seolah menjadi hal yang lumrah saja.
Genosida di Serial Loki

Pada musim pertama Loki, sebenarnya sudah diperlihatkan bagaimana sepelenya semua kejadian yang terjadi sepanjang Infinity Saga. Tentu kita ingat bagaimana Infinity Stones yang menjadi pusat cerita hanya menjadi pemberat kertas di Time Variance Authority (TVA).
Selain itu, kita bisa melihat bagaimana TVA bekerja dalam memangkas cabang-cabang timeline yang dianggap berpotensi membahayakan sacred timeline menggunakan semacam bom yang akan membuat seluruh isi cabang tersebut masuk ke dalam Void.
Nah, di dalam Void sendiri, ada makhluk bernama Allioth yang akan melenyapkan segala sesuatu yang ada di hadapannya. Makhluk inilah yang membuat He Who Remains berhasil mengalahkan varian Kang lainnya.
Dengan kata lain, seluruh semesta yang di-prune oleh pasukan TVA akan masuk ke dalam Void hanya untuk dimusnahkan oleh Allioth. Skala genosida yang dilakukan oleh Thanos jelas bukan apa-apa dibandingkan dengan yang dilakukan oleh TVA.

Nah, pada episode 2 musim kedua serial Loki, kita bisa melihat bagaimana pasukan TVA loyalis dari General Dox memangkas banyak sekali cabang timeline secara massal demi menjaga sacred timeline, meskipun TVA sedang goyang karena terkuaknya siapa dalang di baliknya.
Dox melakukan hal tersebut juga dengan alasan yang ia anggap mulia: untuk membereskan kekacauan multiverse yang diakibatkan oleh kematian He Who Remains. Ia dengan tegar mengambil keputusan tersebut, menodai tangannya untuk kepentingan yang lebih besar.
Bayangkan, seluruh populasi (bukan setengah) yang hidup di semesta-semesta tersebut dimusnahkan oleh TVA. Artinya, tidak ada makhluk yang selamat dari genosida tersebut, termasuk para superhero dan supervillain, bahkan Thanos sekalipun.
Penulis jadi teringat bagaimana Zeno dari serial Dragon Ball Super dengan mudahnya melenyapkan semesta hanya karena merasa sedikit kesal. Bedanya, Zeno memang “dewa” di serial tersebut, berbeda dengan TVA yang playing god.
Meningkatnya Level Ancaman di MCU

Besarnya skala genosida yang dilakukan pada serial Loki memang dibutuhkan oleh MCU karena mereka membutuhkan sosok villain yang jelas lebih berbahaya dari Thanos. Bahkan, Penulis merasa kalau ini semua baru permulaan saja.
Kita tahu kalau the next big bad villain MCU di Multiverse Saga adalah Kang the Conqueror. Meskipun muncul secara agak mengecewakan di film Ant-Man and the Wasp: Quantumania, kita bisa melihat kalau masih ada banyak sekali varian Kang yang siap menjadi ancaman.
Kekosongan kepemimpinan yang terjadi di TVA saat ini bisa saja memicu para varian Kang tersebut untuk mulai bergerak secara lebih aktif. Bagaimana tidak, sosok yang mengalahkan mereka telah tewas di tangan Sylvie.
Belum banyak superhero yang notice dengan keberadaan varian-varian Kang ini. Sekadar tahu kalau multiverse itu ada saja belum banyak yang tahu, kecuali Scott Lang (Ant-Man) dan keluarga, Doctor Strange, Scarlet Witch, Peter Parker (Spider-Man), dan Loki tentunya.
Apakah ada kemungkinan kalau Spider Society yang muncul di film Spider-Man: Across the Spider-Verse juga akan menjadi “benteng” yang menghalau para Kang? Penulis sedikit meragukan hal ini, mengingat hak penayangan mereka masih ada di tangan Sony.
Hanya saja, dengan adanya rumor kalau film-film Sony’s Spider-Man Universe (SSU) akan segera canon dengan MCU, bukan tidak mungkin hal itu terjadi di masa depan. Varian-varian Kang dilawan oleh varian-varian Spider-Man jelas terasa masuk akal.

Penulis juga berharap (dan menebak) kalau nantinya akan ada varian Kang versi baik yang akan muncul untuk membantu para superhero kita dalam multiversal war yang akan datang. Nathaniel Richard alias Iron Lad adalah favorit Penulis untuk dimunculkan nanti.
Yang jelas, genosida yang dilakukan oleh Dox dan pasukan TVA-nya jelas untuk menunjukkan bahwa level ancaman di Multiverse Saga ini akan jauh lebih berbahaya daripada yang telah dilakukan oleh Thanos, membuat apa yang telah dilakukan olehnya terlihat kerdil.
Konsekuensinya, Marvel harus lebih berhati-hati dalam menyusun cerita ke depannya. Multiverse Saga sejauh ini sudah mendapatkan banyak kritikan dan ulasan negatif. Semakin luas skala yang ingin diceritakan, semakin besar peluang untuk adanya kesalahan.
Lantas, setelah Multiverse Saga ini berakhir, ancaman lebih besar seperti apa yang akan terjadi? Jelas masih ada banyak nama yang bisa menjadi kandidat, dengan Galactus menjadi kandidat utamanya.
Namun, dengan adanya rencana soft reboot setelah film Avengers: Secret Wars, bisa saja level ancaman yang ada di MCU justru akan ter-reset dan kita akan disuguhkan dengan villain yang lebih ecek-ecek.
Penutup
Jika Penulis berada di dalam TVA, mungkin dirinya pun akan bingung bagaimana cara mengatasi kekacauan multiverse yang telah terjadi. Skala kekacauannya jelas sudah di luar nalar dan berpotensi memicu hal yang lebih buruk untuk terjadi.
Bisa jadi, memangkas cabang-cabang timeline dan melakukan genosida memang harus dilakukan. Namun, apakah sacred timeline memang menjadi satu-satunya aliran waktu yang paling benar? Bagaimana kalau ini adalah aliran waktu yang benar versi He Who Remains?
Untuk mengetahuinya, kita harus menonton Loki Season 2 sampai selesai. Sejauh ini dari dua episode yang telah tayang, serial ini memang cukup menjanjikan. Semoga saja serial ini bisa berakhir dengan baik, tidak seperti beberapa serial Marvel yang terakhir.
Lawang, 17 Oktober 2023, terinspirasi setelah melihat genosida besar-besaran yang dilakukan oleh Dox dan loyalis TVA
Film & Serial
Kalau Dipikir-pikir, Severus Snape dan Itachi Uchiha Itu Punya Banyak Kemiripan

Setelah kematian Michael Gambon yang memerankan karakter Dumbledore di waralaba Harry Potter, Penulis jadi sering menonton cuplikan dari film-film Harry Potter di YouTube. Anggap saja sebagai ajang bernostalgia karena Penulis memang lumayan Potterhead.
Saat menonton cuplikan-cuplikan tersebut, perhatian Penulis tercuri kepada satu karakter yang memang disukai oleh banyak orang, Severus Snape. Bukan karena kisah double agent-nya yang luar baisa, melainkan karena sosoknya membuat Penulis teringat satu sosok.
Sosok tersebut adalah Itachi Uchiha dari waralaba Naruto. Jika dipikir-pikir, kok rasanya ada banyak kemiripan antara kedua karakter fiksi tersebut hingga Penulis tertarik untuk menuliskannya di sini. Ada apa saja?
1. Sama-Sama Double Agent

Mari kita bahas yang paling jelas terlebih dahulu. Kedua karakter sama-sama harus menjadi double agent dan tidak pernah ketahuan hingga akhir hayatnya, hingga pengungkapkan kebenaran mereka pun menimbulkan efek kejut yang luar biasa.
Snape yang merupakan mantan anak buah Voldemort memutuskan bertobat dan berpindah ke sisi Dumbledore. Lantas, ketika Voldemort bangkit, Snape pun harus bermain peran dengan membunuh Dumbledore agar dipercaya sekaligus menyelamatkan Draco Malfoy.
Selepas kematian Dumbledore, Snape pun menjadi kepala sekolah Hogwarts dan harus pandai memainkan perannya agar tidak dicurigai oleh Voldemort. Namun, pada akhirnya Snape secara tragis mati di tangan Voldemort meskipun telah menunjukkan loyalitasnya.
Itachi lebih tragis lagi, di mana ia diminta untuk membantai seluruh klannya demi mencegah adanya kudeta di desa ia tinggal. Padahal, ia dipercaya oleh klannya untuk menjadi mata-mata mereka, tetapi Itachi lebih memilih desanya dibandingkan keluarganya sendiri.
Setelah melaksanakan tugasnya, Itachi pun keluar desa untuk bergabung dengan organisasi Akatsuki dan dicap sebagai penjahat oleh orang-orang yang ia lindungi. Semua itu ia terima tanpa banyak mengeluh.
Bisa dilihat kalau kedua karakter sama-sama bergabung dengan organisasi jahat dalam menjalankan perannya sebagai double agent.
2. Secara Fisik dan Skill Juga Mirip
Snape dan Itachi secara fisik juga mirip, dengan keduanya memilki rambut berwarna hitam sebahu. Pakaian mereka pun sama-sama identik dengan warna hitam dengan jubah yang panjang. Udah sih, kalau tentang fisik cuma itu kemiripannya.
Keduanya juga diketahui cukup powerful dan memiliki skill yang luar biasa. Jika tidak, rasanya Snape tidak akan begitu dipercaya oleh banyak orang untuk mengemban tanggung jawab yang berat. Untuk Itachi, tidak perlu ditanyakan lagi karena ia adalah salah satu shinobi terkuat.
3. Dari Dibenci Menjadi Dicintai

Sejak film atau buku pertama, kita selalu melihat Snape sebagai sosok antagonis dari protagonis utama, Harry Potter. Secara eksplisit pun Harry kerap menunjukkan ketidaksukaannya kepada Snape karena banyak alasan.
Namun, di akhir hayatnya, Harry akhirnya mengetahui kalau apa yang dilakukan Snape selama ini ternyata begitu luar biasa. Menurutnya, Snape adalah salah satu laki-laki paling berani yang ia kenal dalam hidupnya. Tak heran, jika ia menamai salah satu anaknya Severus.
Itachi pun begitu, di mana ia dibenci sedemikian rupa oleh adiknya sendiri, Sasuke. Alasannya logis, karena Itachi adalah sosok yang membunuh kedua orang tuanya sekaligus semua klan Uchiha. Hidup Sasuke hanya untuk membalaskan dendam klannya ke kakaknya.
Namun, setelah kematian Itachi, Sasuke mengetahui kebenarannya melalui Obito bahwa pihak desa-lah yang membuat Itachi harus melakukan hal tersebut. Apalagi, semua itu juga dilakukan untuk melindungi Sasuke, sehingga Sasuke jadi begitu menghormati kakaknya.
Ini menjadi bukti kalau kedua karakter memilki kompleksitas yang luar biasa. Apalagi, mereka juga sama-sama memiliki kisah masa lalu yang cukup tragis sehingga menimbulkan simpati dari penonton/pembacanya.
Penutup
Kurang lebih itulah kemiripan yang Penulis temukan dari karakter Severus Snape dan Itachi Uchiha. Walaupun berasal dari universe yang benar-benar berbeda, ternyata ada kemiripan-kemiripan yang membuat kedua karakter menjadi menarik.
Mereka berdua sama-sama karakter yang aslinya baik, tetapi harus berpura-pura menjadi jahat untuk tujuan-tujuan tertentu. Apakah menurut Pembaca ada kemiripan lagi antara kedua karakter tersebut?
Lawang, 10 Oktober 2023, terinspirasi setelah menyadari adanya kemiripan antara Severus Snape dan Itachi Uchiha
-
Anime & Komik4 bulan ago
Rame-Rame Ganti Foto Profil Luffy Gear 5
-
Film & Serial4 bulan ago
[REVIEW] Setelah Menonton Oppenheimer
-
Tokoh & Sejarah4 bulan ago
Bagaimana Oppenheimer (Secara Tidak Langsung) Membantu Indonesia Merdeka
-
Buku5 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca The 5 AM Club
-
Pengembangan Diri3 bulan ago
Belajar Melepas Perasaan Bersalah dari Kosan 95
-
Film & Serial4 bulan ago
[REVIEW] Setelah Menonton Secret Invasion
-
Anime & Komik3 bulan ago
Pemimpin Boneka ala Mizukage Keempat
-
Renungan4 bulan ago
Bagaimana Jika Perang Nuklir Benar-Benar Terjadi?
You must be logged in to post a comment Login