Connect with us

Permainan

Karakter-Karakter Werewolf Ala Penulis (Bagian 2)

Published

on

Berbeda dengan Werewolf atau Serial Killer yang memiliki kekuatan untuk mengeliminasi pemain lain, Villager secara default tidak memiliki kemampuan yang sama.

Mereka hanya bisa berusaha menebak siapa yang masuk ke dalam tim Jahat dan mengakhiri nyawa mereka dengan menggantungnya.

Agar tidak berat sebelah, dibutuhkan peran-peran vital seperti karakter yang bisa menerawang, melindungi, ataupun menyerang balik.

Nah, Penulis menambahkan beberapa karakter yang akan membuat tim Villager sama kuatnya dengan tim Werewolf ataupun tim Jahat lainnya!

Buat yang belum baca bagian pertamanya, monggo klik link berikut ini:

Karakter-Karakter Werewolf Ala Penulis (Bagian 1)

Pasukan Penerawang

Pasukan Penerawang

Seer merupakan peran yang vital dalam permainan Werewolf karena mampu menerawang peran seseorang sehingga tim Villager memiliki gambaran siapa yang jahat.

Ada beberapa tambahan karakter yang memiliki kemampuan untuk menerawang agar karakter Seer bisa tidak digunakan dalam permainan.

  • Beholder: Mengetahui siapa Seer yang sesungguhnya
  • Murid Seer: Jika Seer mati, ia akan menggantikan perannya sebagai Seer
  • Mystic Seer: Bisa menerawang peran satu pemain ketika siang hari sebanyak dua kali kesempatan
  • Oracle: Sama seperti Seer, tapi bisa mengetahui peran yang diterawang secara spesifik
  • Homeless: Selalu berpindah tempat di malam hari karena tak punya rumah, jika memilih rumah tim jJahat atau korban mereka, Homeless ikut mati
  • Shaman: Bisa bertanya satu kali kepada roh gentayangan (memilih satu pemain yang sudah mati) tentang siapa pemain yang memiliki peran jahatT
  • Tukang Sensus: Bisa bertanya kepada Moderator sebanyak dua kali untuk mengetahui peran apa saja yang tersisa

Pasukan Pelindung

Pasukan Pelindung

Untuk melindungi Villager dari sergapan orang-orang jahat, kita kerap mengandalkan kemampuan Guardian Angel yang bisa melindungi kita.

Selain itu, kemampuan Blacksmith yang membuat peran jahat tidak bisa mengaktifkan kekuatannya juga sangat berguna di saat-saat krusial.

Walaupun terkesan sepele, Drunker juga bisa melindungi Villager karena kemampuannya yang bisa membuat Werewolf puasa selama satu malam.

Untuk kategori ini, Penulis hanya menambahkan dua karakter

  • Bodyguard: Setiap malam memilih satu orang, jika yang dipilih menjadi target tim Jahat Bodyguard akan mengorbankan diri
  • Tukang Hipnotis: Punya satu kesempatan untuk membuat semua pemain tidak bisa mengaktifkan kekuatannya di malam hari

Pasukan Penyerang

Pasukan Penyerang

Untuk bisa melawan Werewolf ataupun tim Jahat lainnya, kita tidak bisa hanya mengandalkan vote. Harus ada peran yang bisa menyerang balik.

Dengan alasan itulah ada karakter Gunner yang bisa menembakkan dua peluru dan Hunter yang bisa mengajak satu orang untuk ikut mati bersamanya.

Kalau bermain dengan Cultish, ada Cultish Hunter yang siap berburu setiap malam. Agar lebih kuat, Penulis menambahkan karakter-karakter berikut:

  • Murid Gunner: Jika Gunner mati, Murid Gunner akan mewarisi senjata dengan satu peluru
  • Snipper: Berbeda dengan Gunner, Snipper memiliki dua peluru yang bisa ditembakkan ketika malam hari
  • Archer: Memiliki dua panah yang bisa ditembakkan secara bersamaan ketika siang hari
  • Tukang Senjata: Jika Tukang Senjata mati, ia akan mewariskan senjata berisi satu peluru kepada salah satu pemain
  • Suicide Squad: Bisa bunuh diri dengan membawa satu pemain untuk ikut mati
  • Attack Titan: Jika dimakan/dibunuh/di-vote, Attack Titan tetap hidup untuk satu kali kesempatan dan bisa membunuh satu pemain
  • Witch: Memiliki dua ramuan, revive (untuk menghindupkan pemain yang baru mati) dan poison (untuk membunuh satu pemain)
  • Vigilante: Bisa membunuh setiap malam, tapi jika sampai membunuh tim Villager/Netral ia akan bunuh diri

Keluarga Kerajaan

Keluarga Kerajaan

Permainan Werewolf jugamemiliki peran Mayor dan Prince yang kemampuannya tidak terlalu berguna (hanya menambah atau kebal vote atau kebal).

Oleh karena itu, Penulis memutuskan untuk melakukan upgrade dan menambah beberapa peran yang dikategorikan sebagai keluarga kerajaan.

  • King: Penguasa desa yang kebal vote, suaranya dihitung dua kali dan memiliki beberapa pasukan khusus
  • Queen: Istri dari King yang kebal vote dan bisa membatalkan hasil vote, jika menjadi target tim Jahat King akan mengorbankan dirinya
  • Prince: Anak dari King dan Queen yang kebal vote, jika King mati ia akan mewarisi Guard dan Executioner
  • Executioner: Atas perintah khusus dari King, bisa mengeksekusi salah satu pemain
  • Guard: Jika tim Jahat berusaha untuk membunuh King, Guard akan mengorbankan dirinya secara sukarela

Kenapa Membuat Banyak Karakter Werewolf Baru?

Ketika bermain Werewolf, baik bersama Karang Taruna, teman kantor, maupun teman kuliah, Penulis hampir selalu menjadi Moderator.

Entah mengapa Penulis justru tidak suka ikut bermain di dalamnya. Penulis lebih suka mengendalikan permainan dan memilihkan peran-peran untuk pemain.

Bertambahnya karakter Werewolf secara masif dapat membuat pemain akan merasa bingung di awal, walaupun di kartu ada penjelasan mengenai peran tersebut.

Hanya saja, Penulis memutuskan untuk melakukan penambahan ini karena beberapa alasan seperti agar permainan ini susah ditebak dan tidak membosankan.

Selain itu, Penulis suka berimajinasi ketika membuat karakter-karakter tersebut. Maklum, mulai SD sudah hobi bikin cerita.

Yang jelas, Penulis berharap dengan adanya karakter-karakter baru ini bisa membuat kita semakin menikmati permainan Werewolf.

 

 

Lawang, 21 Februari 2021, terinspirasi setelah membuat banyak karakter Werewolf baru

Permainan

Koleksi Board Game #23: Trekking Through History

Published

on

By

Sejarah adalah salah satu topik yang Penulis gemari hingga saat ini. Oleh karena itu, jika ada board game bertemakan sejarah, tentu Penulis tertarik. Itulah mengapa akhirnya Penulis memutuskan untuk membeli Trekking Through History.

Penulis membeli board game ini di toko langganannya dengan harga Rp800 ribu. Menariknya, saat artikel ini ditulis, harganya sudah naik menjadi Rp875 ribu. Bahkan di toko lain di marketplace, harganya sudah di atas satu juta. Jadi investasi, ya?

Tidak hanya secara tema yang menarik, Penulis juga akan menjelaskan mengenai gameplay dan hal-hal lain yang membuat Trekking Through History masuk ke dalam salah satu board game favoritnya.

Detail Board Game Trekking Through History

  • Judul: Trekking Through History
  • Desainer: Charlie Bink
  • Publisher: Underdog Games
  • Tahun Rilis: 2022
  • Jumlah Pemain: 2-4 pemain
  • Waktu Bermain: 30-60 menit
  • Rating BGG: 7,6
  • Tingkat Kesulitan: 1.73/5
  • Harga: Rp800.000 (Sekarang Rp875.000)

Cara Bermain Trekking Through History

Konsep utama dari Trekking Through History adalah perjalanan waktu, di mana kita sebagai pemain akan berperan sebagai penjelajah waktu yang akan mengunjungi momen-momen penting di masa lalu. Ceritanya, kita memiliki tiga hari untuk melakukan perjalanan tersebut.

Untuk objektifnya sendiri, pemain dengan poin tertinggi di akhir permainan akan menjadi pemenangnya. Cara untuk mendapatkan poin ini ada banyak, yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah ini.

Setup Trekking Through History

Cara Setup Trekking Through History (The Family Gamers)

Setup permainan ini cukup banyak, karena komponen yang dimiliki memang cukup banyak. Pertama, letakkan mat yang panjang di tengah arena. Lalu, letakkan History Cards dengan tanda romawi I (Day 1) di atas mat, jangan lupa jejerkan lima kartu teratas di tempat yang telah tersedia.

Kartu History Cards memiliki beberapa detail. Pertama adalah Hour Cost untuk mengetahui berapa cost untuk mendapatkan kartu tersebut. Setiap pemain memiliki jatah 12 jam per hari, dan pemain yang kehabisan jatah tidak akan bisa melakukan apapun lagi di hari tersebut.

Lalu, ada juga Benefits yang menandakan Experiece Token apa saja yang akan didapatkan pemain jika mengambil kartu tersebut. Yang tak kalah penting adalah Year yang menandakan kapan event pada History Card terjadi. Selain itu adalah info-info seputar peristiwa sejarah yang terjadi pada kartu tersebut.

Selain itu, ada juga Ancestor Cards yang diletakkan di atas deck kartu Event dengan jumlah yang menyesuaikan jumlah pemain. Ancestor Cards ini bersifat sebagai kartu Joker yang bisa diletakkan di mana saja. Selain itu, letakkan Point Tracker di dekat tumpukan Ancestor Cards.

Setelah itu, masing-masing pemain akan mendapatkan empat Itineraries yang digunakan untuk meletakkan Experience Token, di man tiap putaran bebas memilih akan mengunakan Iterneraries yang mana.

Ada empat Experiece Token di sini, yakni Person (berlambang kepala), Event (berlambang kertas), Innovation (berlambang lampu), dan Progress (berlambang batang tumbuhan). Ada juga Wild Experience (berlambang W) yang bisa diletakkan di mana saja.

Selanjutnya, pemain juga akan mendapatkan Crystal Tank untuk menampung Time Crystal yang digunakan untuk mengurangi konsumsi waktu ketika mengambil kartu. Penulis akan jelaskan apa itu maksudnya sebentar lagi.

Terakhir, letakkan Clock yang sangat besar di dekat mat permainan. Setelah itu. letakkan Pocket Watch masing-masing pemain mulai dari angka 12. Kedua komponen ini digunakan untuk tracking seberapa banyak jatah yang telah kita gunakan.

Urutan Bermain Trekking Through History

Setelah setup selesai, pemain secara bergantian akan memilih kartu yang tersedia di mat. Saat memilih kartu, pemain harus membayar cost berupa waktu yang ditandai dengan menggerakkan Pocket Watch di Clock. Konsumsi waktu ini bisa dikurangi dengan menggunakan Time Crystal.

Setelah itu, pemain bisa mengambil Experience Token sesuai dengan yang terdapat di kartu dan lambang Experience Token di mat. Letakkan token-token tersebut di Itineraries dan targetkan untuk memenuhinya agar mendapatkan tambahan poin atau token.

Kartu yang telah diambil bisa kamu susun dalam Trek. Ingat dalam meletakkan kartu di Trek, waktunya harus berurutan dari yang terlama hingga yang terbaru. Jika tidak bisa melakukannya, pemain akan menutup Trek tersebut dan membuat Trek baru.

Jika sudah, maka geser History Card di mat hingga terpenuhi. Proses ini akan terus berulang hingga semua pemain menghabiskan semua jatah waktunya. Setelah itu, pemain akan memasuki Day 2 dan mengulangi proses yang sama. Begitu pula ketika memasuki Day 3.

Menghitung Poin di Trekking Through History

Menghitung poin dilakukan setiap akhir ronde dengan menggerakkan Point Tracker di mat. Dalam setiap ronde, pemain bisa menghitung jumlah poin yang berhasil didapatkan melalui Itenarries-nya. Jangan lupa untuk mengembalikan token yang didapatkan di ronde tersebut.

Sebagai tambahan, di setiap akhir ronde, pemain yang berhasil berhenti tepat di angka 12 akan mendapatkan tiga tambahan poin. Pemain bisa melebihi angka 12, tapi tidak akan mendapatkan tiga tambahan poin.

Di akhir permainan atau setelah tiga ronde, pemain akan menghitung jumlah kartu di setiap Trek yang berhasil dibentuk. Semakin panjang Trek-nya, semakin besar pula poin yang akan didapatkan. Selain itu, Time Crystal yang tidak digunakan juga menambah poin akhir.

Setelah itu, jumlahkan semua poin yang berhasil didapatkan. Pemain dengan poin tertinggi akan menjadi pemenangnya.

Setelah Bermain Trekking Through History

Gambaran Ketika Sudah Bermain Beberapa Ronde (Unfiltered Gamer)

Saat membeli board game ini, Penulis sudah menyadari kalau Trekking Through History tidak akan populer di circle Penulis. Selain cukup mikir karena butuh strategi, tidak ada unsur senggol-senggolan selain berebut kartu yang ada di mat.

Walau begitu, Penulis tetap memutuskan untuk membelinya karena menyukai tema sejarahnya. Apalagi, board game dengan tipe seperti ini disukai oleh adik Penulis, sehingga setidaknya Penulis masih memiliki teman bermain. Mirisnya, Penulis hampir selalu kalah dan hanya satu kali menang.

Meskipun bisa dimainkan hingga empat orang, board game ini menurut Penulis cocok-cocok saja untuk dimainkan berdua. Memang, mayoritas drafting board game seru-seru saja walau hanya dimainkan berdua.

Pemilihan History Card-nya, walau terkesan sepele, ternyata membutuhkan strategi yang jitu agar efektif dan efisien karena adanya jatah 12 jam per hari. Tidak hanya itu, kita juga diharuskan mengumpulkan token yang tepat untuk memenuhi Ittenaries kita.

Alhasil, dalam setiap putaran, waktu yang dibutuhkan bisa cukup lama karena pemain membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan kartu mana yang paling menguntungkan dengan cost yang serendah mungkin.

Untungnya, sambil menunggu giliran lawan, kita bisa membaca informasi menarik seputar sejarah yang ada di belakang kartu. Informasi yang diberikan ringkas dan padat, tapi cukup insightful bagi orang-orang yang suka sejarah seperti Penulis.

Dengan banyaknya History Card yang ada, replaybility-nya terbilang cukup tinggi. Sayangnya, walau setiap game pasti berbeda, ada perasaan membosankan jika terus memainkannya karena gameplay-nya memang cukup monoton.

Salah satu poin yang perlu Penulis sorot adalah komponennya. Gila, selain Wingspan, board game ini memiliki kualitas komponen yang luar biasa. Mulai dari mat, token, kartu, dan lainnya benar-benar berkualitas ciamik, sehingga wajar jika harganya semakin mahal.

Saat mencari informasi di internet, ternyata salah satu alasan mengapa harganya menjadi lebih mahal karena sekarang yang beredar di pasaran adalah second edition-nya. Tidak banyak perbedaan, hanya di mode yang terbaru memungkinkan pemain untuk bermain sendirian.

Skor: 8/10

Board game selanjutnya yang akan Penulis bahas sebenarnya merupakan versi lain dari board game yang sudah Penulis miliki. Ini adalah pertama kalinya Penulis melakukan hal tersebut, karena Penulis biasanya memprioritaskan board game yang benar-benar baru.

Board game tersebut adalah Saboteur: The Dark Cave.


Lawang, 9 September 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri artikel board game ini

Continue Reading

Permainan

Koleksi Board Game #22: Chinatown

Published

on

By

Selain Century: Spice Road yang telah dibahas sebelumnya, board game lain yang Penulis mainkan bersama teman-teman ketika nongki di HD’R Comic Cafe adalah Chinatown. Jika di Century: Spice Road kami adu strategi, maka di Chinatown kami adu bacot!

Alasannya, ternyata board game yang satu ini bergenre negosiasi, di mana kita sebagai pemain bisa berinteraksi dengan pemain lain dan melakukan deal tertentu. Tentu, negosiasi bisa menjadi sangat alot karena masing-masing pemain ingin mendapatkan keuntungan terbesar.

Yang jelas, setelah memainkan board game ini di kafe tersebut, Penulis langsung memutuskan untuk membelinya sendiri bersamaan dengan Century: Spice Road. Menariknya, Chinatown langsung menjadi banyak favorit circle Penulis!

Detail Board Game Chinatown

  • Judul: Chinatown
  • Desainer: Karsten Hartwig
  • Publisher: Z-Man Games
  • Tahun Rilis: 1999
  • Jumlah Pemain: 3-5 pemain
  • Waktu Bermain: 60 menit
  • Rating BGG: 7,4
  • Tingkat Kesulitan: 2.24/5
  • Harga: Rp700.000

Cara Bermain Chinatown

Latar dari Chinatown adalah migrasi masyarakat China ke Chinatown di New York. Akan ada enam distrik dan bangunan bernomor 1 hingga 85 yang bisa kita miliki untuk membuka usaha. Permainannya sendiri akan berlangsung sebanyak enam ronde.

Objektif utama dari board game ini adalah mengumpulkan uang sebanyak mungkin, di mana pemain dengan uang terbanyak di akhir permainan menjadi pemenangnya. Uang bisa diperoleh dengan mendapatkan keuntungan dari usaha yang telah dibangun atau menjual tanah/bangunan yang dimiliki.

Ada 12 jenis usaha di Chinatown, yakni Photo, Tea House, Sea Food, Jewellery, Tropical Fish, Florist, Take Out, Laundry, Dim Sum, Antiques, Factory, dan Restaurant. Angka di sudut kanan bawah menunjukkan jumlah maksimal bangunan yang bisa dibangun untuk masing-masing usaha.

Di awal permainan, pemain akan memilih salah satu warna marker yang ada dan mendapatkan modal usaha sebesar $50.000. Setiap ronde, pemain akan mendapatkan kartu bangunan dan token usaha yang jumlahnya menyesuaikan dengan banyaknya pemain. Ada kartu bantu yang bisa memudahkan pemain untuk mengetahi angkanya.

Kartu bangunan menampilkan angka pada papan permainan. Melalui kartu ini, kita akan mendapatkan lahan yang bisa kita bangun menjadi tempat usaha atau ditukarkan dengan pemain lain. Setelah kartu bangunan, kita akan mengambil token usaha yang akan menjadi sumber pemasukan utama kita.

Setelah masing-masing pemain mendapatkan kartu bangunan dan token usaha, maka proses negosiasi bisa dimulai. Sama sekali tidak ada batasan dalam melakukan negosiasi, terserah pemain mau saling tawar-menawar. Mau penawaran yang tidak masuk akal pun silakan saja, walau kemungkinan deal-nya akan menjadi sangat kecil.

Jika sudah tidak ada proses negosiasi lagi, maka pemain bisa mulai meletakkan token usahanya di tanah miliknya. Setelah itu, pemain akan mendapatkan uang sejumlah token usaha yang telah diletakkan. Di kartu bantu, ada daftar uang yang berhak kita dapatkan tergantung jumlah token usaha yang berhasil dibangun.

Pola ini akan terus berulang hingga ronde keenam seperti yang sudah dibahas di atas. Jika ronde keenam telah berakhir, masing-masing pemain akan menghitung total uang yang mereka miliki dan pemain dengan jumlah uang terbanyak resmi menjadi pemenang.

Setelah Bermain Chinatown

Chinatown (Board Game Geek)

Ada banyak faktor yang membuat Chinatown menjadi favorit circle Penulis. Alasan utamanya tentu saja, seperti yang sudah banyak disinggung di tulisan ini, adalah keseruan adu bacot antarpemain yang membuat interaksi dalam permainan sangat seru dan ricuh.

Penulis belum pernah memiliki board game dengan genre serupa sebelumnya, sehingga Chinatown berhasil menghadirkan nuansa yang segar. Ketika mencari rekomendasi board game negosiasi terbaik, ternyata Chinatown bertengger di posisi pertama.

Negosiasi yang terjadi dalam permainan sering dilakukan dengan ngotot karena cukup sulit untuk menemukan deal yang menyenangkan kedua belah pihak. Apalagi, proses negosiasi terjadi secara serentak, sehingga pemain boleh bernegosiasi dengan siapa pun dan kapan pun.

Kadang kala, negosiasi dilakukan dengan melakukan perjanjian verbal “jika kamu membantuku sekarang, maka nanti kamu akan aku bantu.” Tentu saja, terkadang ini bisa menjadi omong kosong karena ujung dari permainan ini adalah kemenangan pribadi.

Adanya konsep kartu bangunan dan token usaha berhasil membuat replaybility dari Chinatown sangat tinggi. Setiap game akan benar-benar berbeda karena apa yang kita dapatkan benar-benar acak dan tidak bisa diprediksi.

Oleh karena itu, Chinatown bisa dibilang juga mengandalkan keberuntungan, selain kemampuan untuk bernegosiasi. Strategi pemain memang tetap dibutuhkan untuk menang, tapi tetap saja kemenangan lebih dipengaruhi oleh kemampuan negosiasi dan keberuntungan kita.

Materialnya sendiri bisa dibilang standar saja, tidak ada yang istimewa. Material dari item-item-nya bahkan bisa dibilang rentan rusak jika dimainkan secara sembarangan. Ini terbukti dengan kualitas Chinatown yang Penulis mainkan di HD’R Comic Cafe.

Yang jelas, Chinatown menjadi salah satu board game Penulis yang paling sering dimainkan. Tingginya interaksi saat para pemain bernegosiasi dan tingginya replaybility menjadi kunci utama mengapa board game ini layak mendapatkan skor yang tinggi dari Penulis

Skor: 9/10

Setelah Chinatown, Penulis tertarik dengan satu board game yang bertema sejarah. Melihat gameplay-nya yang cukup mikir, Penulis yakin kalau board game ini tidak akan terlalu “laku” seperti Wingspan.

Namun, Penulis memutuskan untuk tetap membelinya karena belum pernah memiliki board game dengan tema sejarah. Board game tersebut adalah Trekking Through History.


Lawang, 15 Juli 2024, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game ini

Continue Reading

Permainan

Koleksi Board Game #21: Century: Spice Road

Published

on

By

Salah satu cara yang membuat mengetahui board game baru adalah dengan mampir ke board game cafe. Apalagi, di sana selalu ada game master yang akan membantu kita memahami bagaimana cara bermain. Kalau Penulis suka, biasanya lantas akan membelinya.

Hal tersebut sudah terjadi beberapa kali, seperti 7 Wonders, King of the New York, hingga Survive. Kebetulan, ketiganya Penulis beli dalam keadaan second di board game cafe tempat Penulis sering bermain di Surabaya, yaitu Nexus Tabletop Surabaya.

Oleh karena itu, ketika mengetahui kalau ada board game cafe di Malang, Penulis memutuskan untuk mencoba bermain di sana bersama teman-teman kuliahnya. Board game cafe tersebut bernama HD’R Comic Cafe.

Awalnya Penulis merasa “aneh” karena di sana sistemnya bayar per board game. Di tiga board game cafe di Surabaya yang pernah Penulis datangi, sistemnya adalah bayar sekali untuk bermain sepuasnya dan sebanyak apapun board game-nya.

Untungnya, dua board game yang direkomendasikan oleh game master-nya ternyata cocok dengan Penulis dan teman-temannya. Pada akhirnya, Penulis memutuskan untuk membeli keduanya. Board game yang pertama adalah Century: Spice Road.

Detail Board Game Century: Spice Road

  • Judul: Century: Spice Road
  • Desainer: Emerson Matsuuchi
  • Publisher: Plan B Games
  • Tahun Rilis: 2017
  • Jumlah Pemain: 2-5 pemain
  • Waktu Bermain: 30–45 menit
  • Rating BGG: 7,3
  • Tingkat Kesulitan: 1.80/5
  • Harga: Rp620.000

Cara Bermain Century: Spice Road

Di awal permainan, jejerkan kartu Poin (berwarna oranye) sebanyak lima kartu dan kartu Merchant (berwarna ungu) sebanyak enam kartu. Lalu, letakkan tumpukan koin emas di kartu Poin paling kiri dan koin perak di kartu Poin kedua dari kiri.

Lalu, bagikan Caravan ke masing-masing pemain yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan resource (maksimal 10 resource). Masing-masing pemain juga akan mendapatkan dua kartu starter dan beberapa resource.

Ada empat jenis resource di sini, diurutkan dari yang paling tidak berharga hingga paling berharga adalah Turmeric (Kuning), Safron (Merah), Cardamom (Hijau), dan Cinnamon (Cokelat).

Kartu Merchant di permainan ini secara garis besar memiliki tiga fungsi, yakni mengambil resource (memiliki ikon kotak berwarna saja), menukar resource (memiliki ikon kotak berwarna dan tanda panah ke bawah), dan upgrade resource (memiliki ikon kota abu-abu dan arah panah ke atas).

Misal ada kartu bergambar satu kotak hijau, maka pemain akan mendapatkan resource Cardanom (Hijau). Misal ada kartu bergambar dua kota kuning dan panah bawak ke dua kotak merah, maka dua resource Turmeric (Kuning) kita bisa ditukar dengan duka resource Safron (Merah).

Untuk kartu upgrade resource, kartu ini bisa digunakan untuk resource apa saja. Misal, jika kartu kita bergambar dua kota abu-abu, maka kita bisa memilih untuk melakukan upgrade secara bebas, sesuai dengan urutan yang telah tertera di atas. Jika yang di-upgrade dua Cardamom (Hijau), maka kita akan mendapatkan dua Cinnamon (Cokelat).

Setiap putaran, masing-masing pemain harus melakukan satu dari empat aksi yang bisa dilakukan, yakni:

  • Play: Memainkan kartu dari tangan
  • Acquire: Mengambil kartu Merchant
  • Rest: Mengambil semua kartu yang telah dimainkan
  • Clain: Mengklaim kartu Poin

Syarat untuk bisa mengklaim kartu Poin tertera di masing-masing kartu. Permainan akan segera berakhir jika ada salah satu pemain yang telah memiliki lima kartu Poin. Giliran akan dilanjutkan hingga pemain terakhir sebelum menghitung skor.

Selain angka di kartu Poin, hitung juga poin koin emas (3 poin), koin perak (1 poin), dan resource selain Turmeric (Kuning) yang dihitung satu poin setiap resource-nya. Pemain dengan jumlah poin tertinggi akan menjadi pemenangnya.

Setelah Bermain Century: Spice Road

Century: Spice Road (Ars Technica)

Sewaktu akan membeli board game ini, Penulis sempat merasa dilema antara memilih versi Spice Road atau Golem Edition yang secara tema berbeda, tapi secara gameplay sama persis. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Penulis memutuskan untuk memilih Spice Road.

Century: Spice Road merupakan salah satu board game favorit Penulis karena sebenarnya gameplay-nya sederhana, tapi untuk bisa menguasainya membutukan strategi yang matang. Kita tidak bisa asal memilih kartu begitu saja.

Secara konsep, Century: Spice Road memiliki gameplay yang mirip dengan Splendor, di mana para pemain mengumpulkan item tertentu dengan tujuan untuk mengumpulkan resource yang dibutuhkan untuk mendapatkan poin kemenangan.

Jika di Splendor kita bisa memilih koin untuk membeli kartu permata, maka di Century: Spice Road kita bisa memilih kartu yang mayoritas fungsinya adalah untuk mendapatkan resource. Secara strategi, Century: Spice road lebih advance dibandingkan Splendor.

Di Splendor, semakin banyak kita memiliki kartu permata, maka semakin murah pula biaya yang dikeluarkan untuk membeli kartu yang lebih mahal. Di Century: Spice Road, tidak sesederhana itu, tapi semakin bagus kartu tangan kita, semakin mudah mendapatkan resource yang berharga.

Cara menangnya pun mirip, di mana permainan berakhir jika ada pemain yang mencapai target. Jika di Splendor targetnya adalah 15 poin, maka di Century targetnya adalah memiliki lima kartu Poin.

Meskipun terlihat sederhana, Century: Spice Road sebenarnya menuntut kita untuk berpikir keras agar menemukan cara paling efisien dan efektif untuk mendapatkan resource. Apalagi, kartu Poin yang kita incar bisa saja diincar oleh pemain lain.

Untuk bahan komponennya sendiri bisa dibilang sangat solid, mulai dari kualitas kartunya, koin yang bukan dari kertas seperti 7 Wonders atau plastik ringan seperti Machi Koro 2, kotak-kotak kecil yang menjadi resource, hingga empat mangkok sebagai wadah resource.

Century: Spice Road sebenarnya adalah bagian pertama dari trilogi Century. Board game lainnya adalah Century: Eastern Wonders dan Century: A New World. Ketiganya bisa dijadikan menjadi satu board game, tapi hingga saat ini Penulis belum terpikir untuk membelinya.

Jika disuruh menyebutkan kekurangannya, mungkin ilustrasi kartunya yang repetitif. Seandainya tiap kartu memilki gambar yang unik, rasanya board game ini akan terlihat lebih menarik. Dari sisi gameplay, Penulis tidak memiliki komplain sama sekali.

Skor: 9/10

Di atas Penulis telah menyebutkan kalau ada dua board game yang Penulis mainkan bersama teman-temannya di HD’R Comic Cafe. Selain Century: Spice Road, board game satunya merupakan board game paling bacot yang pernah Penulis mainkan: Chinatown!


Lawang, 9 Juli 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri board game ini

Continue Reading

Fanandi's Choice

Copyright © 2018 Whathefan