Permainan
Koleksi Board Game Saya (Bagian 1)

Sewaktu melihat koleksi board game yang dimiliki oleh Mas Pandu, sejujurnya Penulis memiliki satu pertanyaan: Kok enggak sayang sama duitnya? Seperti yang kita tahu, harga board game memang cukup menguras kantong.
Waktu itu, harga board game yang dimiliki oleh Mas Pandu berkisar antara 200 hingga 500 ribu. Jumlah uang tersebut tentu sangat lumayan dan bisa dialokasikan untuk hal lain, begitu pikir Penulis.
Ternyata, ketika Penulis mencoba untuk membeli board game, memang ada semacam “zat adiktif” yang dimiliki oleh board game. Semakin mendalami, semakin banyak board game yang terlihat menarik untuk dibeli.
Penulis yang awalnya coba-coba, pada akhirnya justru ikut mengoleksi board game. Hingga tulisan ini ditulis, total Penulis sudah memiliki 16 board game yang dibeli dalam rentang waktu kurang lebih satu tahun
Pada tulisan kali ini, Penulis ingin membahas mengenai ke-16 koleksinya tersebut dan mengapa Penulis pada akhirnya mengikut jejak Mas Pandu untuk terjun ke dalam hobi ini. Untuk detail gameplay dari masing-masing board game mungkin akan dijelaskan lain waktu.
Awal Mula Mulai Mengoleksi Board Game

Sebenarnya dari dulu Penulis memang suka board game, karena sejak kecil sudah akrab dengan Monopoly, Ular Tangga, hingga Halma. Penulis juga punya satu set Othello yang dibeli di Gramedia.
Sebelum terjun ke dunia board game, paling mentok yang Penulis punya adalah kartu Remi dan UNO!. Itupun kartu UNO! yang bajakan, bukan yang asli seharga Rp120 ribu. Sampai di sini, faktor uang masih jadi pertimbangan untuk mengoleksi board game.
Gara-gara hal tersebut, Penulis pun jadi gemar membuat beberapa board game sendiri, seperti Werewolf dengan tambahan karakter sendiri, Stars and Rabbit, hingga board game bertema traveling yang konsepnya mirip dengan Ludo.
Board game asli yang Penulis beli adalah Monopoly di tahun kalau tidak 2020 ya 2021. Sebagai penggemar Monopoly sejak kecil, harganya yang sedang separuh harga (menjadi Rp250 ribu) tentu menarik perhatian Penulis hingga akhirnya membelinya.
Lantas pada bulan Juni 2021, Penulis coba-coba untuk membeli board game Ticket to Ride: London. Selain karena ada faktor London-nya di sana, gameplay-nya juga terlihat seru. Harganya juga relatif terjangkau, yaitu Rp325 ribu di Tabletoys (via Tokopedia).
Sayangnya, board game ini ternyata kurang diminati oleh teman-teman Penulis sehingga memutuskan untuk tidak membeli board game dulu. Namun semua berubah, ketika Penulis memutuskan untuk membeli satu board game ini.
Catan, Pemicu “Gencarnya” Pembelian Board Game

Di tulisan “Koleksi Board Game Mas Pandu“, Penulis menyebutkan kalau salah satu board game favoritnya adalah Catan. Penulis sampai membeli gimnya di Steam agar bisa memainkannya ketika sudah tidak satu kantor lagi dengan Mas Pandu.
Namun, keseruannya memang beda dengan bermain langsung, hingga rasa ingin membelinya pun muncul. Sayangnya, harganya cukup mahal, yaitu Rp860 ribu alias nyaris satu juta rupiah. Tentu itu jumlah yang tidak sedikit.
Selain itu, Penulis ada perasaan khawatir kalau Catan juga tidak disukai oleh teman-temannya seperti yang terjadi pada kasus Ticket to Ride: London. Solusinya, Penulis pun membuat Catan sendiri dengan bahan seadanya untuk melakukan semacam uji coba.
Setelah jadi, Penulis pun mencoba untuk memainkannya bersama teman-teman. Ternyata, mereka suka karena senggol-senggolan antarpemain cukup terasa. Merasa termotivasi, Penulis pun memutuskan untuk membeli Catan pada bulan November 2021 di Tabletoys juga.
Waktu barangnya datang, Penulis sempat dibuat panik karena ada item yang tidak ada, yaitu City warna putih. Untungnya pihak toko dengan sukarela mau mengirimkan item yang hilang tersebut. Hingga saat ini, Catan adalah board game Penulis yang paling sering dimainkan.
Carcassonne dan Board Game-Board Game Bekas

Berawal dari Catan lah Penulis menjadi begitu bersemangat untuk mulai menggeluti hobi ini dan menambah koleksinya. Target selanjutnya adalah Carcassonne, salah satu board game klasik yang katanya wajib dikoleksi karena memiliki tile-tile yang lucu.
Penulis membelinya di bulan Desember 2021 (di Tabletoys juga) dengan harga Rp645 ribu. Sayangnya, tampaknya keseruan dari board game ini agak terbanting oleh Catan karena faktor senggol-senggolnya agak kurang.
Memasuki tahun 2022, Penulis jadi sering membeli board game bekas. Alasannya adalah karena Penulis sempat main ke board game cafe di Surabaya bernama Nexus. Waktu ke sana di bulan Januari, ternyata ada daftar board game yang dijual.
Salah satunya adalah 7 Wonders 1st Edition, board game dengan tema peradaban. Waktu itu, board game ini dilepas dengan harga Rp400 ribu oleh pemilikinya. Ketika mengecek di Tokopedia, harga barunya yang 2nd Edition mencapai Rp800 ribu!
Selain itu, Penulis juga tertarik untuk membeli board game King of New York. Sayangnya, waktu itu board game tersebut belum dilepas oleh pemiliknya karena dianggap masih baru, dan Penulis disuruh menunggu beberapa bulan lagi.
Di bulan Februari 2022, Penulis pergi ke board game cafe lainnya di Surabaya yang bernama Board Game Academy. Di sana juga ada beberapa board game bekas yang akan dijual. Sayangnya, Penulis merasa tidak ada yang srek dengan barangnya.
Menariknya, di sana Penulis menghubungi Nexus untuk menanyakan apakah King of New York sudah dibeli. Ternyata sudah, dan dilabeli harga Rp700 ribu (harga barunya Rp750 ribu). Pada akhirnya, Penulis memutuskan untuk membelinya dengan memanfaatkan jasa GoSend.
Ketika bermain di Board Game Academy, salah satu board game yang mencuri perhatian adalah Survive (sebenarnya ada juga Ratland, tapi carinya susah). Board game ini juga senggol-senggolan, walau replaybility-nya agak kurang.
Karena di sana tidak dijual, di bulan Maret Penulis pun minta tolong ke Nexus untuk mengabari kalau ada info tentang board game tersebut. Ternyata, mereka punya stoknya dan dilepas dengan harga Rp700 ribu.
Penulis berusaha menegonya karena tahu harga pasarannya di kisaran Rp650 ribu, hanya saja barangnya memang sudah langka. Pihak Nexus pun bersikukuh di harga tersebut, dan Penulis memutuskan untuk menyetujuinya.
(NB: Sekarang board game Survive telah di-rebranding dengan nama The Island dan dijual dengan harga Rp645 ribu)
Bersambung ke Bagian 2…
Lawang, 6 November 2022, terinspirasi setelah memandangi koleksi board game-nya yang sudah lumayan banyak
Permainan
Koleksi Board Game #12: Saboteur

Pada satu waktu, Penulis memutuskan untuk membeli beberapa board game sekaligus yang dulunya pernah dimainkan dan harganya relatif terjangkau. Tentu, board game yang pernah dimainkan tersebut karena Pandu memilikinya.
Ada tiga board game yang Penulis beli waktu itu, Saboteur, Coup, dan Sekata. Pada tulisan kali ini, Penulis akan membahas tentang Saboteur yang cukup menarik dan masih sering dimainkan hingga saat ini.
Saboteur Penulis beli dengan harga Rp250.000. Awalnya Penulis tertarik untuk membeli versi The Lost Mines yang lebih baru dan lebih kompleks. Namun, pada akhirnya Penulis memilih untuk membeli versi orisinalnya saja karena lebih sederhana.

Detail Board Game
- Judul: Saboteur
- Desainer: Fréderic Moyersoen
- Publisher: AMIGO
- Tahun Rilis: 2004
- Jumlah Pemain: 3 – 10 pemain
- Waktu Bermain: 30 menit
- Rating BGG: 6.5
- Tingkat Kesulitan: 1.32/5
Cara Bermain Saboteur
Saboteur memiliki objektif mengumpulkan emas sebanyak mungkin. Siapa yang memiliki emas terbanyak di akhir permainan (yang biasanya terdiri dari 3 ronde) akan menjadi pemenangnya.
Arena dari Saboteur berukuran 5 x 9 kartu, di mana artinya jarak antara tempat start dan finish berjarak 7 kartu. Di bagian finish, acak tiga kartu yang terdiri dari 1 emas dan 2 batu. Permainan akan dimenangkan oleh Kurcaci jika mereka bisa mencapai emas.
Di awal permainan, bagikan kartu peran kepada masing-masing pemain. Di antara peran Kurcaci, terselip peran Saboteur yang jumlahnya menyesuaikan jumlah pemain. Saboteur harus menyabotase agar Kurcaci gagal mencapai emas.
Setelah itu, bagikan kartu jalan dan action kepada masing-masing pemain (jumlah kartu menyesuaikan). Setiap putaran, pemain harus memilih antara memainkan satu kartu di tangannya atau menutup satu kartu jika tidak melakukan apa-apa.
Ada beberapa jenis kartu action yang bisa digunakan, yakni kartu untuk memblokir pemain lain (ada tiga simbol yang berbeda), untuk membuka blokir, untuk membongkar jalan, dan untuk mengintip satu dari tiga kartu finish.
Permainan akan berakhir jika memenuhi salah satu kondisi berikut: Kurcaci berhasil mencapai emas atau jumlah kartu di deck maupun di tangan habis. Saboteur harus bisa menutupi perannya hingga mendekati akhir permainan agar tidak diblokir oleh para Kurcaci.
Ketika satu ronde berakhir dan dimenangkan Kurcaci, maka mereka akan menarik kartu emas (masing-masing kartu berisi 1-3 emas) dari deck dan membaginya secara berurutan (dengan kata lain, pemain di urutan terakhir akan mendapat emas paling kecil).
Kalau Saboteur berhasil menggagalkan upaya Kurcaci mendapatkan emas, maka mereka akan mendapatkan emas dalam jumlah tertentu. Permainan akan berlangsung selama tiga ronde, walaupun sah-sah saja jika ingin lebih.
Setelah Bermain Saboteur

Saboteur adalah salah satu party board game yang mudah dipahami untuk semua kalangan. Apalagi, board game ini memberikan kepuasan tersendiri ketika bisa menghubungkan jalan dengan simetris. Desain kartunya juga sangat baik sehingga semua terasa pas.
Konsep menyambungkan jalan demi jalan ini mirip dengan board game Carcassonne. Bedanya, di Saboteur hanya bisa menyambungkan jalan, sedangkan Carcassonne bisa menyambungkan City dan tanah kosong.
Jika ada kekurangan dari Saboteur, mungkin kesederhanaannya yang bisa menjadi kekurangan untuk para pemain board game yang sudah cukup expert. Jelas board game ini kurang bisa memberikan tantangan karena memang fungsinya untuk seru-seruan.
Selain itu, pemain yang mendapatkan peran Saboteur juga relatif lebih sulit untuk meraih kemenangan. Begitu ketahuan, maka kartu blokir akan datang secara terus-menerus. Apalagi, sesama Saboteur juga sulit untuk membantu karena ada potensi untuk diblokir juga.
Oleh karena itu, di circle Penulis ada peraturan tambahan di mana sebelum permainan dimulai, semua pemain akan menutup mata. Lalu, hanya para Saboteur yang membuka mata untuk mengetahui siapa saja kawan mereka, mirip dengan permainan Werewolf.
Terlepas dari kekurangannya, Werewolf Penulis rekomendasikan sebagai perkenalan terhadap dunia board game karena kesederhanaan sekaligus kerusuhannya. Apalagi ukurannya kecil, sehingga cocok untuk dibawa ke tongkrongan.
Board game selanjutnya juga berpotensi rusuh karena memiliki genre deduksi dan harus pintar berbohong seperti di Werewolf. Sayangnya, board game ini juga harus dilabeli kurang laku karena jarang dimainkan. Board game tersebut adalah Coup.
Lawang, 30 Oktober 2023, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game
Permainan
Koleksi Board Game #11: Dungeon Mayhem: Monster Madness

Konsep board game dengan tema saling senggol alias saling serang masih menjadi genre favorit di circle Penulis. Bagaimana bisa menjatuhkan lawan untuk mengunci kemenangan sendiri memang menawarkan permainan yang kompetitif dan seru.
Dari 10 board game yang sudah Penulis bahas di blog ini, 5 di antaranya mengharuskan pemain untuk saling menyenggol untuk mendapatkan kemenangan. Nah, jumlah tersebut dipastikan bertambah setelah Penulis membeli Dungeon Mayhem: Monster Madness.
Awalnya, Penulis tertarik untuk membeli versi aslinya, yakni Dungeon Mayhem yang menggunakan karakter-karakter Hero. Namun, karena hanya untuk empat pemain, Penulis memutuskan untuk membeli yang versi Monster Madness saja yang bisa untuk enam pemain.
Dungeon Mayhem: Monster Madness Penulis beli dengan harga Rp375.000, harga yang sama dengan versi Dungeon Mayhem beserta ekspansinya. Namun, versi ini sudah memiliki box yang lebih rapi dan terorganisir.
Detail Board Game
- Judul: Dungeon Mayhem: Monster Madness
- Desainer: Jordan Comar, Roscoe Wetlaufer
- Publisher: Wizard of the Coast
- Tahun Rilis: 2020
- Jumlah Pemain: 2 – 6 pemain
- Waktu Bermain: 10 menit
- Rating BGG: 7.5
- Tingkat Kesulitan: 1.13/5
Cara Bermain Dungeon Mayhem: Monster Madness
Dungeon Mayhem: Monster Madness menawarkan pertarungan antarmonster untuk menemukan one monster last standing. Selayaknya Yu-Gi-Oh!, masing-masing pemain akan punya Life Points (LP) dan beberapa ability yang bisa digunakan dalam permainan.
Ada 6 jenis monster yang bisa dipilih oleh pemain di awal permainan, yakni Blorp, Mimi LeChaise, Hoots McGoots, Dr. Tentaculous, Dellilah Deathray, dan Lord Cinderpuff. Masing-masing memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh monster lainnya.
Di awal permainan, masing-masing pemain akan mendapatkan papan tracker nyawa dan mulai dengan 10 LP. Selain itu, masing-masing pemain juga akan mendapatkan satu deck sesuai dengan monster yang dipilih, lalu menarik tiga kartu dari deck tersebut.
Secara bergiliran, masing-masing pemain akan memainkan kartu dari tangannya setelah menarik kartu dari deck. Meskipun memiliki art yang berbeda-beda, secara umum ada beberapa efek yang dimiliki oleh masing-masing kartu, yakni:
- Simbol Pedang: Menyerang (mengurangi LP) lawan, bisa memilih yang mana pun
- Simbol Perisai: Menambah pertahanan untuk melindungi diri dari serangan lawan, jika lawan menyerang, alih-alih mengurangi nyawa, perisai yang akan hancur
- Simbol Petir: Bisa memainkan satu kartu lagi
- Simbol Kartu: Menarik kartu dari deck
- Simbol Plus: Healing
- Mighty Power: Masing-masing monster akan mengaktifkan kemampuan spesial mereka
Di setiap kartu, jumlah simbol yang muncul bisa lebih dari satu dan semuanya akan aktif dalam waktu bersamaan. Misal ada kartu dengan simbil dua pedang dan satu kartu, maka pemain bisa mengurangi dua LP lawan sekaligus menarik satu kartu.
Pemain yang LP-nya menyentuh angka 0 akan tersingkir dari permainan yang akan terus berlangsung hingga tersisa satu pemain di arena.
Setelah Bermain Dungeon Mayhem: Monster Madness

Meskipun secara teori board game ini memiliki konsep battle royale menarik, entah mengapa Dungeon Mayhem: Monster Mayhem kurang populer di circle Penulis. Konsep senggol-senggolan yang sangat kental seolah tidak memberikan daya tarik.
Kalau mau menebak-nebak, Penulis akan menganggap dibutuhkannya strategi dalam memainkan kartu yang ada di tangan menjadi salah satunya. Walaupun terkesan mudah, timing pemilihan kartu yang akan dimainkan tidak bisa sembarangan.
Selain itu, gerakan kita pun terbatas dengan kartu yang ada di tangan. Jika dalam kondisi terdesak tetapi kartu tangan jelek-jelek, hampir tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri. Artinya, faktor keberuntungan pun cukup berpengaruh di sini.
Bagi Penulis sendiri, sebenarnya board game ini tetap menarik karena pada dasarnya Penulis menyukai trading card game (TCG), sehingga bisa menikmati TCG versi sederhana seperti yang dimiliki oleh board game ini.
Dungeon Mayhem: Monster Madness pun harus menerima label sebagai salah satu board game yang agak jarang dimainkan oleh circle Penulis, meskipun tidak sejarang Wingspan yang dianggap rumit.
Selanjutnya, Penulis akan mengulas board game yang cukup populer dan sering dimainkan. Sebelum membelinya, Penulis sudah pernah memainkannya bersama circle Penulis setelah meminjam milik Pandu. Board game tersebut adalah Saboteur.
Skor: 7/10
Lawang, 22 Oktober 2023, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game ini
Permainan
Koleksi Board Game #10: Machi Koro 2

Di masa-masa awal menggeluti hobi board game, Catan menjadi patokan utama dalam menentukan board game seperti apa yang disukai oleh circle Penulis. Jika level keseruannya di bawah Catan, maka alamat board game tersebut akan lama menganggur.
Ada dua elemen utama yang dimiliki oleh Catan yang membuatnya menarik, yakni adanya pengumpulan resource dan pengocokan dadu untuk menentukan resource yang didapatkan. Oleh karena itu, Penulis pun mencari board game lain yang memiliki kedua elemen tersebut.
Setelah melakukan riset, Penulis akhirnya menemukan sebuah board game bernama Machi Koro 2. Meskipun tidak memiliki papan seperti Catan, ternyata mekanisme bermainnya memang cukup mirip, sehingga membuatnya cukup seru untuk dimainkan.
Detail Board Game
- Judul: Machi Koro 2
- Desainer: Masao Suganuma
- Publisher: Pandasaurus Games
- Tahun Rilis: 2021
- Jumlah Pemain: 2- 5 pemain
- Waktu Bermain: 45 menit
- Rating BGG: 7.2
- Tingkat Kesulitan: 1.43/5
Cara Bermain Machi Koro 2
Machi Koro 2 memiliki komponen yang sejatinya tidak terlalu banyak. Ada setumpuk kartu yang terbagi menjadi tiga, yakni Establishment 1-6, Establishment 7-12, dan Landmark. Ada juga dua buah dadu yang ukurannya cukup jumbo, serta sejumlah koin bernilai 1, 5, dan 10.
Establishment digunakan untuk mendapatkan resource berupa uang untuk membeli Landmark, yang harganya memang lumayan. Untuk bisa memenangkan permainan, pemain harus bisa membeli tiga Landmark terlebih dahulu.
Ada empat jenis kartu Establishment di Machi Koro 2, yakni Kartu Biru (Primary Industries), Kartu Hijau (Secondary Industries), Kartu Merah (Restaurants), dan Kartu Ungu (Major Establishments). Semuanya akan membantu kita mendapatkan uang.
Kartu Biru akan aktif kapan pun, selama angka dadunya keluar (mirip Catan). Kartu Hijau dan Kartu Ungu hanya aktif jika angka dadunya keluar di giliran kita. Angka merah hanya aktif jika angka dadunya keluar di giliran lawan, yang efeknya adalah mencuri uang lawan.
Semua kartu memiliki elemen yang sama, yakni angka dadu di bagian atas dan harga kartu yang ada di bagian kiri agak bawah. Setiap putaran, pemain bisa membeli 1 kartu selama memiliki uang yang cukup.
Untuk setup, jejerkan ketiga deck secara vertikal, lalu bentuk baris yang terdiri dari lima kartu. Tumpuk kartu yang sudah muncul, sehingga lima kartu yang ada di arena akan menjadi berbeda-beda. Setelah itu, bagikan masing-masing 5 koin untuk modal awal bermain.
Machi Koro 2 memiliki “mode pemanasan”, di mana pemain bisa memilih untuk membeli kartu Establishment dalam 3 putaran dengan modal 5 koin yang telah diberikan. Artinya, pemain bisa membeli kartu hingga 3 kartu, tergantung harga kartu yang tertera.
Setelah itu, barulah permainan benar-benar dimulai. Pemain bisa memilih untuk mengocok 1 dadu saja atau 2 dadu sekaligus. Setiap putaran pemain secara bergantian akan mengocok dadu dan mengaktifkan kekuatan kartunya jika persyaratannya terpenuhi.
Kartu-kartu Establishment memiliki urutan untuk aktif. Kartu merah akan aktif terlebih dahulu, baru disusul kartu Biru, Hijau, Ungu, baru kartu Landmark yang masing-masing memiliki efek unik yang bisa menguntungkan diri sendiri atau juga orang lain.
Setelah Bermain Machi Koro 2

Machi Koro 2 memang memiliki dua elemen penting yang membuat Catan menjadi begitu menarik. Namun, hal tersebut tak serta merta membuat board game ini menjadi versi yang lebih baik dari Catan.
Pertama, Machi Koro 2 cukup terkesan repetitif meskipun sangat mengandalkan dadu. Mungkin hal ini disebabkan oleh kurang bervariasinya efek kartu yang dimiliki, walaupun itu mungkin dilakukan untuk menjaga kesederhanaan peraturan board game ini.
Kedua, meskipun cukup bisa senggol-senggolan, Machi Koro 2 tidak bisa membuat kita menarget seseorang seperti di Catan. Alhasil, jika ada seseorang yang terlihat akan menang, tidak banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menyabotasenya.
Terlepas dari kekurangannya, Machi Koro 2 tetap menjadi board game yang cukup menyenangkan dan sering dimainkan oleh circle Penulis. Pemilihan strategi dan mengamati “META” angka dadu yang sering keluar menjadi beberapa alasannya.
Kartu Merah seperti Hamburger Stand (8) dan Family Restaurant (9 10) berhasil menjadi yang sering ditakuti karena hampir semua pemain memiliki kartu ini. Alhasil, uang yang susah-payah dikumpulkan pun harus dibagikan ke pemain lain yang memiliki kartu tersebut.
Sepengalaman Penulis bermain, kartu yang kerap menjadi favorit adalah Stadium (7), yang efeknya adalah mengambil 3 koin dari masing-masing pemain. Kartu Mine (11 12) juga lumayan disukai karena bisa langsung memberikan 6 koin jika angka dadunya keluar.
Kartu hijaulah yang paling dihindari oleh pemain karena efeknya yang hanya aktif di giliran kita. Apalagi, ada kartu kombo yang akan aktif jika memiliki kartu dengan simbol tertentu, yang pada prakteknya cukup sulit untuk dilakukan.
***
Saat membeli Machi Koro 2, ada satu board game lagi yang Penulis beli secara bersamaan. Ketika menonton video playthrough-nya, board game ini bukan hanya senggol-senggolan, tapi juga “bacok-bacokan” karena kita bisa menyerang pemain lain secara langsung.
Apalagi, board game ini juga menjadi bagian dari Dungeon & Dragons yang sangat terkenal. Board game tersebut adalah Dungeon Mayhem, sebuah board game battle royale di mana pemain yang bisa bertahan terakhir adalah pemenangnya!
Lawang, 22 Juli 2023, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game ini
-
Anime & Komik4 bulan ago
Rame-Rame Ganti Foto Profil Luffy Gear 5
-
Film & Serial4 bulan ago
[REVIEW] Setelah Menonton Oppenheimer
-
Tokoh & Sejarah4 bulan ago
Bagaimana Oppenheimer (Secara Tidak Langsung) Membantu Indonesia Merdeka
-
Buku5 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca The 5 AM Club
-
Pengembangan Diri3 bulan ago
Belajar Melepas Perasaan Bersalah dari Kosan 95
-
Film & Serial4 bulan ago
[REVIEW] Setelah Menonton Secret Invasion
-
Anime & Komik3 bulan ago
Pemimpin Boneka ala Mizukage Keempat
-
Renungan4 bulan ago
Bagaimana Jika Perang Nuklir Benar-Benar Terjadi?
You must be logged in to post a comment Login