Connect with us

Permainan

Koleksi Board Game #20: Modern Art

Published

on

Meskipun bukan tipe orang yang bisa memahami arti dari sebuah seni, Penulis bisa berkata kalau dirinya cukup bisa menikmati sebuah seni. Salah satu destinasi wisata yang Penulis sukai adalah museum yang menampilkan lukisan-lukisan terkenal.

Oleh karena itu, ketika ada board game yang memiliki tema lukisan museum, Penulis jadi tertarik. Board game tersebut adalah Modern Art, yang sesuai namanya, memiliki banyak karya seni asli yang ditampilkan dalam bentuk kartu.

Modern Art dimainkan dengan model lelang, alasan lain kenapa Penulis memutuskan untuk membeli board game. Mengapa demikian? Karena kebetulan dulu Penulis suka nonton acara Storage Wars di saluran History.

Detail Board Game Modern Art

  • Judul: Modern Art
  • Desainer: Reiner Knizia
  • Publisher: CMON Global Limited
  • Tahun Rilis: 1992
  • Jumlah Pemain: 3-5 pemain
  • Waktu Bermain: 45 menit
  • Rating BGG: 7,5
  • Tingkat Kesulitan: 2.29/5
  • Harga: Rp500.000

Cara Bermain Modern Art

Di awal permainan, pemain akan berperan sebagai kepala museum dari berbagai tempat: Sao Paulo Museum, Madrid Modern, London Art, Paris Art, dan New York Art Gallery. Semua tempat sama, tidak memiliki keistimewaan apapun.

Setelah itu, masing-masing pemain akan mendapatkan kartu seni tergantung jumlah pemain. Ada lima seniman di Modern Art, yakni Manuel Carvalho, Sigrid Thaler, Daniel Melim, Ramon Martins, dan Rafael Siveira.

Kartu di Modern Art menampilkan sebuah lukisan lengkap dengan judul dan nama senimannya. Di pojok kanan ada jenis lelangnya (total ada lima jenis), yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah.

Setelah mendapatkan kartu, masing-masing pemain akan mendapatkan modal $100. Uang ini yang akan kita gunakan untuk melakukan lelang setiap putarannya. Ada beberapa pecahan uang di board game ini, mulai dari $1 hingga yang paling besar $100.

Komponen terakhir adalah sebuah papan yang berfungsi sebagai tracker harga lukisan. Seniman dengan jumlah lukisan terbanyak di arena akan mendapatkan token tertinggi (paling tinggi 30, lalu 20 dan 10).

Jika jumlahnya sama, maka seniman yang paling kiri yang akan mendapatkan token tertinggi. Di setiap ronde, hanya akan ada tiga seniman yang mendapatkan token ini, yang artinya dua seniman lainnya tidak akan memiliki nilai jual sama sekali.

Token inilah yang menentukan harga dari lukisan berdasarkan senimannya. Seiring berjalannya ronde, maka harga lukisan bisa semakin tinggi. Namun, perlu diingat kalau penjualan lukisan ke bank terjadi di setiap akhir ronde, bukan di akhir permainan.

Sistem lelangnya sendiri akan dilakukan secara berurutan di mana pemain akan memilih satu kartu dari tangannya untuk dilelang. Pemain yang melakukan ini disebut sebagai pelelang. Masing-masing kartu memiliki jenis lelang yang terbagi menjadi lima jenis, yakni:

  • Open Auction (Berlogo Mata): Semua pemain bisa melakukan bid secara bebas
  • One Offer Auction (Berlogo Bintang dan Angka 1): Secara berurutan pemain bisa melakukan bid satu kali saja, dimulai dari sebelah kiri pelelang
  • Hidden Auction (Berlogo Gembok): Semua pemain menentukan harga secara tersembunyi di tangan dan akan mengungkapnya secara bersamaan, pemain dengan nilai lelang tertinggi akan menang
  • Fixed Price Auction (Berlogo Tag Harga): Pihak pelelang akan menentukan harga lukisan, jika tidak ada yang menawar maka akan jadi miliknya sendiri
  • Double Auction (Berlogo Palu dan x2): Pihak pelelang bisa langsung melelang dua lukisan sekaligus dari seniman yang sama, lalu jenis lelangnya mengikuti kartu lukisan yang kedua

Permainan akan terdiri dari empat ronde, dan masing-masing ronde akan berakhir jika ada salah satu seniman yang lukisannya sudah muncul lima kali. Pemain dengan jumlah uang terbanyak akan keluar sebagai pemenangnya.

Setelah Bermain Modern Art

Modern Art (More Game Please)

Secara visual, bisa dibilang Modern Art adalah salah satu yang terbaik di antara koleksi Penulis. Sebagai penikmat seni amatir, karya-karya yang ada di sini, meskipun kebanyakan seni kontemporer, memiliki keindahannya sendiri.

Sebagai nilai tambah, para seniman yang lukisannya dijadikan kartu di board game ini mendapatkan semacam katalog dan profil di rulebook-nya. Tentu ini bisa menjadi sarana promosi mereka agar lebih dikenal oleh dunia.

Untuk komponennya sendiri, Modern Art memiliki komponen yang cukup solid. Kartu-kartu seninya berukuran besar dan cukup tebal. Koin lelang dan uang in-game pun cukup solid. Namun, yang paling istimewa (dan lucu) adalah palu lelangnya yang terbuat dari kayu,

Secara gameplay, Modern Art sebenarnya cukup menarik dengan sistem lelang dan fluktuasi harga lukisannya. Hanya saja, replaybility dari board game ini cukup rendah karena terkesan monoton dan begitu-begitu saja.

Contoh, ketika pemain mengeluarkan kartu One Offer Auction, maka kemungkinan besar pemain akan langsung menyebutkan angka yang mendekati harga jualnya sekarang (misal harganya 20, dia langsung pasang harga 19).

Alhasil, pemain selanjutnya pun tidak akan memasang harga di atas itu karena otomatis tidak akan menghasilkan keuntungan. Kalau mau memasang harga di atas harga pasaran, ya kemungkinan besar pemain akan mengalami kerugian karena harga jualnya di bawah harga belinya.

Selain itu, posisi seniman di papan tracker selalu sama. Dengan demikian, lukisan karya Manuel Carvalho yang berada di sisi paling kiri akan selalu lebih berharga dibandingkan Rafael Silveira yang berada di sisi paling kanan. Alhasil, kebanyakan pemain akan lebih mengincar lukisan Manuel Carvalho karena kemungkinan lukisannya lebih mahal lebih besar.

Penulis bahkan sampai mencoba variasinya sendiri, di mana ada seorang juru lelang yang tidak ikut bermain. Nantinya, para pemilik museum akan diberi modal yang lebih besar. Uang bisa didapatkan di akhir permainan, bukan di setiap akhir ronde.

Namun, bisa dibilang kalau Modern Art memiliki konsep yang benar-benar berbeda jika dibandingkan koleksi lainnya. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, maka Penulis akan memberikan skor Modern Art sebesar:

Skor: 7/10

Salah satu cara Penulis bisa mengenal lebih banyak board game adalah dengan mengunjungi kafe board game. Pada satu waktu, Penulis bermain di salah satu kafe board game di Malang dan mencoba beberapa. Salah satunya yang akhirnya Penulis beli adalah Century: A Spice Road.


Lawang, 30 Juni 2024, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game ini

Permainan

Koleksi Board Game #28: Point City

Published

on

By

Satu bulan setelah membeli Cascadia dan Here to Slay, akhirnya Penulis membeli satu board game lain yang waktu di Jakarta tidak sempat dibeli: Point City. Penulis membelinya di toko langganan, sekalian membeli sleeve untuk Here to Slay, pada Februari 2024.

Salah satu alasan mengapa Penulis tertarik untuk membeli board game ini adalah karena temanya yang mengangkat perkotaan. Ini bukan board game pertama yang bertema itu, karena sebelumnya Penulis sudah memiliki Machi Koro 2 dan Chinatown.

Board game ini memiliki kemiripan dengan Machi Koro 2, di mana salah satu mekanismenya adalah card drafting. Bedanya, ada unsur Splendor dalam board game ini yang akan membantu “perekonomian” kita sepanjang permainan.

Detail Board Game Point City

  • Judul: Point City
  • Desainer: Molly Johnson, Robert Melvin, Shawn Stankewich
  • Publisher: Flatout Games
  • Tahun Rilis: 2023
  • Jumlah Pemain: 1-4 pemain
  • Waktu Bermain: 15-30 menit
  • Rating BGG: 7,2
  • Tingkat Kesulitan: 1,69/5
  • Harga: Rp425.000

Cara Bermain Point City

Point City memiliki objektif yang sangat sederhana, yakni pemain dengan poin tertinggi di akhir permainan akan menjadi pemenang. Poin ini bisa didapatkan dengan beberapa cara, yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah.

Untuk memulai permainan, jejerkan 16 kartu tier 1 dengan formasi 4 x 4 untuk membentuk Market. Setelah itu, sisa kartu akan ditumpuk secara berurutan sesuai tier-nya, di mana tier 1 paling atas dan tier 3 paling bawah.

Kartu pada permainan ini memiliki dua sisi, yakni sisi Sumber Daya (resource) dan Bangunan (building). Kartu Sumber Daya digunakan untuk bisa membeli kartu Bangunan. Beberapa kartu Bangunan bisa menghasilkan Sumber Daya secara permanen, mirip dengan Splendor.

Ada lima jenis Sumber Daya dalam permainan ini, yakni Energy, Industry, Economy, Community, dan Ecology. Ada juga kartu Ingenuity, yang bisa menggantikan semua jenis kartu Sumber Daya yang dibutuhkan alias menjadi kartu Joker dalam permainan ini. Kartu jenis ini bisa menjadi tambahan skor apabila masih dipegang oleh pemain di akhir permainan.

Di sisi lain, kartu Bangunan memiliki beberapa atribut yang dimiliki. Di bawah nama bangunan, ada cost atau biaya yang dibutuhkan untuk membeli kartu tersebut. Di bagian pojok atas, ada efek yang akan didapatkan pemain jika berhasil membangun kartu tersebut.

Ada beberapa efek yang bisa didapatkan pemain dengan membangun kartu Bangunan. Jika ada simbol Sumber Daya di bagian kiri atas, maka pemain akan mendapatkan Sumber Daya tersebut secara permanen hingga akhir permainan.

Di sisi lain, di bagian kanan atas, ada dua jenis efek yang bisa digunakan pemain. Jika menunjukkan angka, maka artinya bangunan tersebut akan memberi tambahan poin di akhir permainan.

Jika ada lambang token Civic, artinya pemain bisa mengambil satu token Civic, yang juga bisa digunakan untuk menambah poin dengan syarat-syarat tertentu. Syaratnya sering kali berputar di seberapa banyak bangunan yang menghasilkan Sumber Daya tertentu, walau ada juga yang lain.

Jumlah kartu yang digunakan dalam tiap permainan akan menyesuaikan dengan jumlah pemain. Semakin sedikit pemain, semakin sedikit kartu yang digunakan. Selain itu, ambil sejumlah token Civic (sesuai dengan jumlah pemain juga) dan letakkan dekat Market.

Setelah itu, permainan pun bisa langsung dimulai, di mana masing-masing pemain mendapatkan “modal” berupa satu kartu Ingenuity. Apabila semua kartu di Market meruapakan kartu Sumber Daya, maka pemain memiliki opsi untuk membalik kartu Sumber Daya menjadi kartu Bangunan.

Setiap putaran, pemain secara bergantian akan memilih dua kartu di Market yang terletak bersebelahan, entah secara horizontal maupun vertikal. Mengambil kartu bersebelahan secara diagonal tidak diperbolehkan.

Ketika pemain ingin mengambil kartu Bangunan, maka ia harus membayar Sumber Daya sesuai yang tertera di bagian bawah kartu. Jika kartu tersebut memiliki simbol token Civic, pemain harus memilih salah satu token Civic yang tersedia.

Apabila tidak ada kartu yang ingin atau bisa diambil, pemain bisa menarik dua kartu dari deck. Permainan akan terus berplangsung hingga sudah tidak ada lagi kartu di deck untuk me-refill Market. Masing-masing menghitung skornya dan yang tertinggi menjadi pemenangnya.

Setelah Bermain Point City

Point City (BGG)

Ada banyak hal yang Penulis sukai dari Point City. Selain tema perkotaan yang sudah disinggung di awal, Penulis menyukai gameplay-nya yang seimbang dan butuh sedikit keberuntungan.

Dengan mekanisme card drafting yang dimiliki, pemain diharuskan berpikir kartu mana yang paling menguntungkan untuk diambil. Pemilihan kartu ini berperan vital, karena bisa memengaruhi skor yang bisa diperoleh di akhir permainan.

Sama seperti Splendor, semakin lama permainan, maka cost kartu semakin tinggi. Nah, ada beberapa kartu yang akan bisa menghasilkan sumber daya secara permanen, yang akan sangat membantu kita membeli kartu-kartu yang tersedia.

Penulis juga menyukai desain minimalis yang dimiliki oleh Point City di setiap kartu bangunannya. Memang pemain akan jarang melihat bangunan apa yang mereka beli, karena lebih fokus dengan efeknya, tapi tetap saja sentuhan ini harus diapresiasi.

Memang Point City tidak terlalu kompetitif karena kurangnya unsur senggol-senggolan. Pemain akan lebih fokus untuk membangun “kotanya” sendiri. Namun, Penulis pribadi memang tidak menjadikan hal tersebut sebagai faktor utama dalam membeli board game.

Jeleknya, board game ini akan terasa cukup membosankan bagi pemain lain. Meskipun tingkat replaybility-nya tinggi karena setiap kartu unik, turn-based yang dimiliki harus diakui memang cukup monoton.

Point City bisa dianggap sebagai board game bergenre card drafting yang sederhana dan mudah dipahami. Tak butuh lama untuk menjelaskan cara bermainnya ke orang lain, sehingga cocok untuk dimainkan bersama keluarga.

Skor: 8/10

Setelah membeli Point City, intensitas membeli board game Penulis menurun drastis. Meskipun masih banyak yang diincar, entah mengapa Penulis jadi lebih sering mengerem dan menahan diri. Masih beli, tapi jarak waktunya semakin panjang.

Hingga artikel ini ditulis, hanya tersisa dua board game lagi yang belum diulas. Board game selanjutnya yang Penulis miliki adalah UNO! Blokus, yang menjadi board game pertama Penulis yang beli di Kidz Station.


Lawang, 5 Desember 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutnkan seri board game ini

Continue Reading

Permainan

Koleksi Board Game #27: Here to Slay

Published

on

By

Sebelum memutuskan untuk membeli sebuah board game, Penulis kerap melakukan riset secara mendalam terlebih dahulu. Penulis akan menonton video review-nya di YouTube atau mencoba langsung memainkannya di kafe board game.

Seperti yang kita tahu, harga board game cukup mahal, jadi Penulis harus benar-benar yakin sebelum memutuskan untuk membelinya. Bahkan, sudah melakukan riset pun terkadang board game yang dibeli ternyata kurang menarik dan tidak seseru yang dibayangkan.

Nah, ada satu pengecualian dalam “sejarah” Penulis membeli board game. Bernama Here to Slay, board game ini disarankan oleh teman Penulis yang bukan penggemar board game. Katanya seru dan kompetitif. Benar saja, ini adalah board game paling rusuh dari koleksi Penulis!

Detail Board Game Here to Slay

  • Judul: Here to Slay
  • Desainer: Ramy Badie
  • Publisher: Unstable Games
  • Tahun Rilis: 2020
  • Jumlah Pemain: 2-6 pemain
  • Waktu Bermain: 30-60 menit
  • Rating BGG: 6,9
  • Tingkat Kesulitan: 1,69/5
  • Harga: Rp400.000

Cara Bermain Here to Slay

Here to Slay adalah board game yang diterbitkan oleh Unstable Games, yang juga memproduksi Unstable Unicorns dan Happy Little Dinosaurs. Oleh karena itu, Penulis yakin saja kalau board game ini memang rusuh dan sangat kompetitif.

Ada dua objektif yang bisa dilakukan oleh pemain untuk bisa menang. Pertama, bisa membunuh tiga Monster. Kedua, bisa mengumpulkan Hero dari enam Kelas yang berbeda (Party Leader dihitung). Penulis akan menjelaskan ini lebih detail di bawah.

Enam Kelas Hero dan Jenis Kartu

Di awal permainan, bagikan kartu Party Leader ke semua pemain, yang mewakili salah satu dari enam kelas. Masing-masing Party Leader memiliki kemampuan khusus yang bisa dimanfaatkan oleh pemain di sepanjang permainan.

Enam Kelas yang ada di permainan ini adalah Fighter, Bard, Guardian, Ranger, Thief, dan Wizard. Masing-masing kelas memiliki kemampuan yang unik, tapi Penulis tidak akan terlalu menjelaskan efeknya karena bisa membuat tulisan ini begitu panjang.

Setelah memilih (atau dibagi secara acak) Party Leader, masing-masing pemain akan mendapatkan lima kartu dari deck yang berisi berbagai jenis kartu, lalu sisanya taruh di tengah arena. Ada beberapa jenis kartu yang bisa digunakan oleh pemain, yakni:

  • Kartu Hero: Kartu yang memiliki Kelas dan Efek, di mana untuk mengaktifkannya pemain harus bisa mendapatkan angka dadu di atas angka yang tertera di samping penjelasan efeknya
  • Kartu Item: Kartu yang bisa ditempelkan ke kartu Hero dan memberikan efek tambahan, bisa berefek baik maupun buruk, dan satu Hero hanya bisa memiliki satu kartu Item
  • Kartu Magic: Kartu yang aktif satu kali waktu
  • Kartu Modifier: Kartu yang bisa mengubah angka hasil kocokan dadu, bisa menambah atau mengurangi, bisa untuk diri sendiri ataupun orang lainm dan bisa digunakan kapan saja ketika ada yang mengocok dadu
  • Kartu Challenge: Kartu yang bisa digunakan untuk membatalkan kartu yang dimainkan oleh pemain lain (bisa Hero, Item, Magic) dengan cara saling mengocok dadu, kartu yang dimainkan oleh lawan akan batal jika penantang memiliki jumlah dadu yang sama atau lebih besar

Penjelasan Kartu Monster

Kartu Monster (BGG)

Sebelum permainan benar-benar dimulai, jejerkan tiga kartu Monster di tengah arena, di dekat tumpukan deck. Ketiga monster ini memiliki requirement Hero agar bisa di-challenge oleh pemain.

Misal, Monster memiliki simbol Wizard, maka pemain harus kartu Hero dari Kelas Wizard untuk bisa melakukan challenge ke Monster tersebut. Jika simbol H yang terlihat, maka pemain bisa menggunakan Hero mana saja, asal jumlahnya cukup.

Jika requirement Hero yang dimiliki sudah memenuhi syarat, maka pemain akan mengocok dadu. Ada dua angka di kartu Monster. Yang atas, jika jumlah dadu sama atau lebih kecil, maka Pemain akan mendapat hukuman.

Untuk bisa mengalahkan Monster, pemain harus bisa mendapatkan angka yang di bawah, jika jumlah dadu sama atau lebih besar, maka monster terbunuh dan kita akan mendapatkan kemampuan tambahan seperti yang tertera di bawah kartu.

Perlu dicatat kalau angka yang didapatkan berada di tengah-tengah angka atas atau bawah, maka tidak akan terjadi apa-apa. Seperti yang sudah disebutkan di atas, pemain bisa mengeluarkan kartu Modifier untuk mengubah angka dadu lawannya.

Apa yang Bisa Dilakukan Setiap Putarannya

Di setiap putaran, masing-masing akan memiliki tiga Action Point (AP) yang harus digunakan. Ada beberapa aksi yang bisa dilakukan oleh pemain dengan jumlah (cost) AP yang berbeda. Berikut daftarnya:

  • Menarik kartu dari deck (1 AP)
  • Mengeluarkan kartu Hero, Magic, atau Item dari tangan (1AP)
  • Mengaktifkan efek kartu Hero dengan mengocok dadu, per Hero hanya bisa diaktifkan satu kali (1 AP)
  • Menyerang kartu Monster (2 AP)
  • Membuang semua kartu tangan (jika ada) dan menarik lima kartu baru (3 AP)

Permainan akan terus berlangsung hingga ada satu pemain yang bisa memenuhi satu dari dua syarat kemenangan yang sudah dijelaskan di atas. Apabila kartu deck habis, maka kocok discard pile untuk membentuk deck baru.

Setelah Bermain Here to Slay

Here to Slay (Walmart)

Jika sebelumnya Penulis menyebutkan kalau Unstable Unicorns adalah board game-nya yang paling rusuh, maka Here to Slay memiliki tingkat kerusuhan hingga dua kali lipatnya! Tingkat senggol-senggolan yang dimiliki benar-benar sangat “panas” sekaligus seru.

Adanya elemen dadu membuat Here to Slay dipenuhi dengan ketidakpastian dan sangat membutuhkan tingkat hoki yang tinggi. Hampir semua aksi penting, mulai dari membunuh Monster hingga mengaktifkan efek kartu Hero, semua membutuhkan kocokan dadu.

Meskipun kita sudah mendapatkan angka dadu yang dibutuhkan, hati-hati karena lawan bisa saja memberikan kartu Modifier untuk menguranginya. Saling menumpuk kartu Modifier untuk sabotase lawan akan sangat sering terjadi dalam permainan ini.

Selain itu, Penulis juga menyukai ilustrasi kartunya yang sangat keren. Jika dibandingkan dengan Unstable Unicorns yang minimalis, maka Here to Slay memiliki desain yang detail dan lebih kompleks, terutama di kartu Monster dan Party Leader. Dadunya pun sangat keren.

Sepanjang memainkan Here to Slay, menang karena berhasil mengalahkan tiga Monster sangat jarang terjadi. Selain angka yang dibutuhkan biasanya sangat tinggi, lawan akan dengan senang hati mengeluarkan kartu Modifier untuk membatalkannya.

Kebanyakan kemenangan di Here to Slay diraih dengan berhasil mengumpulkan enam Kelas Hero berbeda, yang relatif lebih mudah untuk didapatkan. Itu pun seringnya karena dibiarkan oleh pemain lain karena sudah merasa capek.

Yups, sama seperti Unstable Unicorns, salah satu kekurangan board game ini adalah durasinya yang bisa panjang sekali karena masing-masing pemain saling menjatuhkan demi kemenangannya sendiri. Dua jam pun belum tentu pemenangnya bisa terlihat.

Kekurangannya lainnya, sekali lagi sama seperti Unstable Unicorns, adalah kita sebagai pemain harus membaca satu per satu efek kartunya. Ini adalah salah satu penyumbang terbesar mengapa Here to Slay membutuhkan waktu bermain yang sangat panjang.

Terlepas dari kekurangannya, Here to Slay tetap menjadi favorit Penulis dan circle-nya. Tingkat kompetitif yang dimiliki oleh permainan ini tidak dimiliki oleh board game lain, mungkin kecuali Unstable Unicorns.

Skor: 9/10

Saat membeli Cascadia dan Here to Slay di Monopolis Wonder, ada satu board game lain yang sebenarnya mencuri perhatian Penulis. Namun, ketika itu Penulis memutuskan untuk menundanya terlebih dahulu karena terhalang budget.

Hanya sekitar satu bulan berselang, Penulis akhirnya membelinya melalui toko langganannya. Bernama Point City, board game ini menjadi salah satu favorit Penulis lainnya karena mekanismenya yang sederhana, tapi memikat.


Lawang, 28 November 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri board game ini

Continue Reading

Permainan

Koleksi Board Game #26: Cascadia

Published

on

By

Tile placement merupakan salah satu unsur board game yang Penulis sukai. Mungkin, salah satu alasannya adalah karena sejak kecil Penulis menyukai puzzle. Itu juga yang menjadi alasan mengapa Penulis membeli Carcassonne, bahkan membeli versi digitalnya juga.

Setelah Carcasonne, Penulis juga membeli Kingdomino yang sayangnya lumayan jarang dimainkan. Penulis belum memiliki board game serupa lagi sejak itu, sampai bertemu dengan Cascadia yang Penulis ketahui dari kanal YouTube Actualol.

Menariknya, Penulis cukup lama menunda membeli Cascadia, sampai akhirnya ketika Penulis ke Jakarta dan diajak Pandu untuk pergi ke salah satu toko board game bernama Monopolis Wonder di daerah Pluit. Di sanalah akhirnya Penulis membeli Cascadia.

Detail Board Game Cascadia

  • Judul: Cascadia
  • Desainer: Randy Flynn
  • Publisher: Flatout Games
  • Tahun Rilis: 2021
  • Jumlah Pemain: 1-4 pemain
  • Waktu Bermain: 30-45 menit
  • Rating BGG: 7,9
  • Tingkat Kesulitan: 1.85/5
  • Harga: Rp590.000

Cara Bermain Cascadia

Sebagai orang yang “berusaha” untuk peduli terhadap isu lingkungan, tema “reservasi alam” yang dibawa oleh Cascadia jelas sangat menarik. Cascadia sendiri memang merupakan nama wilayah yang dilindungi di bagian barat Amerika Utara yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Pegunungan Rocky.

Main objective dari Cascadia adalah meraih poin tertinggi di akhir permainan. Ada banyak cara untuk mendapatkan poin dalam permainan ini, yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah. Untuk sekarang, mari kita bahas dulu mengenai cara bermainnya.

Di awal permainan, bagikan starter tile kepada masing-masing pemain secara acak. Starter tile ini terdiri dari tiga tile Habitat yang dijadikan satu, sehingga kita memiliki opsi penempatan hewan yang lebih banyak.

Setelah itu, buat deretan tile Habitat (ada 85 buah) dan token Hewan (ada 100 buah, masing-masing hewan 20 buah) sebanyak empat “pasangan” secara berbaris. Di setiap putaran, masing-masing pemain akan memilih satu pasangan tersebut untuk ditempatkan ke dalam ekosistemnya sendiri.

Catatan: Lakukan reroll apabila semua token Hewan sama, atau jika tiga token Hewan sama, maka pemain pada giliran tersebut bisa melakukan reroll secara cuma-cuma

Jumlah tile yang digunakan menyesuaikan jumlah pemain, yakni masing-masing pemain akan mendapatkan 20 tile ditambah 3. Untuk token Hewan gunakan semua dengan memasukkannya ke dalam kantong yang tersedia.

Saat mengambil pasangan tile habitat dan token hewan, token hewan yang diambil harus diletakkan ke dalam habitat yang memiliki simbol hewan yang sama. Jika tidak ada, maka token hewan tersebut harus dibuang.

Tile habitat sendiri terdiri dari lima jenis, yakni Gunung, Hutan, Padang Rumput, Rawa, dan Sungai. Dalam satu tile bisa memiliki lebih dari satu jenis dan bisa ditempati oleh beberapa jenis hewan. Selain itu, ada juga tile Keystone yang dilambangkan dengan biji pinus.

Nah, apabila pemain berhasil meletakkan token hewan di tile Keystone, maka mereka akan mendapatkan token Alam (ada 25 buah). Manfaatnya ada banyak, seperti sisanya akan menjadi poin di akhir permainan, untuk melakukan reroll token Hewan, hingga mengambil tile habitat dan hewan yang bukan pasangan.

Penempatan tile Habitat tidak harus selalu cocok dengan sekitarnya (tidak seperti Kingdomino yang harus diletakkan berjejeran dengan minimal satu tile yang sama). Namun, penempatan habitat yang sama akan memberikan nilai tambahan di scoring.

Token Hewan sendiri bisa dibilang menjadi “motor utama” dalam meraih skor dalam Cascadia. Ada lima jenis hewan di permainan ini, yakni Beruang Grizzly, Rusa Roosevelt, Salmon Chinook, Elang Buntut Merah, dan Rubah Merah.

Masing-masing hewan tersebut memiliki cara berbeda untuk meraih poin. Sebagai contoh, di sini Penulis akan menggunakan Set A, yang direkomendasikan untuk pemain pemula yang belum pernah bermain Cascadia sama sekali:

  • Beruang Grizzly: Skor untuk setiap beruang yang berpasangan
  • Rusa Roosevelet: Skor untuk setiap formasi rusa dalam bentuk lurus
  • Salmon Chinook: Skor untuk setiap baris formasi salmon maksimal 7
  • Elang Buntut Merah: Skor untuk setiap elang yang tidak bersebelahan dengan elang lainnya
  • Rubah Merah: Skor untuk setiap jenis hewan yang berbeda di sekitarnya

Total ada empat set dalam Cascadia yang menentukan bagaimana masing-masing hewan bisa mencetak skor. Jika sudah cukup sering bermain, maka pemain bisa menggunakan set secara acak dari masing-masing hewan.

Selain dari hewan, skor juga bisa didapatkan dari habitat. Pertama, hitung masing-masing luasnya jenis habitat (hanya hitung yang terluas saja). Setelah itu, pemain bisa mendapatkan bonus poin apabila luas habitatnya paling besar di antara pemain lain.

Permainan akan berakhir apabila sudah tidak ada tile yang menggantikan tile yang telah diambil (atau masing-masing telah memiliki 20 tile). Hitung skor masing-masing pemain dan pemain dengan skor tertinggi akan menjadi pemenangnya.

Setelah Bermain Cascadia

Cascadia (Gameistry Entertainment)

Cascadia memang bukan tipe board game kompetitif yang membuat kita harus saling menjatuhkan. Mungkin, sisi senggol-senggolannya hanya ketika memperebutkan tile atau hewan yang tersedia di arena.

Namun, Cascadia berhasil menghadirkan nuansa kompetitif dengan rasa baru. Meskipun masing-masing pemain fokus pada areanya sendiri, semuanya bersaing untuk membentuk ekosistem yang bernilai paling tinggi di akhir permainan.

Jadi, walaupun rasa kompetitifnya tidak terlalu rasa, secara mengejutkan Cascadia cukup disukai oleh circle Penulis. Biasanya ketika bermain, orang yang mengambil token hewan di dalam kantong akan dilakukan secara bergantian, terutama jika tangan orang sebelumnya dianggap “bau” karena yang keluar jelek terus.

Mirip dengan Kingdomino, akan ada kepuasan tersendiri apabila kita bisa membuat ekosistem yang rapi. Walau tile yang ada tidak harus bersebelahan dengan tile yang sama, ada semacam dorongan untuk berusaha menempatkannya seideal mungkin.

Peletakkan dan perebutan hewan pun menjadi salah satu unsur yang tak kalah menarik. Berdasarkan pengalaman Penulis, Salmon menjadi salah satu META yang sering diperebutkan pemain karena bisa menghasilkan skor besar dengan cara yang lebih mudah jika dibandingkan dengan binatang lain.

Bicara tentang skor, Penulis baru pernah memainkan Cascadia menggunakan set A saja. Padahal, dalam permainan ini ada sampai set D agar permainan tidak menoton. Walau begitu, memainkan set A berulang-ulang pun tak bisa dibilang membosankan.

Bicara tentang komponennya, Cascadia memiliki kualitas yang cukup. Tidak sampai yang istimewa seperti Wingspan atau Trekking Through History, tapi cukup solid dan rasanya tidak akan mudah rusak.

Oleh karena itu, tak salah jika Penulis memilih Cascadia menjadi salah satu board game favoritnya. Mulai dari tema alamnya, konsep tile placement yang dimiliki, hingga interaksi yang berhasil dihasilkan menjadi beberapa alasannya.

Skor: 9/10

Saat membeli Cascadia di Monopolis Wonder, Penulis membeli satu board game lagi. Beda dengan Cascadia yang membutuhkan riset panjang, board game ini Penulis beli secara dadakan karena rekomendasi seorang teman. Board game tersebut adalah Here to Slay.


Lawang, 20 Oktober 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri board game ini

Continue Reading

Fanandi's Choice

Copyright © 2018 Whathefan