Connect with us

Permainan

Karakter-Karakter Werewolf Ala Penulis (Bagian 1)

Published

on

Mumpung sedang di Malang, Penulis sering menghabiskan waktu malam Sabtu dan Minggunya bersama anak-anak Karang Taruna.

Aktivitas yang dilakukan juga bisa bermacam-macam, mulai bermain game, ngobrol santai, main FIFA, makan bersama, dan lain sebagainya.

Penulis yang senang bermain board game kerap mengajak mereka untuk bermain Monopoly, UNO, ataupun Exploding Kittens buatan sendiri karena yang asli seharga Rp600 ribu.

Penulis juga pernah membuat board game buatan sendiri yang diberi nama Stars and Rabbits yang merupakan gabungan dari permainan ular tangga, Monopoly, dan Werewolf.

Nah, omong-omong soal Werewolf, game ini merupakan salah satu game yang paling sering dimainkan. Game yang membuat kita saling menuduh ini sangat seru dan tak lekang oleh zaman.

Karena karakter aslinya gitu-gitu aja sehingga membosankan, Penulis menambahkan banyak karakter baru agar permainan makin seru dan membingungkan.

Kali ini, Penulis ingin berbagai tentang karakter-karakter Werewolf ala Penulis sebagai inspirasi bermain.

DisclaimerKebanyakan karakter-karakter yang ada di bawah ini Penulis dapatkan dari berbagai sumber dengan beberapa perubahan yang dibutuhkan, walau ada karakter yang murni karangan Penulis sendiri.

Tim Werewolf

Tim Werewolf

Sesuai dengan namanya, tokoh antagonis utama dalam permainan ini adalah Werewolf. Agar lebih menantang, ada beberapa peran jahat baru sebagai pendukung tim Werewolf.

  • Mama Werewolf: Mama dari Wolfcub, apabila Wolfcub tewas Mama Werewolf bisa makan dua orang sekaligus di malam berikutnya
  • Wolfcub: Anak dari Mama Werewolf, jika tewas akan memicu kekuatan Mama Werewolf untuk makan dua orang sekaligus
  • Alpha Werewolf: Punya satu kali kesempatan untuk mengubah mangsanya menjadi tim Werewolf
  • Omega Werewolf: Jika dibunuh/divote, Omega Werewolf tetap hidup untuk satu kali kesempatan
  • Snow Werewolf: Setiap malam bisa membekukan satu pemain (harus beda tiap malam) agar mereka tidak bisa mengaktifkan kemampuannya
  • Lycan: Merupakan bagian dari tim Werewolf, namun jika diterang sebagai Seer akan terlihat sebagai Villager biasa
  • Evil Villager:  Villager biasa yang tidak memiliki kemampuan apa-apa, tapi berpihak pada tim Werewolf
  • Sorcerer: Seer untuk tim Werewolf
  • Fallen Angel: Guardian Angel untuk tim Werewolf, mampu mengacaukan penerawangan Seer karena orang yang ia pilih akan terlihat kebalikannya
  • Black Wizard: Mengubah satu pemain menjadi Werewolf
  • Nightmare: Punya satu kesempatan untuk membuat semua tim Villager tidak bisa menggunakan kekuatannya di malam hari

Tim Jahat

Tim Jahat

Di luar tim Werewolf, kita mengenal ada Serial Killer yang bekerja sendiri dan Cultish yang menyebarkan ajaran sesatnya. Penulis menambah beberapa karakter jahat.

  • Two-Face: Pembunuh berantai seperti Serial Killer, tapi kalau diterawang Seer akan terlihat sebagai villager biasa
  • Arsonist: Membakar satu rumah setiap malam, siapapun yang sedang berada di rumah tersebut akan ikut terbakar

Tim Villager

Tim Villager

Peran yang paling dihindari ketika bermain Werewolf adalah Villager biasa. Mason yang hanya tahu siapa saja sesamanya juga dihindari.

Beberapa karakter lain yang umum digunakan adalah Cupid yang menjodohkan dua pemain dan Cursed yang kalau digigit Werewolf akan berubah menjadi Werewolf.

Penulis menambah cukup banyak peran-peran Villager yang bisa sangat berguna ketika melawan tim Jahat.

  • Titan: Jika dimakan/dibunuh/divote, Titan akan tetap hidup untuk satu kali kesempatan
  • Wolfman: Villager biasa yang jika diterawang Seer akan terlihat sebagai Werewolf
  • Stabber: Jika menjadi target tim Jahat, Stabber bisa memilih satu pemain sebagai korban penggantinya
  • Switcher: Jika menjadi target vote, Switcher bisa memilih satu pemain sebagai penggantinya
  • Pacifist: Punya satu kesempatan untuk meniadakan voting
  • Troublemaker: Punya satu kesempatan untuk membuat voting dilakukan dua kali
  • Tukang Gali Kubur: Setiap malam harus mengubur mayat sehingga tidak bisa dijadikan target tim Jahat. kecuali jika hari sebelumnya tidak ada yang mati

Tim Netral

Tim Netral

Permainan Werewolf tidak hanya sekadar hitam melawan putih. Ada beberapa karakter yang sifatnya abu-abu, bisa berubah jahat, bisa berubah baik, atau tidak dua-duanya.

Yang paling menyebalkan adalah Tanner, di mana ia akan menang jika ia divote. Doppleganger bisa berubah tergantung pemain yang ia pilih.

Yang berbahaya adalah Traitor yang berubah jadi Werewolf apabila tidak ada Werewolf atau Wild Child yang bisa berubah menjadi Werewolf apabila pemain yang ia pilih mati.

Sebagai tambahan, ada beberapa karakter lain yang di awal permainan termasuk ke dalam tim Netral.

  • Stealer: Di awal permainan mencuri satu peran pemain dan membuatnya menjadi Villager biasa
  • Bastard: Setiap malam bisa berganti pihak, mau di pihak Villager ataupun pihak Werewolf
  • Headhunter: Memilih satu orang, jika orang tersebut divote (bukan dibunuh) Headhunter memenangkan permainan
  • Nobody: Tidak punya peran apa-apa selama dua malam, lantas bisa memilih peran sesuka hati di malam ketika selama mendapatkan persetujuan dari Moderator

Selain karakter-karakter di atas, sebenarnya tim Villager masih memiliki banyak karakter baru yang sangat bermanfaat untuk membantu meraih kemenangan! Apa saja?

Bersambung ke Bagian 2…

 

 

Lawang, 21 Februari 2021, terinspirasi setelah membuat banyak karakter Werewolf baru

Advertisement
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Permainan

Koleksi Board Game #20: Modern Art

Published

on

By

Meskipun bukan tipe orang yang bisa memahami arti dari sebuah seni, Penulis bisa berkata kalau dirinya cukup bisa menikmati sebuah seni. Salah satu destinasi wisata yang Penulis sukai adalah museum yang menampilkan lukisan-lukisan terkenal.

Oleh karena itu, ketika ada board game yang memiliki tema lukisan museum, Penulis jadi tertarik. Board game tersebut adalah Modern Art, yang sesuai namanya, memiliki banyak karya seni asli yang ditampilkan dalam bentuk kartu.

Modern Art dimainkan dengan model lelang, alasan lain kenapa Penulis memutuskan untuk membeli board game. Mengapa demikian? Karena kebetulan dulu Penulis suka nonton acara Storage Wars di saluran History.

Detail Board Game Modern Art

  • Judul: Modern Art
  • Desainer: Reiner Knizia
  • Publisher: CMON Global Limited
  • Tahun Rilis: 1992
  • Jumlah Pemain: 3-5 pemain
  • Waktu Bermain: 45 menit
  • Rating BGG: 7,5
  • Tingkat Kesulitan: 2.29/5
  • Harga: Rp500.000

Cara Bermain Modern Art

Di awal permainan, pemain akan berperan sebagai kepala museum dari berbagai tempat: Sao Paulo Museum, Madrid Modern, London Art, Paris Art, dan New York Art Gallery. Semua tempat sama, tidak memiliki keistimewaan apapun.

Setelah itu, masing-masing pemain akan mendapatkan kartu seni tergantung jumlah pemain. Ada lima seniman di Modern Art, yakni Manuel Carvalho, Sigrid Thaler, Daniel Melim, Ramon Martins, dan Rafael Siveira.

Kartu di Modern Art menampilkan sebuah lukisan lengkap dengan judul dan nama senimannya. Di pojok kanan ada jenis lelangnya (total ada lima jenis), yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah.

Setelah mendapatkan kartu, masing-masing pemain akan mendapatkan modal $100. Uang ini yang akan kita gunakan untuk melakukan lelang setiap putarannya. Ada beberapa pecahan uang di board game ini, mulai dari $1 hingga yang paling besar $100.

Komponen terakhir adalah sebuah papan yang berfungsi sebagai tracker harga lukisan. Seniman dengan jumlah lukisan terbanyak di arena akan mendapatkan token tertinggi (paling tinggi 30, lalu 20 dan 10).

Jika jumlahnya sama, maka seniman yang paling kiri yang akan mendapatkan token tertinggi. Di setiap ronde, hanya akan ada tiga seniman yang mendapatkan token ini, yang artinya dua seniman lainnya tidak akan memiliki nilai jual sama sekali.

Token inilah yang menentukan harga dari lukisan berdasarkan senimannya. Seiring berjalannya ronde, maka harga lukisan bisa semakin tinggi. Namun, perlu diingat kalau penjualan lukisan ke bank terjadi di setiap akhir ronde, bukan di akhir permainan.

Sistem lelangnya sendiri akan dilakukan secara berurutan di mana pemain akan memilih satu kartu dari tangannya untuk dilelang. Pemain yang melakukan ini disebut sebagai pelelang. Masing-masing kartu memiliki jenis lelang yang terbagi menjadi lima jenis, yakni:

  • Open Auction (Berlogo Mata): Semua pemain bisa melakukan bid secara bebas
  • One Offer Auction (Berlogo Bintang dan Angka 1): Secara berurutan pemain bisa melakukan bid satu kali saja, dimulai dari sebelah kiri pelelang
  • Hidden Auction (Berlogo Gembok): Semua pemain menentukan harga secara tersembunyi di tangan dan akan mengungkapnya secara bersamaan, pemain dengan nilai lelang tertinggi akan menang
  • Fixed Price Auction (Berlogo Tag Harga): Pihak pelelang akan menentukan harga lukisan, jika tidak ada yang menawar maka akan jadi miliknya sendiri
  • Double Auction (Berlogo Palu dan x2): Pihak pelelang bisa langsung melelang dua lukisan sekaligus dari seniman yang sama, lalu jenis lelangnya mengikuti kartu lukisan yang kedua

Permainan akan terdiri dari empat ronde, dan masing-masing ronde akan berakhir jika ada salah satu seniman yang lukisannya sudah muncul lima kali. Pemain dengan jumlah uang terbanyak akan keluar sebagai pemenangnya.

Setelah Bermain Modern Art

Modern Art (More Game Please)

Secara visual, bisa dibilang Modern Art adalah salah satu yang terbaik di antara koleksi Penulis. Sebagai penikmat seni amatir, karya-karya yang ada di sini, meskipun kebanyakan seni kontemporer, memiliki keindahannya sendiri.

Sebagai nilai tambah, para seniman yang lukisannya dijadikan kartu di board game ini mendapatkan semacam katalog dan profil di rulebook-nya. Tentu ini bisa menjadi sarana promosi mereka agar lebih dikenal oleh dunia.

Untuk komponennya sendiri, Modern Art memiliki komponen yang cukup solid. Kartu-kartu seninya berukuran besar dan cukup tebal. Koin lelang dan uang in-game pun cukup solid. Namun, yang paling istimewa (dan lucu) adalah palu lelangnya yang terbuat dari kayu,

Secara gameplay, Modern Art sebenarnya cukup menarik dengan sistem lelang dan fluktuasi harga lukisannya. Hanya saja, replaybility dari board game ini cukup rendah karena terkesan monoton dan begitu-begitu saja.

Contoh, ketika pemain mengeluarkan kartu One Offer Auction, maka kemungkinan besar pemain akan langsung menyebutkan angka yang mendekati harga jualnya sekarang (misal harganya 20, dia langsung pasang harga 19).

Alhasil, pemain selanjutnya pun tidak akan memasang harga di atas itu karena otomatis tidak akan menghasilkan keuntungan. Kalau mau memasang harga di atas harga pasaran, ya kemungkinan besar pemain akan mengalami kerugian karena harga jualnya di bawah harga belinya.

Selain itu, posisi seniman di papan tracker selalu sama. Dengan demikian, lukisan karya Manuel Carvalho yang berada di sisi paling kiri akan selalu lebih berharga dibandingkan Rafael Silveira yang berada di sisi paling kanan. Alhasil, kebanyakan pemain akan lebih mengincar lukisan Manuel Carvalho karena kemungkinan lukisannya lebih mahal lebih besar.

Penulis bahkan sampai mencoba variasinya sendiri, di mana ada seorang juru lelang yang tidak ikut bermain. Nantinya, para pemilik museum akan diberi modal yang lebih besar. Uang bisa didapatkan di akhir permainan, bukan di setiap akhir ronde.

Namun, bisa dibilang kalau Modern Art memiliki konsep yang benar-benar berbeda jika dibandingkan koleksi lainnya. Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, maka Penulis akan memberikan skor Modern Art sebesar:

Skor: 7/10

Salah satu cara Penulis bisa mengenal lebih banyak board game adalah dengan mengunjungi kafe board game. Pada satu waktu, Penulis bermain di salah satu kafe board game di Malang dan mencoba beberapa. Salah satunya yang akhirnya Penulis beli adalah Century: A Spice Road.


Lawang, 30 Juni 2024, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game ini

Continue Reading

Permainan

Koleksi Board Game #19: Kingdomino

Published

on

By

Dulu ketika awal-awal mengoleksi buku, Penuils lebih mementingkan kuantitas dibandingkan kualitas. Maka dari itu, ketika ada obral buku murah, Penulis sering khilaf dan jadi memborong banyak buku. Alhasil, banyak buku yang akhirnya justru tidak pernah terbaca sama sekali.

Dalam mengoleksi board game, ada sedikit perubahan karena Penulis melakukan seleksi yang lebih ketat sebelum membeli. Maklum, harga board game jarang ada yang murah, sehingga harus benar-benar dipelajari dulu sebelum akhirnya memutuskan untuk membelinya.

Namun, dalam beberapa kondisi, Penulis memutuskan untuk tetap membeli sebuah board game hanya karena ingin menambah koleksinya, terutama jika harganya tidak terlalu mahal. Itu yang terjadi pada Coup, dan juga Kingdomino yang akan Penulis bahas di sini.

Detail Board Game Kingdomino

  • Judul: Kingdomino
  • Desainer: Bruno Cathala
  • Publisher: Blue Orange
  • Tahun Rilis: 2016
  • Jumlah Pemain: 2-4 pemain
  • Waktu Bermain: 15-25 menit
  • Rating BGG: 7,3
  • Tingkat Kesulitan: 1,22/5
  • Harga: Rp325.000

Cara Bermain Kingdomino

Komponen dari Kingdomino tidak banyak, hanya terdiri dari beberapa tile dengan bentuk seperti kartu domino, beberapa meeple, dan miniatur kastil. Tile memiliki beberapa jenis teritori, yang Penulis sebut sebagai sawah (kuning), ladang (hijau), laut (biru), rawa-rawa (abu-abu), hutan (cokelat), dan gua (hitam).

Di awal permainan, jejerkan empat tile dan urutkan sesuai dengan nomor yang ada di belakangnya, di mana angka kecil diletakkan paling atas dan yang besar di bawah.

Lalu, pemain pertama akan meletakkan meeple-nya ke salah satu tile pilihannya, diikuti oleh pemain lain. Khusus untuk putaran pertama, urutannya masih searah jarum jam, karena di putaran selanjutnya, urutan pemain ditentukan oleh urutan meeple di arena.

Setelah satu putaran selesai dan pemain telah meletakkan tile di wilayahnya masing-masing, maka pemain dengan meeple teratas akan memilih duluan tile selanjutnya yang juga telah diurutkan sesuai dengan jumlah angkanya. Begitu seterusnya sampai semua tile telah diambil pemain.

Ada beberapa aturan terkait peletakkan tile. Pertama, ingat kalau wilayah kita berukuran maksimal 5×5 dan tidak boleh melebihi batas tersebut. Posisi kastil boleh di mana saja, tapi jika berhasil pas di tengah, maka pemain akan mendapatkan poin tambahan.

Dalam meletakkan tile, tile tersebut harus memiliki teritori yang sama dengan teritori yang sudah ada di tempat kita, minimal satu. Jadi, kalau mau meletakkan tile laut, maka kita harus menyambungkannya ke tile laut. Starting tile yang merupakan tempat meletakkan kastil bisa dihubungkan dengan semua jenis teritori.

Jika semua tile sudah diambil pemain, maka perhitungan poin pun akan mulai dilakukan. Caranya mudah, kalikan luas teritori terbesar dari masing-masing jenis dengan jumlah mahkota yang ada. Jumlahkan semuanya dan itulah jumlah poin yang berhasil didapatkan oleh pemain.

Sebagai tambahan, pemain yang kastilnya ada di tengah akan mendapatkan 10 poin tambahan. Pemain yang berhasil membangun kerajaannya pas 5×5 tanpa ada bolong juga mendapatkan 5 poin tambahan.

Setelah bermain Kingdomino

Kingdomino (via Wargamer)

Sejak kecil, Penulis suka bermain puzzle. Mungkin karena itulah mengapa Penulis menyukai board game yang memiliki konsep tile placement seperti Carcassonne dan Kingdomino ini. Melihat bagaimana tile yang diletakkan dan saling digabungkan terlihat harmoni memberikan kepuasan tersendiri.

Jika dibandingkan dengan Carcassonne, Kingdomino jelas berbeda karena masing-masing pemain memiliki tempatnya sendiri untuk menyusun tile-nya. Ada banyak rule dan syarat untuk meletakkan tile, tapi semuanya mudah dipahami karena cukup sederhana.

Dua board game sebelum ini, Bahamas dan King of the Dice, Penulis sebut menyenangkan karena kesederhaan yang dimilikinya. Meskipun Kingdomino juga sederhana, sayangnya rasanya berbeda dengan dua board game tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa Kingdomino terasa monoton dan membosankan. Pertama, masing-masing pemain sibuk membangun kerajaannya sendiri tanpa bisa memberikan gangguan berarti kepada pemain lain. Carcasonne pun masih bisa melakukan hal tersebut.

Kedua, skema pengambilan tile yang sesuai urutan membuat permainan ya berjalan begitu saja, tidak ada tantangan atau strategi yang bisa diterapkan. Mungkin kita bisa sengaja memilih tile dengan angka yang kecil agar selanjutnya bisa memilih dulua, tapi hanya sebatas itu.

Penggunaan kata “Domino” di judul board game pun terasa kurang terimplementasi ke dalam permainan, selain bentuk tile-nya yang memanjang seperti kartu domino. Angka di belakang tile pun rasanya tidak memiliki unsur domino.

Menurut Penulis, Kingdomino asyik-asyik saja untuk dimainkan bersama sepupu atau keponakan yang masih kecil. Gameplay-nya yang sederhana dan unsur puzzle yang menarik membuat board game ini cocok dimainkan bersama mereka.

SKOR: 6/10

Saat membeli Kingdomino, Penulis juga membeli satu board game lain. Ketika melakukan riset, sebenarnya Penulis merasa yakin kalau board game ini kurang cocok untuk dimainkan di circle Penulis. Namun, Penulis tetap memutuskan untuk membelinya karena kepincut dengan karya seni yang ada di dalamnya. Board game tersebut adalah Modern Art.


Lawang, 23 Juni 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri board game ini

Continue Reading

Permainan

Koleksi Board Game #18: King of the Dice

Published

on

By

Salah satu unsur dalam board game yang Penulis sukai adalah dadu. Banyak board game milik Penulis yang memiliki dadu, mulai dari Monopoly, Catan, King of New York, Wingspan, Bang! The Dice Game, Machi Koro 2, hingga Bahamas.

Alasan Penulis menyukai dadu (bukan dipakai judi seperti Yudhistira) adalah ketidakpastian yang dihadirkan sehingga permainan menjadi tidak tertebak. Mau menyusun strategi secanggih apapun, kalau lemparan dadunya jelek, ya ujung-ujungnya bakal kalah.

Oleh karena itu, ketika mengetahui ada board game bernama King of the Dice, tentu Penulis jadi tertarik dan ingin mengenalnya lebih jauh. Nah, sewaktu ke Jakarta, Penulis menemukan board game ini di Arcanum, Kuningan City, dan langsung memutuskan untuk membelinya!

Detail Board Game King of the Dice

  • Judul: King of the Dice
  • Desainer: Nils Nilsson
  • Publisher: HABA
  • Tahun Rilis: 2017
  • Jumlah Pemain: 2-5 pemain
  • Waktu Bermain: 20-30 menit
  • Rating BGG: 6,8
  • Tingkat Kesulitan: 1,08/5
  • Harga: Rp375.000

Cara Bermain King of the Dice

Komponen yang dimiliki oleh King of the Dice sebenarnya sederhana saja, yakni 65 kartu (15 kartu Village, 10 kartu Penalty, 40 kartu Citizen) dan enam dadu. Keenam dadu tersebut memiliki mata dadu 1-6 dan terbagi menjadi tiga warna, yakni biru, hijau, dan merah.

Untuk setup, jejerkan kartu Village dan Citizen dalam lima baris. Ada lima jenis kartu Village, yakni City , Mine, Workshop, Orc Village, dan Enchanted Forest. Masing-masing lokasi terdiri tiga kartu dengan angka 2-4 dan memiliki warna yang berbeda-beda.

Dadu yang ada digunakan untuk merekrut kartu Citizen yang jumlahnya cukup banyak dan caranya pun bervariasi. Ada yang harus mengumpulkan mata dadu tertentu, warna tertentu, harus berjumlah minimal/maksimal berapa, dan lain sebagainya.

Jika pemain berhasil mengumpulkan dadu sesuai requirement, maka pemain akan mendapatkan kartu Citizen tersebut, yang memiliki poin tertentu. Semakin sulit requirement sebuah kartu, semakin sulit untuk mendapatkannya.

Selain itu, jika kartu Citizen yang didapatkan memiliki warna yang sama dengan kartu Village di atasnya ketika kartu diambil, maka pemain juga akan mendapatkan kartu Village tersebut sebagai tambahan poin.

Setiap ada kartu Citizen di ambil, maka kartu-kartu Citizen lain akan bergeser dari kiri ke kanan untuk mengisi kekosongan tersebut dan satu kartu baru akan mengisi slot di sebelah kiri sendiri. Apalabila tidak ada kartu Citizen yang diambil, maka kartu paling kanan akan dibuang dan sisanya akan bergeser seperti biasa.

Dadu yang dikocok bisa di-reroll hingga maksimal tiga kali. Pemain tidak perlu me-reroll semua dadunya, cukup dadu yang diinginkan saja. Jika sampai tiga kali mengocok masih juga belum bisa mendapatkan kartu Citizen, maka pemain akan mendapatkan kartu Penalty yang memiliki poin minus.

Permainan akan berakhir jika memenuhi salah satu dari kondisi berikut: draw pile kartu Citizen habis, kartu Penalty habis, atau salah satu dari kartu Village habis. Setelah itu, pemain akan menjumlahkan poin yang berhasil dikumpulkan dan yang tertinggi akan menjadi pemenangnaya.

Setelah bermain King of the Dice

King of the Dice (YouTube)

Seperti yang sudah bisa diduga, King of the Dice merupakan tipikal board game yang bergenre push your luck. Kalau kita bukan ahli melempat dadu, tingkat kesulitan untuk mendapatkan mata dadu yang diinginkan benar-benar dipengaruhi oleh faktor hoki.

Permainan ini memiliki gameplay yang sederhana dan mudah untuk dipahami. Pemain hanya perlu mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dengan mengandalkan kocokan dadu. Apalagi, King of the Dice memiliki kotak yang relatif kecil, sehingga cocok dibawa ke tongkrongan.

Mungkin board game ini terdengar cukup membosankan dan memiliki replaybility yang cukup rendah. Kenyataannya tidak seperti itu. Selain karena faktor push your luck, King of the Dice bisa sering dimainkan karena kita tidak akan pernah tahu kartu Citizen apa yang akan keluar.

Selain itu, posisi kartu Village juga selalu berubah-ubah, sehingga setiap permainan pasti unik. Adanya kartu yang bisa memberikan nilai minus kepada lawan seperti kartu Naga juga menambah keseruan dan perseteruan antarpemain.

Bumbu-bumbu lain yang membuat King of the Dice menarik adalah adanya “ritual” yang dilakukan oleh para pemain sebelum melemparkan dadunya. Walaupun hampir tidak memberikan efek, kesan lucunya dapat banget.

Sama seperti Bahamas, yang mungkin bisa menjadi kekurangan King of the Dice justru kesederhanaan gameplay-nya. Ini adalah board game yang hanya cocok untuk pemain kasual, bukan pemain hardcore. Overall, King of the Dice cocok untuk yang suka main board game santai.

Skor: 8/10

Setelah membeli dua board game di Jakarta (Unstable Unicorns dan King of the Dice) pada bulan Januari 2023, cukup lama hingga Penulis memutuskan untuk menambah koleksinya. Pada bulan April 2023, Penulis memutuskan untuk menambah dua, di mana salah satunya memiliki unsur nama King juga, yakni Kingdomino.


Lawang, 16 Juni 2024, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game ini

Continue Reading

Fanandi's Choice

Copyright © 2018 Whathefan