Permainan
Koleksi Board Game #21: Century: Spice Road

Salah satu cara yang membuat mengetahui board game baru adalah dengan mampir ke board game cafe. Apalagi, di sana selalu ada game master yang akan membantu kita memahami bagaimana cara bermain. Kalau Penulis suka, biasanya lantas akan membelinya.
Hal tersebut sudah terjadi beberapa kali, seperti 7 Wonders, King of the New York, hingga Survive. Kebetulan, ketiganya Penulis beli dalam keadaan second di board game cafe tempat Penulis sering bermain di Surabaya, yaitu Nexus Tabletop Surabaya.
Oleh karena itu, ketika mengetahui kalau ada board game cafe di Malang, Penulis memutuskan untuk mencoba bermain di sana bersama teman-teman kuliahnya. Board game cafe tersebut bernama HD’R Comic Cafe.

Awalnya Penulis merasa “aneh” karena di sana sistemnya bayar per board game. Di tiga board game cafe di Surabaya yang pernah Penulis datangi, sistemnya adalah bayar sekali untuk bermain sepuasnya dan sebanyak apapun board game-nya.
Untungnya, dua board game yang direkomendasikan oleh game master-nya ternyata cocok dengan Penulis dan teman-temannya. Pada akhirnya, Penulis memutuskan untuk membeli keduanya. Board game yang pertama adalah Century: Spice Road.
Detail Board Game Century: Spice Road
- Judul: Century: Spice Road
- Desainer: Emerson Matsuuchi
- Publisher: Plan B Games
- Tahun Rilis: 2017
- Jumlah Pemain: 2-5 pemain
- Waktu Bermain: 30–45 menit
- Rating BGG: 7,3
- Tingkat Kesulitan: 1.80/5
- Harga: Rp620.000
Cara Bermain Century: Spice Road
Di awal permainan, jejerkan kartu Poin (berwarna oranye) sebanyak lima kartu dan kartu Merchant (berwarna ungu) sebanyak enam kartu. Lalu, letakkan tumpukan koin emas di kartu Poin paling kiri dan koin perak di kartu Poin kedua dari kiri.
Lalu, bagikan Caravan ke masing-masing pemain yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan resource (maksimal 10 resource). Masing-masing pemain juga akan mendapatkan dua kartu starter dan beberapa resource.
Ada empat jenis resource di sini, diurutkan dari yang paling tidak berharga hingga paling berharga adalah Turmeric (Kuning), Safron (Merah), Cardamom (Hijau), dan Cinnamon (Cokelat).
Kartu Merchant di permainan ini secara garis besar memiliki tiga fungsi, yakni mengambil resource (memiliki ikon kotak berwarna saja), menukar resource (memiliki ikon kotak berwarna dan tanda panah ke bawah), dan upgrade resource (memiliki ikon kota abu-abu dan arah panah ke atas).
Misal ada kartu bergambar satu kotak hijau, maka pemain akan mendapatkan resource Cardanom (Hijau). Misal ada kartu bergambar dua kota kuning dan panah bawak ke dua kotak merah, maka dua resource Turmeric (Kuning) kita bisa ditukar dengan duka resource Safron (Merah).
Untuk kartu upgrade resource, kartu ini bisa digunakan untuk resource apa saja. Misal, jika kartu kita bergambar dua kota abu-abu, maka kita bisa memilih untuk melakukan upgrade secara bebas, sesuai dengan urutan yang telah tertera di atas. Jika yang di-upgrade dua Cardamom (Hijau), maka kita akan mendapatkan dua Cinnamon (Cokelat).
Setiap putaran, masing-masing pemain harus melakukan satu dari empat aksi yang bisa dilakukan, yakni:
- Play: Memainkan kartu dari tangan
- Acquire: Mengambil kartu Merchant
- Rest: Mengambil semua kartu yang telah dimainkan
- Clain: Mengklaim kartu Poin
Syarat untuk bisa mengklaim kartu Poin tertera di masing-masing kartu. Permainan akan segera berakhir jika ada salah satu pemain yang telah memiliki lima kartu Poin. Giliran akan dilanjutkan hingga pemain terakhir sebelum menghitung skor.
Selain angka di kartu Poin, hitung juga poin koin emas (3 poin), koin perak (1 poin), dan resource selain Turmeric (Kuning) yang dihitung satu poin setiap resource-nya. Pemain dengan jumlah poin tertinggi akan menjadi pemenangnya.
Setelah Bermain Century: Spice Road

Sewaktu akan membeli board game ini, Penulis sempat merasa dilema antara memilih versi Spice Road atau Golem Edition yang secara tema berbeda, tapi secara gameplay sama persis. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Penulis memutuskan untuk memilih Spice Road.
Century: Spice Road merupakan salah satu board game favorit Penulis karena sebenarnya gameplay-nya sederhana, tapi untuk bisa menguasainya membutukan strategi yang matang. Kita tidak bisa asal memilih kartu begitu saja.
Secara konsep, Century: Spice Road memiliki gameplay yang mirip dengan Splendor, di mana para pemain mengumpulkan item tertentu dengan tujuan untuk mengumpulkan resource yang dibutuhkan untuk mendapatkan poin kemenangan.
Jika di Splendor kita bisa memilih koin untuk membeli kartu permata, maka di Century: Spice Road kita bisa memilih kartu yang mayoritas fungsinya adalah untuk mendapatkan resource. Secara strategi, Century: Spice road lebih advance dibandingkan Splendor.
Di Splendor, semakin banyak kita memiliki kartu permata, maka semakin murah pula biaya yang dikeluarkan untuk membeli kartu yang lebih mahal. Di Century: Spice Road, tidak sesederhana itu, tapi semakin bagus kartu tangan kita, semakin mudah mendapatkan resource yang berharga.
Cara menangnya pun mirip, di mana permainan berakhir jika ada pemain yang mencapai target. Jika di Splendor targetnya adalah 15 poin, maka di Century targetnya adalah memiliki lima kartu Poin.
Meskipun terlihat sederhana, Century: Spice Road sebenarnya menuntut kita untuk berpikir keras agar menemukan cara paling efisien dan efektif untuk mendapatkan resource. Apalagi, kartu Poin yang kita incar bisa saja diincar oleh pemain lain.
Untuk bahan komponennya sendiri bisa dibilang sangat solid, mulai dari kualitas kartunya, koin yang bukan dari kertas seperti 7 Wonders atau plastik ringan seperti Machi Koro 2, kotak-kotak kecil yang menjadi resource, hingga empat mangkok sebagai wadah resource.
Century: Spice Road sebenarnya adalah bagian pertama dari trilogi Century. Board game lainnya adalah Century: Eastern Wonders dan Century: A New World. Ketiganya bisa dijadikan menjadi satu board game, tapi hingga saat ini Penulis belum terpikir untuk membelinya.
Jika disuruh menyebutkan kekurangannya, mungkin ilustrasi kartunya yang repetitif. Seandainya tiap kartu memilki gambar yang unik, rasanya board game ini akan terlihat lebih menarik. Dari sisi gameplay, Penulis tidak memiliki komplain sama sekali.
Skor: 9/10
Di atas Penulis telah menyebutkan kalau ada dua board game yang Penulis mainkan bersama teman-temannya di HD’R Comic Cafe. Selain Century: Spice Road, board game satunya merupakan board game paling bacot yang pernah Penulis mainkan: Chinatown!
Lawang, 9 Juli 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri board game ini
Permainan
Koleksi Board Game #30: Deception: Murder in Hong Kong

Werewolf bisa dibilang tetap menjadi salah satu board game favorit yang paling sering dimainkan, apalagi waktu dulu anak-anak Karang Taruna atau teman-teman kuliah masih sering kumpul.
Penulis lebih sering menjadi moderator daripada ikut bermain, karena bagi Penulis memang lebih enak menjadi orang yang “mengendalikan” permainan. Namun, apa jadinya jika kita bermain Werewolf tanpa moderator?
Itulah yang akan kita temukan dalam Deception: Murder in Hong Kong. Semua bisa ikut bermain dan kebagian peran masing-masing tanpa perlu ada moderator yang mengarahkan permainan. Kok bisa?

Detail Board Game Deception: Murder in Hong Kong
- Judul: Deception: Murder in Hong Kong
- Desainer: Tobey Ho
- Publisher: Jolly Thinkers
- Tahun Rilis: 2014
- Jumlah Pemain: 4-12 pemain
- Waktu Bermain: 20 menit
- Rating BGG: 7,4
- Tingkat Kesulitan: 1,58/5
- Harga: Rp700.000
Cara Bermain Deception: Murder in Hong Kong
Ada satu perbedaan besar antara Werewolf dan Deception: Murder in Hong Kong, yaitu tidak adanya pemain yang tewas di tengah jalan. Jadi, orang yang tewas di permainan ini bersifat fiktif, dan semua pemain berkesempatan untuk menangkap pelakunya.
Sama seperti Werewolf, hal pertama yang dilakukan dalam permainan ini adalah membagikan role untuk masing-masing pemain. Nantinya, pemain yang kebagian Forensic Scientist akan membuka identitas dirinya, karena selanjutnya ia akan menjadi kunci untuk menemukan siapa Murderer-nya.
Nah, akurasi petunjuk dari Forensic Scientist menjadi kunci permainan ini. Jika sampai tiga babak para Investigator gagal menemukan siapa Murderer-nya, maka Murderer akan memenangkan permainan.
Selain Forensic Scientist yang role-nya langsung terungkap di awal permainan, role yang dimiliki oleh board game ini ada:
- Murderer (x1): Tersangka utama yang harus ditemukan agar Investigator menang.
- Investigator (x8): Detektif yang harus bisa menemukan siapa Murderer di antara para pemain berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh Forensic Scientist.
- Accomplice (x1): Rekan pembunuh Murderer, harus bisa membantu melindungi Murderer secara diam-diam tanpa ketahuan.
- Witness (x1): Saksi pembunuhan yang tahu siapa Murderer-nya, tapi harus hati-hati karena ia tidak boleh berhasil ditebak oleh Murderer. Jika Murderer siapa Witness, maka dia tetap menang.
Setelah masing-masing peman mendapatkan role-nya, maka mereka akan mendapatkan empat Clue Card (berwarna merah) dan Means Card (berwarna biru). Clue Card merupakan petunjuk yang tertinggal di TKP, sedangkan Means Card adalah cara membunuh korban.
Nah, Clue Card dan Means Card ini ada banyak sekali macamnya, mulai dari barang umum sampai absurd ada semua. Cara membunuhnya pun macam-macam, mulai dari yang sederhana sampai rumit kayak di Detective Conan ada semua..
Di awal permainan, Murderer akan memilih satu Clue Card dan satu Means Card, yang diketahui oleh Forensic Scientist. Berdasarkan kartu yang dipilih oleh Murderer, Forensic Scientist harus bisa memberikan petunjuk melalui Scene Tiles yang ada.
Setiap permainan, akan ada enam Scene Tiles yang akan membantu Investigator menebak siapa Murderer-nya. Scene Tiles ini macam-macam, mulai dari kondisi mayat, waktu pembunuhan, lokasi pembunuhan, dan masih banyak lagi lainnya.
Total akan ada tiga ronde sampai permainan berhasil. Di setiap awal ronde, pemain bisa mengganti satu Scene Tiles yang dianggap paling tidak membantu. Masing-masing pemain selain Forensic Scientist punya satu kali kesempatan menebak siapa Murderer.
Nah, ini yang agak sulit. Untuk bisa menangkap Murderer, pemain harus bisa menebak dengan tepat apa Clue Card dan Means Card yang dipilih. Kalau hanya benar satu, Murderer tidak akan bisa ditangkap.
Kurang lebih seperti itu jalannya permainan Deception: Murder in Hong Kong. Pemain bisa melakukan beberapa variasi agar lebih menantang, seperti menambah jumlah Clue Card dan Means Card untuk masing-masing pemain.
Selain itu, ada juga Event Tiles yang akan memberikan keuntungan tambahan bagi pemain. Event Tiles ini sifatnya opsional, sehingga tidak wajib digunakan. Komponen lainnya di board game ini ada:
- Badge Token (x11): Digunakan ketika pemain ingin menebak siapa Murderer beserta Clue Card dan Means Card-nya.
- Wooden Bullet Marker (x6): Digunakan oleh Forensic Scientist untuk menandai petunjuk di Scene Tiles.
Setelah Bermain Deception: Murder in Hong Kong

Sebagai orang yang menyukai Werewolf, tentu Deception: Murder in Hong Kong menjadi board game yang sangat menarik untuk dimainkan. Mengingat Penulis lebih sering moderator ketika bermain Werewolf, board game ini menjadi cara Penulis ikut bermain secara aktif.
Cara bermainnya yang sederhana juga membuat board game ini bisa dimainkan dengan siapa saja. Kita benar-benar dituntut untuk memiliki imajinasi ala detektif untuk bisa memecahkan petunjuk yang diberikan oleh Forensic Scientist.
Nah, Forensic Scientist adalah kunci permainan. Apabila ia pintar memberikan petunjuk, maka Murderer akan lebih mudah ditemukan. Kalau memberi petunjuknya ngaco, maka Murderer akan tertawa dalam hati karena merasa aman.
Banyaknya opsi Clue Card dan Means Card juga membuat replaybility permainan ini cukup tinggi. Tidak ada permainan yang benar-benar sama, apalagi role pemain juga akan terus berubah-ubah. Kalau tidak puas, bahkan masih ada kartu ekpansinya.
Mungkin kekurangan terbesar board game ini sama seperti Werewolf, yakni membutuhkan banyak pemain agar terasa lebih seru. akan memiliki banyak celah untuk mengamankan dirinya dengan menggiring opini pemain.
Apalagi, role Accomplice dan Witness baru bisa digunakan kalau jumlah pemain lebih dari lima. Jika yang bermain hanya empat-lima orang, maka permainan cenerung akan terasa hambar. Makin banyak pemain, maka adu bacotnya pun akan semakin chaos.
Untuk komponen board game-nya sendiri bisa dibilang biasa saja, tidak ada yang istimewa. Namun, perlu dicatat bahwa kotaknya sudah memiliki sekat-sekat sehingga kita bisa menyimpan semua komponennya dengan rapi.
Yang jelas, Deception: Murder in Hong Kong adalah sebuah board game yang sangat cocok untuk dimainkan ketika ada banyak orang. Sebagai board game yang membutuhkan adu bacot, Deception: Murder in Hong Kong jelas bisa menimbulkan kegaduhan!
Skor: 8/10
Setelah membeli Deception: Murder in Hong Kong, Penulis membeli sebuah board game klasik di Toys Kingdom karena sedang diskon. Board game yang pernah Penulis mainkan waktu kecil ini membuat kita mempertanyakan seberapa banyak sebenarnya vocabulary yang kita miliki?
Yups, board game selanjutnya yang akan Penulis bahas tidak lain tidak bukan adalah Scrabble!
Lawang, 14 September 2025, terinspirasi setelah ingin melanjutnkan seri board game ini
Permainan
Koleksi Board Game #29: Blokus Shuffle: UNO Edition

Saat ke Jakarta, Penulis menyempatkan diri untuk mampir ke apartemen Pandu. Alasannya jelas: ingin melihat koleksi board game-nya yang pasti sudah bertambah sejak terakhir kali bertemu.
Penulis pun mencoba bermain beberapa board game ketika di sana, salah satunya adalah Blokus Shuffle: UNO Edition. Board game ini cukup sederhana, tapi membutuhkan strategi untuk bisa memenangkannya.
Karena tertarik, Penulis pun membelinya sendiri sewaktu sedang berjalan-jalan di Kidz Station Pakuwon Mall di Surabaya. Apalagi, waktu itu sedang ada diskon, di mana harganya turun menjadi sekitar 200 ribuan saja!

Detail Board Game Blokus Shuffle: UNO Edition
- Judul: Blokus Shuffle: UNO Edition
- Desainer: Nick Hayes, Bernard Tavitian
- Publisher: Mattel, Inc.
- Tahun Rilis: 2021
- Jumlah Pemain: 2-4 pemain
- Waktu Bermain: 30-45 menit
- Rating BGG: 6,5
- Tingkat Kesulitan: –
- Harga: Rp350.000
Cara Bermain Blokus Shuffle: UNO Edition
Blokus Shuffle: UNO Edition merupakan variasi dari Blokus klasik, yang telah ada sejak tahun 2000. Sekilas, board game ini akan mengingatkan kita dengan Tetris, meskipun bentuk pattern dari balok-baloknya lebih rumit.
Di awal permainan, para pemain akan mendapatkan balok yang jumlah dan jenisnya identik, masing-masing 21 buah. Ada empat warna yang tersedia dalam permainan ini, yakni merah, biru, kuning, dan hijau.
Para pemain harus dengan pandai menempatkan balok-balok tersebut di papan permainan sebanyak mungkin, di mana ronde pertama masing-masing harus menempati sudut papan permainan.
Penempatan balok hanya memiliki syarat harus menempel ujung dari balok milik kita yang telah ada di papan permainan. Untuk jenis balok yang diletakkan terserah strategi pemain, yang penting ujung ketemu ujung dan tidak menabrak balok lawan.
Permainan akan berakhir jika tidak ada pemain yang bisa meletakkan baloknya lag idi papan permainan. Pemain dengan jumlah sisa kotak paling sedikit di balok-baloknya akan menjadi pemenang. Sudah, sesederhana itu.
Lantas, apa perbedaan Blokus ini dengan versi aslinya? Pada kartu-kartu yang memiliki efek khusus seperti permainan UNO yang telah kita kenal. Masing-masing pemain akan mendapatkan 14 kartu yang bisa digunakan di awal giliran mereka sebelum meletakkan balok.
Ada delapan jenis kartu action yang bisa digunakan pemain, yakni:
- SKIP: Membuat pemain berikutnya kehilangan giliran
- REVERSE: Memutar arah permainan
- DRAW 2: Menarik dua kartu dari deck, pilih satu dan kembalikan kartu satunya ke bagian bawah deck
- WILD: Membuat pemain bisa meletakkan baloknya ke balok milik lawan dengan menyebutkan warnanya
- EDGE TO EDGE: Membuat pemain tidak harus meletakkan baloknya ujung ke ujung alias bisa bersisian
- RECYCLE: Mengambil satu balok di permainan dan bisa menggantinya dengan balok lainnya
- WARP: Pindahkan balok lawan ke tempat lain selama masih memenuhi persyaratan Blokus
- DOUBLE PLAY: Memainkan dua balok sekaligus dalam satu permainan
Di awal permainan, kita akan langsung menarik dua kartu action. Setiap selesai meletakkan balok kita ke papan permainan, pemain akan menarik satu kartu lagi dari deck, sehingga kartu tangan akan selalu berisi dua kartu kecuali deck telah habis.
Setelah Bermain Blokus Shuffle: UNO Edition

Blokus Shuffle: UNO Edition (Board Game Geek)
Dari awal, Penulis memang telah menyadari kalau board game ini memang untuk keluarga karena relatif mudah untuk dijelaskan. Paling yang ribet adalah menjelaskan efek-efek kartunya. Kalau merasa kesulitan untuk itu, setidaknya kita bisa bermain Blokus versi aslinya.
Seperti yang sudah Penulis singgung di awal, board game ini membutuhkan kedalaman strategi terlepas dari kesederhanaan yang dimiliki. Kita tidak bisa menempatkan secara asal karena bisa membuat kita kesulitan untuk menempatkan balok selanjutnya.
Untuk senggol-senggolan, board game ini lumayan karena kita bisa mengacaukan strategi lawan dengan menempatkan balok kita menghalangi balok mereka. Namun, sekali lagi, strategi penempatan balok menjadi kunci untuk bisa memenangkan permainan ini.
Adanya kartu action menurut Penulis bisa meningkatkan dinamika permainan karena pemain jadi memiliki kesempatan untuk bisa membalikkan keadaan. Ini tidak bisa dilakukan di Blokus versi orisinal, karena balok yang telah ditempatkan tidak bisa diutak-atik lagi.
Idealnya permainan ini harus dimainkan oleh empat orang. Memang ada variasi untuk dua atau tiga orang, tapi sayangnya cukup membingungkan karena keempat warna harus tetap dimainkan.
Selain itu, ya bisa dibilang board game ini tentu saja terasa monoton. Memainkan board game ini beberapa kali akan menimbulkan rasa bosan. Blokus jelas bukan tipe board game yang memiliki tingkat replaybility tinggi.
Mengingat harganya yang diskon ketika membelinya, Penulis tidak banyak protes ke board game ini. Hanya saja, Penulis hanya mengeluarkan board game ini jika jumlah pemainnya exact empat orang.
Skor: 6/10
Setelah membeli Blokus Shuffle: UNO Edition, cukup lama Penulis akhirnya membeli board game lagi karena merasa koleksinya sudah cukup. Ternyata, Penulis masih belum merasa cukup. Bahkan ketika tulisan ini terbit, sudah ada lima board game baru.
Ada satu board game yang membuat Penulis ingin menambah koleksinya karena unsur deduksi yang dimilikinya. Mirip dengan Werewolf, tapi tidak ada yang mati. Board game tersebut adalah Deception.
Lawang, 13 April 2025, terinspirasi setelah ingin melanjutnkan seri board game ini
Permainan
Koleksi Board Game #28: Point City

Satu bulan setelah membeli Cascadia dan Here to Slay, akhirnya Penulis membeli satu board game lain yang waktu di Jakarta tidak sempat dibeli: Point City. Penulis membelinya di toko langganan, sekalian membeli sleeve untuk Here to Slay, pada Februari 2024.
Salah satu alasan mengapa Penulis tertarik untuk membeli board game ini adalah karena temanya yang mengangkat perkotaan. Ini bukan board game pertama yang bertema itu, karena sebelumnya Penulis sudah memiliki Machi Koro 2 dan Chinatown.
Board game ini memiliki kemiripan dengan Machi Koro 2, di mana salah satu mekanismenya adalah card drafting. Bedanya, ada unsur Splendor dalam board game ini yang akan membantu “perekonomian” kita sepanjang permainan.
Detail Board Game Point City
- Judul: Point City
- Desainer: Molly Johnson, Robert Melvin, Shawn Stankewich
- Publisher: Flatout Games
- Tahun Rilis: 2023
- Jumlah Pemain: 1-4 pemain
- Waktu Bermain: 15-30 menit
- Rating BGG: 7,2
- Tingkat Kesulitan: 1,69/5
- Harga: Rp425.000
Cara Bermain Point City
Point City memiliki objektif yang sangat sederhana, yakni pemain dengan poin tertinggi di akhir permainan akan menjadi pemenang. Poin ini bisa didapatkan dengan beberapa cara, yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah.
Untuk memulai permainan, jejerkan 16 kartu tier 1 dengan formasi 4 x 4 untuk membentuk Market. Setelah itu, sisa kartu akan ditumpuk secara berurutan sesuai tier-nya, di mana tier 1 paling atas dan tier 3 paling bawah.
Kartu pada permainan ini memiliki dua sisi, yakni sisi Sumber Daya (resource) dan Bangunan (building). Kartu Sumber Daya digunakan untuk bisa membeli kartu Bangunan. Beberapa kartu Bangunan bisa menghasilkan Sumber Daya secara permanen, mirip dengan Splendor.
Ada lima jenis Sumber Daya dalam permainan ini, yakni Energy, Industry, Economy, Community, dan Ecology. Ada juga kartu Ingenuity, yang bisa menggantikan semua jenis kartu Sumber Daya yang dibutuhkan alias menjadi kartu Joker dalam permainan ini. Kartu jenis ini bisa menjadi tambahan skor apabila masih dipegang oleh pemain di akhir permainan.
Di sisi lain, kartu Bangunan memiliki beberapa atribut yang dimiliki. Di bawah nama bangunan, ada cost atau biaya yang dibutuhkan untuk membeli kartu tersebut. Di bagian pojok atas, ada efek yang akan didapatkan pemain jika berhasil membangun kartu tersebut.
Ada beberapa efek yang bisa didapatkan pemain dengan membangun kartu Bangunan. Jika ada simbol Sumber Daya di bagian kiri atas, maka pemain akan mendapatkan Sumber Daya tersebut secara permanen hingga akhir permainan.
Di sisi lain, di bagian kanan atas, ada dua jenis efek yang bisa digunakan pemain. Jika menunjukkan angka, maka artinya bangunan tersebut akan memberi tambahan poin di akhir permainan.
Jika ada lambang token Civic, artinya pemain bisa mengambil satu token Civic, yang juga bisa digunakan untuk menambah poin dengan syarat-syarat tertentu. Syaratnya sering kali berputar di seberapa banyak bangunan yang menghasilkan Sumber Daya tertentu, walau ada juga yang lain.
Jumlah kartu yang digunakan dalam tiap permainan akan menyesuaikan dengan jumlah pemain. Semakin sedikit pemain, semakin sedikit kartu yang digunakan. Selain itu, ambil sejumlah token Civic (sesuai dengan jumlah pemain juga) dan letakkan dekat Market.
Setelah itu, permainan pun bisa langsung dimulai, di mana masing-masing pemain mendapatkan “modal” berupa satu kartu Ingenuity. Apabila semua kartu di Market meruapakan kartu Sumber Daya, maka pemain memiliki opsi untuk membalik kartu Sumber Daya menjadi kartu Bangunan.
Setiap putaran, pemain secara bergantian akan memilih dua kartu di Market yang terletak bersebelahan, entah secara horizontal maupun vertikal. Mengambil kartu bersebelahan secara diagonal tidak diperbolehkan.
Ketika pemain ingin mengambil kartu Bangunan, maka ia harus membayar Sumber Daya sesuai yang tertera di bagian bawah kartu. Jika kartu tersebut memiliki simbol token Civic, pemain harus memilih salah satu token Civic yang tersedia.
Apabila tidak ada kartu yang ingin atau bisa diambil, pemain bisa menarik dua kartu dari deck. Permainan akan terus berplangsung hingga sudah tidak ada lagi kartu di deck untuk me-refill Market. Masing-masing menghitung skornya dan yang tertinggi menjadi pemenangnya.
Setelah Bermain Point City

Point City (BGG)
Ada banyak hal yang Penulis sukai dari Point City. Selain tema perkotaan yang sudah disinggung di awal, Penulis menyukai gameplay-nya yang seimbang dan butuh sedikit keberuntungan.
Dengan mekanisme card drafting yang dimiliki, pemain diharuskan berpikir kartu mana yang paling menguntungkan untuk diambil. Pemilihan kartu ini berperan vital, karena bisa memengaruhi skor yang bisa diperoleh di akhir permainan.
Sama seperti Splendor, semakin lama permainan, maka cost kartu semakin tinggi. Nah, ada beberapa kartu yang akan bisa menghasilkan sumber daya secara permanen, yang akan sangat membantu kita membeli kartu-kartu yang tersedia.
Penulis juga menyukai desain minimalis yang dimiliki oleh Point City di setiap kartu bangunannya. Memang pemain akan jarang melihat bangunan apa yang mereka beli, karena lebih fokus dengan efeknya, tapi tetap saja sentuhan ini harus diapresiasi.
Memang Point City tidak terlalu kompetitif karena kurangnya unsur senggol-senggolan. Pemain akan lebih fokus untuk membangun “kotanya” sendiri. Namun, Penulis pribadi memang tidak menjadikan hal tersebut sebagai faktor utama dalam membeli board game.
Jeleknya, board game ini akan terasa cukup membosankan bagi pemain lain. Meskipun tingkat replaybility-nya tinggi karena setiap kartu unik, turn-based yang dimiliki harus diakui memang cukup monoton.
Point City bisa dianggap sebagai board game bergenre card drafting yang sederhana dan mudah dipahami. Tak butuh lama untuk menjelaskan cara bermainnya ke orang lain, sehingga cocok untuk dimainkan bersama keluarga.
Skor: 8/10
Setelah membeli Point City, intensitas membeli board game Penulis menurun drastis. Meskipun masih banyak yang diincar, entah mengapa Penulis jadi lebih sering mengerem dan menahan diri. Masih beli, tapi jarak waktunya semakin panjang.
Hingga artikel ini ditulis, hanya tersisa dua board game lagi yang belum diulas. Board game selanjutnya yang Penulis miliki adalah UNO! Blokus, yang menjadi board game pertama Penulis yang beli di Kidz Station.
Lawang, 5 Desember 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutnkan seri board game ini
-
Fiksi12 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca Anak-Anak Semar
-
Anime & Komik11 bulan ago
Ai Haibara adalah Karakter Favorit Saya di Detective Conan
-
Non-Fiksi11 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca Filsafat Kebahagiaan
-
Renungan11 bulan ago
Bagaimana Manusia Diperbudak oleh Ciptaannya Sendiri
-
Non-Fiksi11 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca The Book of Everyday Things
-
Musik11 bulan ago
Tier List Lagu-Lagu di Album “From Zero” Versi Saya
-
Permainan11 bulan ago
Koleksi Board Game #27: Here to Slay
-
Olahraga11 bulan ago
Kok Bisa, ya, Ada Klub Enggak Pernah Menang Sampai 7 Kali
You must be logged in to post a comment Login