Permainan
Koleksi Board Game #3: Catan
Beberapa hari yang lalu, Penulis mendengar bahwa Klaus Teuber, pembuat board game Catan, baru saja meninggal dunia di usia yang ke-70. Bagi Penulis, board game tersebut adalah favorit nomor satunya.
Kebetulan, saat ini adalah waktunya untuk menulis tentang board game tersebut, setelah sebelumnya menulis tentang Ticket to Ride: London. Apalagi, Penulis punya sejarah yang cukup menarik dengan board game ini.
Awal pertemuan Penulis dengan Catan adalah ketika Pandu membelinya dengan harga miring karena yang dibeli adalah edisi lama, di mana namanya masih The Settler of Catan. Penulis langsung jatuh cinta ketika memainkannya.
Lantas, Penulis akhirnya memutuskan untuk membeli versi digitalnya. Namun, sensasi yang dirasakan tentu berbeda jika dibandingkan dengan bermain secara langsung. Hanya saja, harga board game-nya cukup mahal, yakni Rp860 ribu.
Belajar dari Ticket to Ride: London yang kurang diminati, Penulis pun memutuskan untuk membuat versi “demonya” terlebih dahulu menggunakan peralatan seadanya, termasuk mendesain sendiri kartu-kartunya.
Ternyata, responsnya positif! Hal ini pun membulatkan tekad Penulis untuk membeli Catan. Fun fact, ketika barangnya datang, ternyata City berwarna putihnya tidak ada di dalam kotak. Untungnya, tokonya dengan berbaik hati mau mengirimkan gantinya.
Detail Board Game
- Judul: Catan
- Desainer: Klaus Teuber
- Publisher: KOSMOS
- Tahun Rilis: 1995
- Jumlah Pemain: 2 – 4 pemain
- Waktu Bermain: 60 – 120 menit
- Rating BGG: 7.1
- TIngkat Kesulitan: 2.30/5
Cara Bermain Catan
Catan pertama kali dirilis pada tahun 1995, membuatnya menjadi salah satu board game klasik. Tak heran jika Catan memiliki banyak sekali versi dan expansion, tapi di artikel ini Penulis hanya akan membahas base game-nya saja.
Catan bisa dimainkan oleh 3 hingga 4 orang saja. Konsep utamanya adalah mengenai pendatang-pendatang yang baru mendarat di sebuah pulau (dengan bentuk heksagon), di mana mereka berusaha menguasai pulau tersebut.
Objektif dari Catan adalah siapa yang tercepat mengumpulkan 10 poin terlebih dahulu yang disebut sebagai Victory Points (VP). Poin ini bisa didapatkan melalui berbagai cara, yakni (istilah-istilahnya akan Penulis jelaskan di bawah:
- Membangun Settlement (1 poin)
- Meningkatkan Settlement menjadi City (2 poin)
- Victory Points dari Development Cards (1 poin per kartu)
- Longest Road (memiliki jalan terpanjang di antara pemain lain, mulai dari 5 jalan)
- Largest Army (memiliki kartu Knight terbanyak, mulai dari 3 kartu)
Ketika melakukan setup, pasang blok-blok heksagon secara acak, lantas tempatkan angka di atasnya juga secara acak. Ini menentukan setiap blok (yang melambangkan resources yang akan didapatkan) bisa didapatkan jika pemain mendapatkan angka di atasnya.
Di awal permainan, para pemain akan secara bergantian meletakkan dua Settlement (berbentuk rumah) di pertemuan tiga garis antarblok, lantas meletakkan dua jalan di dekat masing-masing Settlement.
Ada beberapa peraturan dalam meletakkan Settlement di dalam Catan. Pertama, Settlement baru (ke-3, ke-4, dan seterusnya) harus tersambung dengan Settlement yang sudah kita buat di awal permainan. Selain itu, ada jarak minimal 2 garis dari Settlement lain.
Penempatan ini bisa dibilang menjadi kunci permainan ini, karena dari sanalah para pemain bisa mendapatkan resources yang berguna untuk banyak hal. Ada lima resource di permainan ini, yakni Kayu, Bata, Wol, Padi, dan Batu.
Contoh, Penulis meletakkan Settlement-nya di atas blok Kayu nomor 6. Ketika Penulis mengocok dadu dan muncul angka 6, maka Penulis akan mendapatkan resources berupa Kayu. Pemain lain yang meletakkan Settlement di atas blok nomor 6 juga mendapatkan resources.
Resources yang ada di Catan berguna untuk membangun sesuatu, yakni:
- Jalan: 1 Kayu dan 1 Bata
- Settlement: 1 Kayu, 1 Bata, 1 Wol, dan 1 Padi
- City: 2 Padi, 3 Batu
- Development Cards: 1 Wol, 1 Padi, 1 Batu
Settlement bisa di-upgrade menjadi City apabila memiliki resources yang dibutuhkan. Secara otomatis, resources yang akan didapatkan dari blok di bawahnya akan langsung mendapatkan 2 resources sekaligus.
Lalu, ada juga Development Cards yang memiliki berbagai kartu yang membantu pemain untuk mengembangkan permainan. Paling banyak adalah kartu Knight yang bisa digunakan untuk memindahkan Bandit.
Omong-omong soal Bandit, sosok ini cukup ditakuti di Catan. Pasalnya, setiap ada pemain yang mendapatkan angka 7, maka ia akan membuat pemain tersebut mampu memindahkan pion Bandit dan mencuri satu kartu dari pemain yang didatangi oleh sang Bandit.
Bandit menutup pemasukan resources dari blok yang ia tutup. Jadi, ketika angka dadu yang tepat keluar, tapi ada Bandit, pemain tidak akan mendapatkan resources. Selain itu, setiap keluar angka 7, pemain yang punya kartu tangan di atas 7 harus membuang setengahnya.
Pemain bisa menukarkan 4 kartu resources yang sama dengan 1 kartu resource lain ke Bank. Namun, ada yang namanya Pelabuhan, di mana jika kita membangun Settlement di sana (terletak di pinggir papan), jumlah resources yang ditukarkan bisa berkurang.
Merasa harga pertukarannya terlalu mahal? Tenang, kita bisa melakukan pertukaran dengan pemain lainnya. Namun, belum tentu pemain lain mau melakukan barter ke kita. Biasanya, mereka akan mau jika pertukaran tersebut juga menguntungkan mereka.
Di setiap putaran, hal yang harus dilakukan oleh pemain adalah mengocok dadu, mendapatkan resources jika mendapatkannya, lantas bisa membangun Jalan, Settlement, City, hingga membeli atau memainkan Development Cards (satu kartu satu putaran).
Permainan pun akan terus berjalan di mana masing-masing pemain berusaha memperluas “kekuasaan” mereka dan mengumpulkan resources sebanyak mungkin. Tentu saja dalam perjalanannya, aksi sikut-sikutan akan terus terjadi.
Setelah Bermain Catan

Salah satu yang membuat Penulis menjadikan Catan sebagai board game favoritnya adalah bagaimana kita harus memikirkan strategi terbaik sembari menghalangi lawan untuk mendapatkan poin tambahan.
Ketika bermain, tak jarang aksi saling blokir menggunakan jalan dilakukan karena kebetulan titik yang diincar sama. Hadirnya Bandit juga membuat pemain tak segan untuk menutup “rezeki” lawan agar resources yang mereka dapatkan bisa berkurang.
Meskipun seolah hanya push-your-luck karena mengandalkan angka dadu untuk mendapatkan resources, sebenarnya game ini juga butuh strategi dan insting dalam penempatan Settlement. Frase “posisi menentukan prestasi” benar-benar digambarkan oleh board game ini.
Tentu angka-angka yang memiliki peluang muncul lebih sering akan paling sering diincar, seperti 6 dan 8 yang probabilitasnya tinggi. Namun, di Catan terkadang probabilitas tersebut sama sekali tidak relevan. Angka yang sering muncul justru angka lain.
Penulis sudah mencoba beberapa versi dan expansion-nya, seperti edisi Game of Throne dan Seafearer yang Penulis beli secara digital. Namun, tetap saja base game-nya yang terbaik untuk dimainkan.
Meskipun terkesan gitu-gitu aja, Catan memiliki replayability yang cukup tinggi. Hal ini karena ketika melakukan setup papan dan angkanya, jumlah kombinasinya ada begitu banyak, sehingga setiap permainan akan terasa berbeda.
Kekurangan dari board game ini adalah jumlah pemainnya yang hanya bisa maksimal 4 orang. Bisa membeli expansion agar bisa bermain hingga 6 orang, tapi harganya cukup mahal, sehingga Penulis mengurungkan niat tersebut.
Gara-gara Catan, Penulis menjadi kembali bersemangat untuk menambah koleksi board game-nya. Penulis pun berusaha mencari board game klasik yang wajib dimiliki oleh pemula. Akhirnya, pilihan tersebut jatuh kepada Carcassonne.
Selanjutnya -> Carcassonne
Lawang, 6 April 2023, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game di blog ini
Permainan
Koleksi Board Game #30: Deception: Murder in Hong Kong
Werewolf bisa dibilang tetap menjadi salah satu board game favorit yang paling sering dimainkan, apalagi waktu dulu anak-anak Karang Taruna atau teman-teman kuliah masih sering kumpul.
Penulis lebih sering menjadi moderator daripada ikut bermain, karena bagi Penulis memang lebih enak menjadi orang yang “mengendalikan” permainan. Namun, apa jadinya jika kita bermain Werewolf tanpa moderator?
Itulah yang akan kita temukan dalam Deception: Murder in Hong Kong. Semua bisa ikut bermain dan kebagian peran masing-masing tanpa perlu ada moderator yang mengarahkan permainan. Kok bisa?
Detail Board Game Deception: Murder in Hong Kong
- Judul: Deception: Murder in Hong Kong
- Desainer: Tobey Ho
- Publisher: Jolly Thinkers
- Tahun Rilis: 2014
- Jumlah Pemain: 4-12 pemain
- Waktu Bermain: 20 menit
- Rating BGG: 7,4
- Tingkat Kesulitan: 1,58/5
- Harga: Rp700.000
Cara Bermain Deception: Murder in Hong Kong
Ada satu perbedaan besar antara Werewolf dan Deception: Murder in Hong Kong, yaitu tidak adanya pemain yang tewas di tengah jalan. Jadi, orang yang tewas di permainan ini bersifat fiktif, dan semua pemain berkesempatan untuk menangkap pelakunya.
Sama seperti Werewolf, hal pertama yang dilakukan dalam permainan ini adalah membagikan role untuk masing-masing pemain. Nantinya, pemain yang kebagian Forensic Scientist akan membuka identitas dirinya, karena selanjutnya ia akan menjadi kunci untuk menemukan siapa Murderer-nya.
Nah, akurasi petunjuk dari Forensic Scientist menjadi kunci permainan ini. Jika sampai tiga babak para Investigator gagal menemukan siapa Murderer-nya, maka Murderer akan memenangkan permainan.
Selain Forensic Scientist yang role-nya langsung terungkap di awal permainan, role yang dimiliki oleh board game ini ada:
- Murderer (x1): Tersangka utama yang harus ditemukan agar Investigator menang.
- Investigator (x8): Detektif yang harus bisa menemukan siapa Murderer di antara para pemain berdasarkan petunjuk yang diberikan oleh Forensic Scientist.
- Accomplice (x1): Rekan pembunuh Murderer, harus bisa membantu melindungi Murderer secara diam-diam tanpa ketahuan.
- Witness (x1): Saksi pembunuhan yang tahu siapa Murderer-nya, tapi harus hati-hati karena ia tidak boleh berhasil ditebak oleh Murderer. Jika Murderer siapa Witness, maka dia tetap menang.
Setelah masing-masing peman mendapatkan role-nya, maka mereka akan mendapatkan empat Clue Card (berwarna merah) dan Means Card (berwarna biru). Clue Card merupakan petunjuk yang tertinggal di TKP, sedangkan Means Card adalah cara membunuh korban.
Nah, Clue Card dan Means Card ini ada banyak sekali macamnya, mulai dari barang umum sampai absurd ada semua. Cara membunuhnya pun macam-macam, mulai dari yang sederhana sampai rumit kayak di Detective Conan ada semua..
Di awal permainan, Murderer akan memilih satu Clue Card dan satu Means Card, yang diketahui oleh Forensic Scientist. Berdasarkan kartu yang dipilih oleh Murderer, Forensic Scientist harus bisa memberikan petunjuk melalui Scene Tiles yang ada.
Setiap permainan, akan ada enam Scene Tiles yang akan membantu Investigator menebak siapa Murderer-nya. Scene Tiles ini macam-macam, mulai dari kondisi mayat, waktu pembunuhan, lokasi pembunuhan, dan masih banyak lagi lainnya.
Total akan ada tiga ronde sampai permainan berhasil. Di setiap awal ronde, pemain bisa mengganti satu Scene Tiles yang dianggap paling tidak membantu. Masing-masing pemain selain Forensic Scientist punya satu kali kesempatan menebak siapa Murderer.
Nah, ini yang agak sulit. Untuk bisa menangkap Murderer, pemain harus bisa menebak dengan tepat apa Clue Card dan Means Card yang dipilih. Kalau hanya benar satu, Murderer tidak akan bisa ditangkap.
Kurang lebih seperti itu jalannya permainan Deception: Murder in Hong Kong. Pemain bisa melakukan beberapa variasi agar lebih menantang, seperti menambah jumlah Clue Card dan Means Card untuk masing-masing pemain.
Selain itu, ada juga Event Tiles yang akan memberikan keuntungan tambahan bagi pemain. Event Tiles ini sifatnya opsional, sehingga tidak wajib digunakan. Komponen lainnya di board game ini ada:
- Badge Token (x11): Digunakan ketika pemain ingin menebak siapa Murderer beserta Clue Card dan Means Card-nya.
- Wooden Bullet Marker (x6): Digunakan oleh Forensic Scientist untuk menandai petunjuk di Scene Tiles.
Setelah Bermain Deception: Murder in Hong Kong

Sebagai orang yang menyukai Werewolf, tentu Deception: Murder in Hong Kong menjadi board game yang sangat menarik untuk dimainkan. Mengingat Penulis lebih sering moderator ketika bermain Werewolf, board game ini menjadi cara Penulis ikut bermain secara aktif.
Cara bermainnya yang sederhana juga membuat board game ini bisa dimainkan dengan siapa saja. Kita benar-benar dituntut untuk memiliki imajinasi ala detektif untuk bisa memecahkan petunjuk yang diberikan oleh Forensic Scientist.
Nah, Forensic Scientist adalah kunci permainan. Apabila ia pintar memberikan petunjuk, maka Murderer akan lebih mudah ditemukan. Kalau memberi petunjuknya ngaco, maka Murderer akan tertawa dalam hati karena merasa aman.
Banyaknya opsi Clue Card dan Means Card juga membuat replaybility permainan ini cukup tinggi. Tidak ada permainan yang benar-benar sama, apalagi role pemain juga akan terus berubah-ubah. Kalau tidak puas, bahkan masih ada kartu ekpansinya.
Mungkin kekurangan terbesar board game ini sama seperti Werewolf, yakni membutuhkan banyak pemain agar terasa lebih seru. akan memiliki banyak celah untuk mengamankan dirinya dengan menggiring opini pemain.
Apalagi, role Accomplice dan Witness baru bisa digunakan kalau jumlah pemain lebih dari lima. Jika yang bermain hanya empat-lima orang, maka permainan cenerung akan terasa hambar. Makin banyak pemain, maka adu bacotnya pun akan semakin chaos.
Untuk komponen board game-nya sendiri bisa dibilang biasa saja, tidak ada yang istimewa. Namun, perlu dicatat bahwa kotaknya sudah memiliki sekat-sekat sehingga kita bisa menyimpan semua komponennya dengan rapi.
Yang jelas, Deception: Murder in Hong Kong adalah sebuah board game yang sangat cocok untuk dimainkan ketika ada banyak orang. Sebagai board game yang membutuhkan adu bacot, Deception: Murder in Hong Kong jelas bisa menimbulkan kegaduhan!
Skor: 8/10
Setelah membeli Deception: Murder in Hong Kong, Penulis membeli sebuah board game klasik di Toys Kingdom karena sedang diskon. Board game yang pernah Penulis mainkan waktu kecil ini membuat kita mempertanyakan seberapa banyak sebenarnya vocabulary yang kita miliki?
Yups, board game selanjutnya yang akan Penulis bahas tidak lain tidak bukan adalah Scrabble!
Lawang, 14 September 2025, terinspirasi setelah ingin melanjutnkan seri board game ini
Permainan
Koleksi Board Game #29: Blokus Shuffle: UNO Edition
Saat ke Jakarta, Penulis menyempatkan diri untuk mampir ke apartemen Pandu. Alasannya jelas: ingin melihat koleksi board game-nya yang pasti sudah bertambah sejak terakhir kali bertemu.
Penulis pun mencoba bermain beberapa board game ketika di sana, salah satunya adalah Blokus Shuffle: UNO Edition. Board game ini cukup sederhana, tapi membutuhkan strategi untuk bisa memenangkannya.
Karena tertarik, Penulis pun membelinya sendiri sewaktu sedang berjalan-jalan di Kidz Station Pakuwon Mall di Surabaya. Apalagi, waktu itu sedang ada diskon, di mana harganya turun menjadi sekitar 200 ribuan saja!
Detail Board Game Blokus Shuffle: UNO Edition
- Judul: Blokus Shuffle: UNO Edition
- Desainer: Nick Hayes, Bernard Tavitian
- Publisher: Mattel, Inc.
- Tahun Rilis: 2021
- Jumlah Pemain: 2-4 pemain
- Waktu Bermain: 30-45 menit
- Rating BGG: 6,5
- Tingkat Kesulitan: –
- Harga: Rp350.000
Cara Bermain Blokus Shuffle: UNO Edition
Blokus Shuffle: UNO Edition merupakan variasi dari Blokus klasik, yang telah ada sejak tahun 2000. Sekilas, board game ini akan mengingatkan kita dengan Tetris, meskipun bentuk pattern dari balok-baloknya lebih rumit.
Di awal permainan, para pemain akan mendapatkan balok yang jumlah dan jenisnya identik, masing-masing 21 buah. Ada empat warna yang tersedia dalam permainan ini, yakni merah, biru, kuning, dan hijau.
Para pemain harus dengan pandai menempatkan balok-balok tersebut di papan permainan sebanyak mungkin, di mana ronde pertama masing-masing harus menempati sudut papan permainan.
Penempatan balok hanya memiliki syarat harus menempel ujung dari balok milik kita yang telah ada di papan permainan. Untuk jenis balok yang diletakkan terserah strategi pemain, yang penting ujung ketemu ujung dan tidak menabrak balok lawan.
Permainan akan berakhir jika tidak ada pemain yang bisa meletakkan baloknya lag idi papan permainan. Pemain dengan jumlah sisa kotak paling sedikit di balok-baloknya akan menjadi pemenang. Sudah, sesederhana itu.
Lantas, apa perbedaan Blokus ini dengan versi aslinya? Pada kartu-kartu yang memiliki efek khusus seperti permainan UNO yang telah kita kenal. Masing-masing pemain akan mendapatkan 14 kartu yang bisa digunakan di awal giliran mereka sebelum meletakkan balok.
Ada delapan jenis kartu action yang bisa digunakan pemain, yakni:
- SKIP: Membuat pemain berikutnya kehilangan giliran
- REVERSE: Memutar arah permainan
- DRAW 2: Menarik dua kartu dari deck, pilih satu dan kembalikan kartu satunya ke bagian bawah deck
- WILD: Membuat pemain bisa meletakkan baloknya ke balok milik lawan dengan menyebutkan warnanya
- EDGE TO EDGE: Membuat pemain tidak harus meletakkan baloknya ujung ke ujung alias bisa bersisian
- RECYCLE: Mengambil satu balok di permainan dan bisa menggantinya dengan balok lainnya
- WARP: Pindahkan balok lawan ke tempat lain selama masih memenuhi persyaratan Blokus
- DOUBLE PLAY: Memainkan dua balok sekaligus dalam satu permainan
Di awal permainan, kita akan langsung menarik dua kartu action. Setiap selesai meletakkan balok kita ke papan permainan, pemain akan menarik satu kartu lagi dari deck, sehingga kartu tangan akan selalu berisi dua kartu kecuali deck telah habis.
Setelah Bermain Blokus Shuffle: UNO Edition

Blokus Shuffle: UNO Edition (Board Game Geek)
Dari awal, Penulis memang telah menyadari kalau board game ini memang untuk keluarga karena relatif mudah untuk dijelaskan. Paling yang ribet adalah menjelaskan efek-efek kartunya. Kalau merasa kesulitan untuk itu, setidaknya kita bisa bermain Blokus versi aslinya.
Seperti yang sudah Penulis singgung di awal, board game ini membutuhkan kedalaman strategi terlepas dari kesederhanaan yang dimiliki. Kita tidak bisa menempatkan secara asal karena bisa membuat kita kesulitan untuk menempatkan balok selanjutnya.
Untuk senggol-senggolan, board game ini lumayan karena kita bisa mengacaukan strategi lawan dengan menempatkan balok kita menghalangi balok mereka. Namun, sekali lagi, strategi penempatan balok menjadi kunci untuk bisa memenangkan permainan ini.
Adanya kartu action menurut Penulis bisa meningkatkan dinamika permainan karena pemain jadi memiliki kesempatan untuk bisa membalikkan keadaan. Ini tidak bisa dilakukan di Blokus versi orisinal, karena balok yang telah ditempatkan tidak bisa diutak-atik lagi.
Idealnya permainan ini harus dimainkan oleh empat orang. Memang ada variasi untuk dua atau tiga orang, tapi sayangnya cukup membingungkan karena keempat warna harus tetap dimainkan.
Selain itu, ya bisa dibilang board game ini tentu saja terasa monoton. Memainkan board game ini beberapa kali akan menimbulkan rasa bosan. Blokus jelas bukan tipe board game yang memiliki tingkat replaybility tinggi.
Mengingat harganya yang diskon ketika membelinya, Penulis tidak banyak protes ke board game ini. Hanya saja, Penulis hanya mengeluarkan board game ini jika jumlah pemainnya exact empat orang.
Skor: 6/10
Setelah membeli Blokus Shuffle: UNO Edition, cukup lama Penulis akhirnya membeli board game lagi karena merasa koleksinya sudah cukup. Ternyata, Penulis masih belum merasa cukup. Bahkan ketika tulisan ini terbit, sudah ada lima board game baru.
Ada satu board game yang membuat Penulis ingin menambah koleksinya karena unsur deduksi yang dimilikinya. Mirip dengan Werewolf, tapi tidak ada yang mati. Board game tersebut adalah Deception.
Lawang, 13 April 2025, terinspirasi setelah ingin melanjutnkan seri board game ini
Permainan
Koleksi Board Game #28: Point City
Satu bulan setelah membeli Cascadia dan Here to Slay, akhirnya Penulis membeli satu board game lain yang waktu di Jakarta tidak sempat dibeli: Point City. Penulis membelinya di toko langganan, sekalian membeli sleeve untuk Here to Slay, pada Februari 2024.
Salah satu alasan mengapa Penulis tertarik untuk membeli board game ini adalah karena temanya yang mengangkat perkotaan. Ini bukan board game pertama yang bertema itu, karena sebelumnya Penulis sudah memiliki Machi Koro 2 dan Chinatown.
Board game ini memiliki kemiripan dengan Machi Koro 2, di mana salah satu mekanismenya adalah card drafting. Bedanya, ada unsur Splendor dalam board game ini yang akan membantu “perekonomian” kita sepanjang permainan.

Detail Board Game Point City
- Judul: Point City
- Desainer: Molly Johnson, Robert Melvin, Shawn Stankewich
- Publisher: Flatout Games
- Tahun Rilis: 2023
- Jumlah Pemain: 1-4 pemain
- Waktu Bermain: 15-30 menit
- Rating BGG: 7,2
- Tingkat Kesulitan: 1,69/5
- Harga: Rp425.000
Cara Bermain Point City
Point City memiliki objektif yang sangat sederhana, yakni pemain dengan poin tertinggi di akhir permainan akan menjadi pemenang. Poin ini bisa didapatkan dengan beberapa cara, yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah.
Untuk memulai permainan, jejerkan 16 kartu tier 1 dengan formasi 4 x 4 untuk membentuk Market. Setelah itu, sisa kartu akan ditumpuk secara berurutan sesuai tier-nya, di mana tier 1 paling atas dan tier 3 paling bawah.
Kartu pada permainan ini memiliki dua sisi, yakni sisi Sumber Daya (resource) dan Bangunan (building). Kartu Sumber Daya digunakan untuk bisa membeli kartu Bangunan. Beberapa kartu Bangunan bisa menghasilkan Sumber Daya secara permanen, mirip dengan Splendor.
Ada lima jenis Sumber Daya dalam permainan ini, yakni Energy, Industry, Economy, Community, dan Ecology. Ada juga kartu Ingenuity, yang bisa menggantikan semua jenis kartu Sumber Daya yang dibutuhkan alias menjadi kartu Joker dalam permainan ini. Kartu jenis ini bisa menjadi tambahan skor apabila masih dipegang oleh pemain di akhir permainan.
Di sisi lain, kartu Bangunan memiliki beberapa atribut yang dimiliki. Di bawah nama bangunan, ada cost atau biaya yang dibutuhkan untuk membeli kartu tersebut. Di bagian pojok atas, ada efek yang akan didapatkan pemain jika berhasil membangun kartu tersebut.
Ada beberapa efek yang bisa didapatkan pemain dengan membangun kartu Bangunan. Jika ada simbol Sumber Daya di bagian kiri atas, maka pemain akan mendapatkan Sumber Daya tersebut secara permanen hingga akhir permainan.
Di sisi lain, di bagian kanan atas, ada dua jenis efek yang bisa digunakan pemain. Jika menunjukkan angka, maka artinya bangunan tersebut akan memberi tambahan poin di akhir permainan.
Jika ada lambang token Civic, artinya pemain bisa mengambil satu token Civic, yang juga bisa digunakan untuk menambah poin dengan syarat-syarat tertentu. Syaratnya sering kali berputar di seberapa banyak bangunan yang menghasilkan Sumber Daya tertentu, walau ada juga yang lain.
Jumlah kartu yang digunakan dalam tiap permainan akan menyesuaikan dengan jumlah pemain. Semakin sedikit pemain, semakin sedikit kartu yang digunakan. Selain itu, ambil sejumlah token Civic (sesuai dengan jumlah pemain juga) dan letakkan dekat Market.
Setelah itu, permainan pun bisa langsung dimulai, di mana masing-masing pemain mendapatkan “modal” berupa satu kartu Ingenuity. Apabila semua kartu di Market meruapakan kartu Sumber Daya, maka pemain memiliki opsi untuk membalik kartu Sumber Daya menjadi kartu Bangunan.
Setiap putaran, pemain secara bergantian akan memilih dua kartu di Market yang terletak bersebelahan, entah secara horizontal maupun vertikal. Mengambil kartu bersebelahan secara diagonal tidak diperbolehkan.
Ketika pemain ingin mengambil kartu Bangunan, maka ia harus membayar Sumber Daya sesuai yang tertera di bagian bawah kartu. Jika kartu tersebut memiliki simbol token Civic, pemain harus memilih salah satu token Civic yang tersedia.
Apabila tidak ada kartu yang ingin atau bisa diambil, pemain bisa menarik dua kartu dari deck. Permainan akan terus berplangsung hingga sudah tidak ada lagi kartu di deck untuk me-refill Market. Masing-masing menghitung skornya dan yang tertinggi menjadi pemenangnya.
Setelah Bermain Point City

Point City (BGG)
Ada banyak hal yang Penulis sukai dari Point City. Selain tema perkotaan yang sudah disinggung di awal, Penulis menyukai gameplay-nya yang seimbang dan butuh sedikit keberuntungan.
Dengan mekanisme card drafting yang dimiliki, pemain diharuskan berpikir kartu mana yang paling menguntungkan untuk diambil. Pemilihan kartu ini berperan vital, karena bisa memengaruhi skor yang bisa diperoleh di akhir permainan.
Sama seperti Splendor, semakin lama permainan, maka cost kartu semakin tinggi. Nah, ada beberapa kartu yang akan bisa menghasilkan sumber daya secara permanen, yang akan sangat membantu kita membeli kartu-kartu yang tersedia.
Penulis juga menyukai desain minimalis yang dimiliki oleh Point City di setiap kartu bangunannya. Memang pemain akan jarang melihat bangunan apa yang mereka beli, karena lebih fokus dengan efeknya, tapi tetap saja sentuhan ini harus diapresiasi.
Memang Point City tidak terlalu kompetitif karena kurangnya unsur senggol-senggolan. Pemain akan lebih fokus untuk membangun “kotanya” sendiri. Namun, Penulis pribadi memang tidak menjadikan hal tersebut sebagai faktor utama dalam membeli board game.
Jeleknya, board game ini akan terasa cukup membosankan bagi pemain lain. Meskipun tingkat replaybility-nya tinggi karena setiap kartu unik, turn-based yang dimiliki harus diakui memang cukup monoton.
Point City bisa dianggap sebagai board game bergenre card drafting yang sederhana dan mudah dipahami. Tak butuh lama untuk menjelaskan cara bermainnya ke orang lain, sehingga cocok untuk dimainkan bersama keluarga.
Skor: 8/10
Setelah membeli Point City, intensitas membeli board game Penulis menurun drastis. Meskipun masih banyak yang diincar, entah mengapa Penulis jadi lebih sering mengerem dan menahan diri. Masih beli, tapi jarak waktunya semakin panjang.
Hingga artikel ini ditulis, hanya tersisa dua board game lagi yang belum diulas. Board game selanjutnya yang Penulis miliki adalah UNO! Blokus, yang menjadi board game pertama Penulis yang beli di Kidz Station.
Lawang, 5 Desember 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutnkan seri board game ini
-
Non-Fiksi12 bulan ago[REVIEW] Setelah Membaca Filsafat Kebahagiaan
-
Olahraga12 bulan agoKok Bisa, ya, Ada Klub Enggak Pernah Menang Sampai 7 Kali
-
Permainan12 bulan agoKoleksi Board Game #28: Point City
-
Sosial Budaya12 bulan agoMengapa Tidak Pernah Ada Istilah “Laki-Laki Independen”?
-
Olahraga11 bulan agoApakah Manchester United Benar-Benar Telah Menjadi Klub Terkutuk?
-
Fiksi8 bulan ago[REVIEW] Setelah Membaca Sang Alkemis
-
Sosial Budaya12 bulan agoLaki-Laki Tidak Bercerita, Laki-Laki Curhat ke ChatGPT
-
Olahraga9 bulan agoSaya Memutuskan Puasa Nonton MU di Bulan Puasa



You must be logged in to post a comment Login