Connect with us

Film & Serial

Setelah Menonton Moon Knight

Published

on

Hingga kini, Marvel telah menelurkan 5 serial di layanan Disney+: WandaVision, The Falcon and the Winter Soldier, Loki, What If…?, dan Hawkeye. Semua serial tersebut telah Penulis tonton dan sudah ada ulasannya masing-masing.

Hanya saja, kelima serial tersebut hanya menampilkan karakter-karakter yang telah muncul sebelumnya, sehingga seolah terlihat sebagai ajang untuk memamerkan side character yang selama ini kerap terabaikan.

Nah, serial pertama yang menampilkan karakter baru (belum pernah muncul di Marvel Cinematic Universe/MCU) adalah Moon Knight. Kalau tidak pernah membaca komiknya, superhero yang satu ini pasti terdengar asing.

Berhubung episode finale-nya telah rilis kemarin, Penulis pun segera menuliskan pendapatnya tentang serial yang satu ini agar hutang artikel tidak menumpuk. SPOILER ALERT!!!

Episode 1 – Masalah Ikan Mas

Oscar Isaac sebagai Marc Spector/Steven Grant dan Gus the goldfish (Marvel)

Jalan Cerita Moon Knight Episode 1

Cerita berawal kepada Steven Grant (Oscar Isaac) yang bekerja di British Museum, London, sebagai penjual suvenir yang ramah. Ia memiliki pengetahuan yang luas mengenai Mesir Kuno.

Steven terlihat sebagai pribadi yang bermasalah dengan tidurnya, sehingga ia selalu mengikat kakinya, menyebar pasir di sekitar kasurnya, hingga menempelkan selotip di pintu.

Suatu saat, tiba-tiba ia terbangun di Pegunungan Alpen dan mendapatkan sebuah scarab. Ia juga bertemu dengan Arthur Harrow (Ethan Hawke) yang memiliki sejumlah pengikut, dan Steven harus berjibaku untuk kabur.

Steven lantas kembali ke rumahnya dan menyadari kalau telah dua hari berlalu semenjak ia merasa tidur. Ia menemukan sebuah ponsel dan mendapati kalau ada seseorang bernama Layla (May Calamawy) yang tengah mencarinya. Ketika mencoba meneleponnya, wanita tersebut memanggilnya “Marc”.

Ketika di tempat kerja, ia bertemu dengan Harrow yang ternyata merupakan pengikut dewi Mesir bernama Ammit. Malamnya, Harrow memanggil sesosok makhluk untuk menyerang Grant dan merebut scarab yang dimilikinya.

Di saat terdesak, sosok dirinya yang satu lagi, Marc Spector, meminta Steven untuk bertukar kepribadian. Steven setuju dan untuk pertama kalinya kita melihat sosok Moon Knight di semesta Marvel.

Setelah Menonton Moon Knight Episode 1

Sebagai episode pembuka, Penulis sangat menyukai episode pertama. Tanpa perlu berpanjang lebar, kita langsung memahami mengenai kepribadian ganda yang dimiliki oleh Steven Grant.

Blackout yang dialami Steven bisa menggambarkan mengenai adanya sosok lain yang mengendalikan tubuh tersebut. Episode ini juga mampu membuat penontonnya merasa simpatik dan “jatuh cinta” kepada sosok Steven.

Episode 2 – Panggil Kostumnya

Mr. Knight (Polygon)

Jalan Cerita Moon Knight Episode 2

Berkat ulah Moon Knight yang bertarung melawan monster Harrow, Steven disalahkan atas kerusakan yang terjadi di museum dan dipecat. Ia mencoba menelusuri dirinya yang satu lagi menggunakan kunci yang ia temukan di rumahnya.

Di semacam tempat penyimpanan, Steven akhirnya mampu berbicara dengan Marc yang menjelaskan kalau dirinya adalah avatar dari dewa bulan Mesir, Khonsu. Steven pun melihat sosok Khonsu dan berlari ketakutan, sebelum akhirnya hampir ditabrak oleh Layla yang ternyata merupakan istri Marc.

Setelah membawa Layla ke rumahnya, anak buah Harrow berhasil membawa Steven ke tempat Harrow. Ternyata, Harrow mengincar scarab yang ia bawa karena ingin menemukan makam Ammit dan membangkitkannya.

Harrow juga menjelaskan kalau Ammit akan membuatnya memusnahkan manusia sebelum mereka melakukan kejahatannya di masa depan. Steven tidak setuju dengan cara tersebut dan kabur dengan bantuan Layla yang berhasil menyusul.

Di episode ini, Steven berhasil memunculkan kostum versinya sendiri dan berusaha melawan makhluk yang dimunculkan Harrow. Tidak mampu mengalahkannya, akhirnya Steven bertukar kepribadian lagi dengan Marc. Sayangnya, Harrow berhasil mendapatkan scarab dan langsung menuju Mesir.

Setelah Menonton Moon Knight Episode 2

Episode dua lebih menjelaskan mengenai konflik yang terjadi antara Steven/Marc dan Harrow. Mereka berdua menjadi “pengikut” dari dewa-dewi Mesir yang berbeda. Meskipun mereka sama-sama ingin memusnahkan kejahatan di dunia, mereka memiliki cara yang berbeda.

Jika Khonshu membunuh orang setelah mereka melakukan kejahatan, Ammit justru ingin membunuh orang sebelum mereka melakukan kejahatannya melalui semacam neraca. Dengan kata lain, Ammit ingin melakukan genosida untuk menghindari hal buruk terjadi di masa depan.

Episode 3 – Tipe yang Ramah

Mr. Knight dan Khonshu (ComicBook)

Jalan Cerita Moon Knight Episode 3

Dari London, kita langsung beralih ke Mesir karena Harrow berhasil menemukan makam Ammit di gurun Mesir. Marc berusaha melacak keberadaan Harrow, tetapi sempat mengalami blackout bersamaan dengan Steven yang mengindikasikan adanya kepribadian ketiga.

Buntu, Khonshu pun melakukan sesuatu yang membuat para dewa Mesir lain untuk berkumpul dan memberitahukan rencana Harrow. Sayangnya, Harrow berhasil meyakinkan mereka kalau yang disampaikan oleh Khonshu tidak benar.

Salah satu avatar dari dewa Mesir memberitahu Marc untuk menemukan sarkofagus yang memberitahu lokasi makam Ammit. Marc pun bertemu dengan Layla dan membawanya untuk bertemu dengan Anton Mogart yang memiliki sarkofagus yang ditemukan.

Sayangnya, Harrow datang dan mengacau, sehingga Marc dan Layla harus melarikan diri ke gurun sembari membawa peta bintang yang menjadi petunjuk makam Ammit. Steven menggunakan keahliannya untuk merakit peta bintang, tetapi ternyata peta tersebut dibuat 2000 tahun lalu.

Khonshu pun memutuskan untuk mengubah langit kembali seperti 2000 tahun lalu, yang membuat para dewa Mesir lain memenjarakan Khonshu ke dalam sebuah ushhabti. Dengan kata lain, Steven dan Marc kehilangan kekuatan Moon Knight.

Setelah Menonton Moon Knight Episode 3

Satu hal yang Penulis suka dari serial Moon Knight hingga episode 3 adalah pace-nya yang tidak terlalu bertele-tele. Misi pengejaran yang dilakukan oleh Marc dan Layla terasa padat, tapi berhasil tidak membuatnya terlihat terburu-buru.

Satu adegan yang dianggap epic dari episode ini adalah ketika Khonshu memutar langit malam dengan efek yang memanjakan mata. Penonton berhasil dibuat penasaran, apa yang akan terjadi dengan Marc dan Steven setelah kekuatan mereka hilang.

Episode 4 – Makam

Marc dan Steven (We Got This Covered)

Jalan Cerita Moon Knight Episode 4

Steven dan Layla berhasil menemukan lokasi makam Ammit berkat “pengorbanan” yang dilakukan oleh Khonshu. Dalam sebuah makam labirin yang berbentuk Mata Horus, mereka menemukan fakta beberapa orang Harrow dibunuh oleh semacam mayat hidup.

Sempat terpencar, Layla berhasil mengalahkan mayat hidup tersebut dan bertemu dengan Harrow, di mana ia memberi informasi bahwa yang membunuh ayah Layla adalah Marc.

Di tempat yang terpisah, Steven berhasil menemukan fakta bahwa avatar terakhir dari Ammit adalah Alexander the Great. Ushabti dari Ammit pun tersimpan di dalam tubuh mumi Alexander. Layla menemukan lokasi Marc dan marah karena menyembunyikan fakta yang ia ketahui dari Harrow.

Lantas, tiba-tiba Harrow datang dan Marc pun melakukan konfrontasi. Tanpa banyak babibu, Harrow menembah Marc tepat di dadanya. Marc terbangun di sebuah tempat yang terlihat sebagai rumah sakit jiwa. Ia lantas bertemu dengan Steven di tubuh yang berbeda, sebelum bertemu dengan seorang dewi dengan bentuk kuda nil, Tawaret.

Setelah Menonton Moon Knight Episode 4

Episode 4 berhasil menyajikan petulangan perburuan harta karun ala Indiana Jones. Tanpa kekuatan super dari Khonshu, Marc dan Steven hanyalah manusia biasa yang rentan. Petualangan menegangkan di makam tempat Ammit disembunyikan berhasil membuat penonton terbawa suasana.

Penonton, termasuk Penulis, dibuat bingung ketika adegan rumah sakit jiwa dimulai. Kita seolah dibuat bimbang, manakah yang nyata dan manakah yang fana. Misteri ini berhasil membuat penonton merasa tidak sabar dengan episode selanjutnya.

Episode 5 – Rumah Sakit Jiwa

Kematian Steven (Jawwaby.club)

Jalan Cerita Moon Knight Episode 5

Taweret menjelaskan kalau Marc dan Steven sudah mati. Rumah sakit jiwa yang terlihat oleh mereka adalah sebuah “perahu” yang berlayar melalui Duat, alam baka Mesir. Taweret menimbang hati mereka apakah mereka bisa memasuki Field of Reeds, tapi ternyata hati mereka belum seimbang karena masih banyak hal yang disembunyikan Marc dari Steven.

Oleh karena itu, mereka pun menyusuri kenangan Marc satu per satu. Ternyata, ketika kecil Marc disalahkan oleh ibunya atas kematian adik Marc yang bernama Randall. Lantas, kehidupan Marc yang cukup tragis pun berlanjut hingga ia menjadi avatar Khonshu setelah hampir tewas.

Marc dan Steven pun berusaha meyakinkan Taweret untuk menghidupkan mereka kembali agar bisa menghentikan Harrow. Untuk itu, Marc pun akhirnya mengakui kalau dirinya membuat kepribadian Steven akibat perlakukan kejam yang ia terima dari ibunya.

Namun, tiba-tiba mereka diserang oleh musuh. Steven jatuh ke dalam gurun dan berubah menjadi pasir. Timbangan Marc tiba-tiba menjadi seimbang dan ia mendapati dirinya telah berada di Field of Reeds.

Setelah Menonton Moon Knight Episode 5

Bisa dibilang, episode kelima dari Moon Knight memiliki vibe yang sama dengan episode delapan WandaVision, di mana kita diajak untuk menyusuri masa lalu tragis dari sang karakter utama.

Kebingungan yang terjadi di akhir episode 4 juga terjawab di sini, di mana Marc dan Steven sedang berada di alam setelah kehidupan. Kita juga mengetahui kalau di dunia Marvel, ada banyak macam tempat seperti ini.

Episode 6 – Dewa dan Monster

Ammit (Tor)

Jalan Cerita Moon Knight Episode 6

Setelah kematian Steven, Harrow berhasil membebaskan Ammit dan membunuh avatar dewa-dewa Mesir lainnya. Di sisi lain, Marc menolak untuk tinggal di Field of Reeds dan memilih untuk kembali ke Duat untuk menyelamatkan Steven.

Dengan bantuan Taweret, Marc berhasil mengembalikan Steven dan mereka pun kembali hidup setelah melewati Gerbang Osiris. Khonshu yang dibebaskan oleh Layla pun segera kembali membuat perjanjian dengan Marc/Steven. Di sisi lain, Layla juga setuju menjadi avatar sementara dari Taweret dan memperoleh kekuatan super.

Akhirnya pertarungan final pun terjadi, di mana Marc/Steven dan Layla melawan Harrow dan anak buahnya, sedangkan Khonshu melakukan pertarungan ala monster Kaiju melawan Ammit. Di saat darurat, Marc/Steven tiba-tiba mengalami blackout dan tiba-tiba Harrow sudah ia kalahkan.

Untuk menghentikan Ammit, Marc dan Layla menyegel tubuh Ammit di tubuh Harrow. Khonshu meminta Marc untuk membunuh Harrow, tetapi ditolak. Khonshu pun menepati janjinya dengan melepaskan Marc dan Steven.

Di adegan mid-credit, ternyata urusan Marc/Steven dengan Khonshu belum usai. Ternyata, ada kepribadian ketiga yang bersemayam di tubuh mereka, Jack Lockley. Bersama Khonshu, ia “menculik” Harrow dan membunuhnya di dalam limosin.

Setelah Menonton Moon Knight Episode 6

Sebagai penutup, Penulis kurang menyukai episode terakhir ini. Kemunculan Ammit terasa “cuma gitu aja?” karena dengan mudah disegel oleh Marc dan Layla. Selain itu, kematian avatar-avatar dewa Mesir juga terjadi dengan begitu mudahnya. Layla yang tiba-tiba jadi superhero Mesir juga terasa sebagai fans service.

Penyelamat dari episode ini adalah adegan mid-credit yang akhirnya menampilkan sosok Jack Lockley. Plot twist yang cukup menyenangkan meskipun sudah banyak ditebak ini membuat banyak penonton penasaran tentang masa depan Moon Knight di masa depan.

Penutup

Jake Lockley (MARCA)

Secara keseluruhan, serial Moon Knight cukup menyenangkan untuk ditonton karena tone yang cenderung gelap, berbeda dengan kebanyakan serial Marvel yang terkesan ceria dan ringan.

Akting yang ditampilkan oleh Oscar Isaac benar-benar juara. Hampir semua penonton sepakat kalau akting yang ia tampilkan membuat serial ini menjadi lebih menarik. Pemeran lain seperti May Calamawy sebagai Layla dan Ethan Hawke sebagai Harrow juga mampu mengimbangi Isaac.

Salah satu nilai plus dari serial ini adalah kita tidak perlu menonton semua film dan serial Marvel sebelumnya. Bisa dibilang, serial ini seperti berdiri sendiri, bahkan hampir tidak ada referensi ke film/serial Marvel lainnya, sesuatu yang lumrah terjadi di MCU.

Penulis cukup menyukai pace cepat antara episode satu sampai tiga, dan mulai bingung di episode empat dan lima. Meskipun ada penjelasan di episode enam, masih ada terlalu banyak pertanyaan yang belum terjawab dan cukup mengganjal.

Misalnya, bagaimana Marc/Steven bisa kembali hidup? Apakah hanya karena bantuan dewa-dewa Mesir atau karena di tubuhnya masih terikat oleh Khonshu? Bagaimana Harrow bisa membunuh avatar dewa-dewa Mesir lain dengan mudah, padahal Layla langsung mendapatkan kekuatan super dari Tawaret?

Penulis benar-benar menyayangkan kemunculan Ammit yang terkesan remeh dan kurang penting. Screentime-nya yang cukup sebentar seolah tidak selaras dengan gembar-gembor tentangnya yang sudah muncul sejak episode satu.

Kesimpulannya, Penulis cukup menikmati serial ini meskipun kurang puas dengan ending-nya. Di antara serial Marvel lainnya yang sudah tayang di Disney+, Penulis akan menempatkannya di posisi tiga, setelah WandaVision dan Loki.


Lawang, 5 Mei 2022, terinspirasi setelah menamatkan serial Moon Knight di Disney+

Foto Banner: CNET

Film & Serial

Akhirnya Marvel Kembali Menarik Gara-gara Loki Season 2

Published

on

By

Sepanjang Multiverse Saga, Marvel kerap meluncurkan serial yang menimbulkan kekecewaan, apalagi Secret Invasion yang bikin geleng-geleng kepala. Penulis jadi semakin pesimis dengan masa depan Marvel Cinematic Universe (MCU).

Sejauh ini, hanya ada tiga serial yang Penulis anggap benar-benar bagus dari awal hingga akhir, yakni WandaVision, Loki, dan What If…?. Sebenarnya serial Moon Knight juga lumayan bagus, yang sayangnya memiliki episode terakhir yang cukup generik dan terasa kurang.

Di antara tiga serial Marvel yang Penulis sukai, Loki menjadi yang pertama memiliki sekuel. Jujur, Penulis sangat antusias ketika akhirnya serial ini tayang, mengingat akhir dari musim pertamanya sedikit cliff hanging.

Nah, untungnya tingginya ekspektasi Penulis tidak sia-sia karena sejauh ini serial Loki benar-benar memuaskan! Pace-nya cepat dan tidak terasa dragging sama sekali, penuh kejutan, alur cerita yang rapi, serta ada beberapa teknik shoot yang menarik.

Selain itu, tensi dari serial ini juga sangat menarik. Kita seolah ikut dibuat tegang dengan konflik multiverse yang dihadapi oleh Loki (Tom Hiddleston) bersama teman-temannya. Kesan clock is ticking benar-benar terasa, hingga akhirnya DUUUAAAARRRR!!! di episode 4.

Ketika Marvel Kembali Menarik

Untuk yang awam, Loki Season 2 bercerita tentang kekacauan yang terjadi di Time Variance Authority (TVA) setelah kematian He Who Remains (Jonathan Majors) yang dibunuh oleh varian Loki, Sylvie (Sophia Di Martino).

Hingga artikel ini ditulis (27/10), Loki Season 2 telah memasuki episode 4. Dibandingkan dengan episode-episode sebelumnya (yang sebenarnya so far so good), episode kali ini benar-benar mindblowing dan mengejutkan.

Demi menghindari spoiler pada artikel ini, Penulis hanya bisa menggambarkan kalau episode ini benar-benar tidak tertebak. Build up yang rapi dari episode pertama hingga ketiga ternyata tidak mengubah apa-apa. Apa yang dikhawatirkan akhirnya benar-benar terjadi.

Akhir yang sangat menggantung di episode ini juga memberikan kesan yang mirip dengan Avengers: Infinity Wars, di mana Thanos berhasil melenyapkan setengah populasi alam semesta.

Sekali lagi, kita disajikan misi yang dilakukan oleh protagonis kita gagal dilakukan. Namun, seperti yang sudah Penulis jelaskan di tulisan lain, tingkat destruktif di serial ini benar-benar beda level. Penulis benar-benar tidak sabar untuk menonton episode ke-5 mendatang.

Yang jelas, sejauh ini serial Loki Season 2 berhasil membuat Penulis berpikir kalau Marvel mulai menarik lagi dan kembali ke jalan yang benar. Kekacauan demi kekacauan yang terjadi di serial-serial sebelumnya seolah tertebus dengan kemunculan serial ini.

Penulis berusaha untuk mencari celah untuk mengkritik serial ini. Hanya saja, Penulis benar-benar tidak menemukan apa yang kurang dari Loki Season 2 sejauh ini. Meskipun tentu tidak sempurna, Penulis berhasil dibuat puas olehnya.

Episode 4 Selalu Jadi yang Paling Mengejutkan?

Ada fakta menarik tentang episode 4 serial Loki Season 2. Pada musim pertamanya, episode keempatnya juga sangat mengejutkan ketika sosok di balik TVA terkuak hanya robot dan di-prune-nya Mobius dan Loki.

Jika diingat-ingat lagi, sebenarnya banyak kejadian yang mengejutkan terjadi di episode keempat dari semua serial Marvel. Penulis akan coba bahas beberapa untuk membuktikan pernyataan tersebut.

Di WandaVision, akhirnya terkuak apa yang sebenarnya terjadi pada Wanda dan penduduk kota Westview. Di The Falcon and the Winter Soldier, kita bisa melihat bagaimana Captain America baru melakukan pembuhan dengan menggunakan perisainya.

Episode 4 favorit Penulis, selain Loki Season 2, adalah What If…? yang menceritakan tentang Supreme Doctor Strange yang sangat dark. Di serial Hawkeye, kita bisa melihat kemunculan karakter Yelena Belova (Florence Pugh).

Moon Knight pun cukup mengejutkan, di mana karakter utama Steven Grant (Oscar Isaac) ditembak tepat di dada oleh antagonisnya. Kejadian yang mirip juga terjadi di serial Secret Invasion, di mana Talos (Ben Mendelsohn) dibunuh oleh Gravik (Kingsley Ben-Adir).

Mengingat kebanyakan serial Marvel hanya memiliki enam episode (kecuali WandaVision, What If…?, dan She-Hulk: Attorney at Law yang punya sembilang episode), wajar jika episode 4 menampilkan adegan mengejutkan karena sudah mendekati klimaks.

Selain itu, episode 5 seringnya dimanfaatkan sebagai momen cooldown sebelum finale episode, sehingga terasa boring dan dragging. Apalagi, tak jarang Marvel mengecewakan penggemarnya dengan buruknya konklusi serial di episode terakhir.

Penutup

Masih ada dua episode lagi sebelum serial Loki Season 2 tamat. Namun, sejauh ini serial ini mampu memuaskan Penulis yang telah dikecewakan berkali-kali, baik karena film maupun serialnya.

Memang film Guardians of the Galaxy Vol. 3 adalah film yang bagus, tetapi dampaknya secara keseluruhan untuk Multiverse Saga sangat kecil. Loki Season 2 bersentuhan langsung dengan konsep multiverse beserta bahayanya.

Penulis bahkan meyakini kalau apa yang terjadi di serial Loki ini akan memiliki pengaruh besar kepada keseluruhan saga. Event yang akan terjadi di film-film selanjutnya, termasuk Avengers: Kang Dynasty dan Avengers: Secret Wars, bisa bermula dari serial ini.

Semoga saja di dua episode terakhir, serial ini bisa konsisten menjaga kualitas ceritanya, sehingga Penulis bisa berpikir kalau MCU masih menyenangkan untuk ditonton.


Lawang, 27 Oktober 2023, terinspirasi setelah menonton Loki Season 2 Episode 4 yang cukup mindblowing

Continue Reading

Film & Serial

Bagaimana Serial Loki Mengerdilkan Peran Thanos di MCU

Published

on

By

Suka atau tidak suka, harus diakui kalau Marvel Studios berhasil melakukan pekerjaan dengan baik dalam membangun Marvel Cinematic Universe (MCU), khususnya Infinity Saga yang memuncak di film Avengers: Endgame.

Salah satu alasan mengapa Infinity Saga begitu sukses (terlepas dari beberapa judul filmnya yang flop) adalah karena adanya sosok big bad villain pada sosok Thanos. Ia mengumpulkan enam Infinity Stones untuk melenyapkan separuh populasi alam semesta.

Meskipun ia melakukan genosida, banyak yang bersimpati (bahkan setuju) dengannya karena tujuannya masuk akal: agar alam semesta yang sumber dayanya terbatas menjadi lebih seimbang. Ia tidak pernah berambisi menguasai semesta seperti kebanyakan supervillain.

Sayangnya, peran dan tindakan Thanos tersebut seolah telah dikerdilkan oleh pihak Marvel itu sendiri melalui serial Loki. Bahkan, hal tersebut lebih ditekankan lagi melalui musim kedua Loki, di mana genosida seolah menjadi hal yang lumrah saja.

Genosida di Serial Loki

Yang Bercabang yang Dipangkas (ScreenRant)

Pada musim pertama Loki, sebenarnya sudah diperlihatkan bagaimana sepelenya semua kejadian yang terjadi sepanjang Infinity Saga. Tentu kita ingat bagaimana Infinity Stones yang menjadi pusat cerita hanya menjadi pemberat kertas di Time Variance Authority (TVA).

Selain itu, kita bisa melihat bagaimana TVA bekerja dalam memangkas cabang-cabang timeline yang dianggap berpotensi membahayakan sacred timeline menggunakan semacam bom yang akan membuat seluruh isi cabang tersebut masuk ke dalam Void.

Nah, di dalam Void sendiri, ada makhluk bernama Allioth yang akan melenyapkan segala sesuatu yang ada di hadapannya. Makhluk inilah yang membuat He Who Remains berhasil mengalahkan varian Kang lainnya.

Dengan kata lain, seluruh semesta yang di-prune oleh pasukan TVA akan masuk ke dalam Void hanya untuk dimusnahkan oleh Allioth. Skala genosida yang dilakukan oleh Thanos jelas bukan apa-apa dibandingkan dengan yang dilakukan oleh TVA.

General Dox (Hocmarketing)

Nah, pada episode 2 musim kedua serial Loki, kita bisa melihat bagaimana pasukan TVA loyalis dari General Dox memangkas banyak sekali cabang timeline secara massal demi menjaga sacred timeline, meskipun TVA sedang goyang karena terkuaknya siapa dalang di baliknya.

Dox melakukan hal tersebut juga dengan alasan yang ia anggap mulia: untuk membereskan kekacauan multiverse yang diakibatkan oleh kematian He Who Remains. Ia dengan tegar mengambil keputusan tersebut, menodai tangannya untuk kepentingan yang lebih besar.

Bayangkan, seluruh populasi (bukan setengah) yang hidup di semesta-semesta tersebut dimusnahkan oleh TVA. Artinya, tidak ada makhluk yang selamat dari genosida tersebut, termasuk para superhero dan supervillain, bahkan Thanos sekalipun.

Penulis jadi teringat bagaimana Zeno dari serial Dragon Ball Super dengan mudahnya melenyapkan semesta hanya karena merasa sedikit kesal. Bedanya, Zeno memang “dewa” di serial tersebut, berbeda dengan TVA yang playing god.

Meningkatnya Level Ancaman di MCU

Semua Baru Awalnya Saja (Fandom)

Besarnya skala genosida yang dilakukan pada serial Loki memang dibutuhkan oleh MCU karena mereka membutuhkan sosok villain yang jelas lebih berbahaya dari Thanos. Bahkan, Penulis merasa kalau ini semua baru permulaan saja.

Kita tahu kalau the next big bad villain MCU di Multiverse Saga adalah Kang the Conqueror. Meskipun muncul secara agak mengecewakan di film Ant-Man and the Wasp: Quantumania, kita bisa melihat kalau masih ada banyak sekali varian Kang yang siap menjadi ancaman.

Kekosongan kepemimpinan yang terjadi di TVA saat ini bisa saja memicu para varian Kang tersebut untuk mulai bergerak secara lebih aktif. Bagaimana tidak, sosok yang mengalahkan mereka telah tewas di tangan Sylvie.

Belum banyak superhero yang notice dengan keberadaan varian-varian Kang ini. Sekadar tahu kalau multiverse itu ada saja belum banyak yang tahu, kecuali Scott Lang (Ant-Man) dan keluarga, Doctor Strange, Scarlet Witch, Peter Parker (Spider-Man), dan Loki tentunya.

Apakah ada kemungkinan kalau Spider Society yang muncul di film Spider-Man: Across the Spider-Verse juga akan menjadi “benteng” yang menghalau para Kang? Penulis sedikit meragukan hal ini, mengingat hak penayangan mereka masih ada di tangan Sony.

Hanya saja, dengan adanya rumor kalau film-film Sony’s Spider-Man Universe (SSU) akan segera canon dengan MCU, bukan tidak mungkin hal itu terjadi di masa depan. Varian-varian Kang dilawan oleh varian-varian Spider-Man jelas terasa masuk akal.

Iron Lad a.k.a. Nathaniel Richard (We Got This Covered)

Penulis juga berharap (dan menebak) kalau nantinya akan ada varian Kang versi baik yang akan muncul untuk membantu para superhero kita dalam multiversal war yang akan datang. Nathaniel Richard alias Iron Lad adalah favorit Penulis untuk dimunculkan nanti.

Yang jelas, genosida yang dilakukan oleh Dox dan pasukan TVA-nya jelas untuk menunjukkan bahwa level ancaman di Multiverse Saga ini akan jauh lebih berbahaya daripada yang telah dilakukan oleh Thanos, membuat apa yang telah dilakukan olehnya terlihat kerdil.

Konsekuensinya, Marvel harus lebih berhati-hati dalam menyusun cerita ke depannya. Multiverse Saga sejauh ini sudah mendapatkan banyak kritikan dan ulasan negatif. Semakin luas skala yang ingin diceritakan, semakin besar peluang untuk adanya kesalahan.

Lantas, setelah Multiverse Saga ini berakhir, ancaman lebih besar seperti apa yang akan terjadi? Jelas masih ada banyak nama yang bisa menjadi kandidat, dengan Galactus menjadi kandidat utamanya.

Namun, dengan adanya rencana soft reboot setelah film Avengers: Secret Wars, bisa saja level ancaman yang ada di MCU justru akan ter-reset dan kita akan disuguhkan dengan villain yang lebih ecek-ecek.

Penutup

Jika Penulis berada di dalam TVA, mungkin dirinya pun akan bingung bagaimana cara mengatasi kekacauan multiverse yang telah terjadi. Skala kekacauannya jelas sudah di luar nalar dan berpotensi memicu hal yang lebih buruk untuk terjadi.

Bisa jadi, memangkas cabang-cabang timeline dan melakukan genosida memang harus dilakukan. Namun, apakah sacred timeline memang menjadi satu-satunya aliran waktu yang paling benar? Bagaimana kalau ini adalah aliran waktu yang benar versi He Who Remains?

Untuk mengetahuinya, kita harus menonton Loki Season 2 sampai selesai. Sejauh ini dari dua episode yang telah tayang, serial ini memang cukup menjanjikan. Semoga saja serial ini bisa berakhir dengan baik, tidak seperti beberapa serial Marvel yang terakhir.


Lawang, 17 Oktober 2023, terinspirasi setelah melihat genosida besar-besaran yang dilakukan oleh Dox dan loyalis TVA

Continue Reading

Film & Serial

Kalau Dipikir-pikir, Severus Snape dan Itachi Uchiha Itu Punya Banyak Kemiripan

Published

on

By

Setelah kematian Michael Gambon yang memerankan karakter Dumbledore di waralaba Harry Potter, Penulis jadi sering menonton cuplikan dari film-film Harry Potter di YouTube. Anggap saja sebagai ajang bernostalgia karena Penulis memang lumayan Potterhead.

Saat menonton cuplikan-cuplikan tersebut, perhatian Penulis tercuri kepada satu karakter yang memang disukai oleh banyak orang, Severus Snape. Bukan karena kisah double agent-nya yang luar baisa, melainkan karena sosoknya membuat Penulis teringat satu sosok.

Sosok tersebut adalah Itachi Uchiha dari waralaba Naruto. Jika dipikir-pikir, kok rasanya ada banyak kemiripan antara kedua karakter fiksi tersebut hingga Penulis tertarik untuk menuliskannya di sini. Ada apa saja?

1. Sama-Sama Double Agent

Itachi Uchiha (We Got This Covered)

Mari kita bahas yang paling jelas terlebih dahulu. Kedua karakter sama-sama harus menjadi double agent dan tidak pernah ketahuan hingga akhir hayatnya, hingga pengungkapkan kebenaran mereka pun menimbulkan efek kejut yang luar biasa.

Snape yang merupakan mantan anak buah Voldemort memutuskan bertobat dan berpindah ke sisi Dumbledore. Lantas, ketika Voldemort bangkit, Snape pun harus bermain peran dengan membunuh Dumbledore agar dipercaya sekaligus menyelamatkan Draco Malfoy.

Selepas kematian Dumbledore, Snape pun menjadi kepala sekolah Hogwarts dan harus pandai memainkan perannya agar tidak dicurigai oleh Voldemort. Namun, pada akhirnya Snape secara tragis mati di tangan Voldemort meskipun telah menunjukkan loyalitasnya.

Itachi lebih tragis lagi, di mana ia diminta untuk membantai seluruh klannya demi mencegah adanya kudeta di desa ia tinggal. Padahal, ia dipercaya oleh klannya untuk menjadi mata-mata mereka, tetapi Itachi lebih memilih desanya dibandingkan keluarganya sendiri.

Setelah melaksanakan tugasnya, Itachi pun keluar desa untuk bergabung dengan organisasi Akatsuki dan dicap sebagai penjahat oleh orang-orang yang ia lindungi. Semua itu ia terima tanpa banyak mengeluh.

Bisa dilihat kalau kedua karakter sama-sama bergabung dengan organisasi jahat dalam menjalankan perannya sebagai double agent.

2. Secara Fisik dan Skill Juga Mirip

Snape dan Itachi secara fisik juga mirip, dengan keduanya memilki rambut berwarna hitam sebahu. Pakaian mereka pun sama-sama identik dengan warna hitam dengan jubah yang panjang. Udah sih, kalau tentang fisik cuma itu kemiripannya.

Keduanya juga diketahui cukup powerful dan memiliki skill yang luar biasa. Jika tidak, rasanya Snape tidak akan begitu dipercaya oleh banyak orang untuk mengemban tanggung jawab yang berat. Untuk Itachi, tidak perlu ditanyakan lagi karena ia adalah salah satu shinobi terkuat.

3. Dari Dibenci Menjadi Dicintai

Severus Snape (PopSugar)

Sejak film atau buku pertama, kita selalu melihat Snape sebagai sosok antagonis dari protagonis utama, Harry Potter. Secara eksplisit pun Harry kerap menunjukkan ketidaksukaannya kepada Snape karena banyak alasan.

Namun, di akhir hayatnya, Harry akhirnya mengetahui kalau apa yang dilakukan Snape selama ini ternyata begitu luar biasa. Menurutnya, Snape adalah salah satu laki-laki paling berani yang ia kenal dalam hidupnya. Tak heran, jika ia menamai salah satu anaknya Severus.

Itachi pun begitu, di mana ia dibenci sedemikian rupa oleh adiknya sendiri, Sasuke. Alasannya logis, karena Itachi adalah sosok yang membunuh kedua orang tuanya sekaligus semua klan Uchiha. Hidup Sasuke hanya untuk membalaskan dendam klannya ke kakaknya.

Namun, setelah kematian Itachi, Sasuke mengetahui kebenarannya melalui Obito bahwa pihak desa-lah yang membuat Itachi harus melakukan hal tersebut. Apalagi, semua itu juga dilakukan untuk melindungi Sasuke, sehingga Sasuke jadi begitu menghormati kakaknya.

Ini menjadi bukti kalau kedua karakter memilki kompleksitas yang luar biasa. Apalagi, mereka juga sama-sama memiliki kisah masa lalu yang cukup tragis sehingga menimbulkan simpati dari penonton/pembacanya.

Penutup

Kurang lebih itulah kemiripan yang Penulis temukan dari karakter Severus Snape dan Itachi Uchiha. Walaupun berasal dari universe yang benar-benar berbeda, ternyata ada kemiripan-kemiripan yang membuat kedua karakter menjadi menarik.

Mereka berdua sama-sama karakter yang aslinya baik, tetapi harus berpura-pura menjadi jahat untuk tujuan-tujuan tertentu. Apakah menurut Pembaca ada kemiripan lagi antara kedua karakter tersebut?


Lawang, 10 Oktober 2023, terinspirasi setelah menyadari adanya kemiripan antara Severus Snape dan Itachi Uchiha

Continue Reading

Facebook

Tag

Fanandi's Choice

Copyright © 2018 Whathefan