Sajak
Relativitas Jarak
Shakespeare berkata “apalah arti sebuah nama”

Sajak
Ketika Rindu Hanya Milikmu Seorang

Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang hanya milikmu seorang?
Karena yang dirindu tak merasakan rindu yang sama
Atau bahkan tak merasakan rindu sedikitpun
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang tak berbalas?
Karena yang dirindu tak ada rasa setitikpun
Seolah kita sedang memainkan hati sendiri
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang terasa sebagai kesia-siaan?
Karena kau terus memikirkannya
Ketika ia sedang asyik dengan dunianya sendiri
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu tak berujung yang menyiksa?
Karena yang dirindu tak memberikan asa
Ketiadaan dirimu tak membuatnya merasa kehilangan
Pernahkah kau merasakan
Sebuah rindu yang merundung tanpa ampun?
Karena kau terus berharap
Walau tahu harapan itu tak akan pernah terwujud
***
Kasih,
Pertemuan ternyata tak selalu mengobati rindu
Karena raga bertemu namun hati saling berpaling
Hanya membuat rindu semakin perih
Bagaimana caranya melepas rindu
Jika yang dirindu tak memberi kesempatan
Jika yang dirindu tak berbalas
Bagaiman caranya?
Benar kata Dilan
Rindu itu berat
Apalagi jika hanya milik seorang
Sedang yang dirindu tak merasakannya
Lawang, 9 November 2020, terinspirasi setelah membaca buku Tembang Talijiwo karya Sujiwo Tejo
Foto:
Sajak
Rindu Tertinggi adalah Rindu yang Tak Terucap

Kasih,
Percayalah
Rindu yang tertinggi adalah rindu yang tak terucap
Diam tanpa bersuara sedikitpun
Namun terdengar begitu nyaring di dalam hati
Kasih,
Bisakah kau rasakan kerinduanku ini?
Kerinduan yang benar-benar tak terucap
Karena bibir tak kuasa mengatakannya
Karena hati tak kuat mengutarakannya
Kasih,
Apakah rindu tak terucap ini hanya milikku?
Ataukah engkau juga merasakannya?
Saling bungkam tanpa kabar
Namun diam-diam saling mendoakan
Kasih,
Rindu yang diumbar belum tentu tulus
Rindu yang digaungkan bisa saja palsu
Rindu yang diteriakkan ternyata tidak dalam
Manakah yang akan engkau pilih?
Kasih,
Aku sedang memeluk bayang yang tak tampak
Membayangkan dirimu di dekapan
Walau jauh tak terkira
Hadirmu begitu terasa di sini
Kasih,
Kapankah kita akan ditakdirkan bertemu?
Setelah berpisah sekian lamanya
Aku ingin bertemu denganmu kasih
Rinduku sudah mencapai batasnya
Kasih,
Kerinduan ini harus aku pendam dalam-dalam
Bersabar hingga waktunya tiba
Tapi percayalah kasih
Rindu tak terucapku adalah sejatinya rindu
NB: Sajak ini bisa dibilang sebagai bagian kedua dari sajak Kerinduan Seorang Kekasih
Kebayoran Lama, 25 Juni 2020, terinspirasi dari celetukan adik yang keluar begitu saja
Foto: Andrew Neel on Pexels
Sajak
Berpisah Pada Waktunya

Ruang kosong di dalam sini
Sempat terisi
Sebelum akhirnya kosong lagi
Perjumpaan yang mengisi
Perpisahan yang meninggalkan
Hanya semu semata, kah?
***
Tawa itu, tangis itu
Semuanya berpadu dalam satu irama
Membentuk harmoni yang melekat
Kenangan
Mampukah ia mengisi kekosongan?
Atau ia malah menambah derita?
***
Semua yang di dunia ini fana
Tak ada yang abadi
Termasuk kebahagiaan dan kesedihan
Semua yang di dunia ini sementara
Tak ada yang selamanya
Termasuk pertemuan
***
Bila waktu berpisah telah tiba
Apakah kita akan rela melepas
Atau malah terbelenggu karenanya?
Mengapa ada pertemuan
Jika waktunya berpisah tiba
Hanya akan menggoreskan luka?
Kebayoran Lama, 7 Juni 2020, terinspirasi dari… ya begitulah
Foto: Pinterest
-
Anime & Komik4 bulan ago
Filsafat Ala Attack on Titan
-
Buku12 bulan ago
Setelah Membaca Selena dan Nebula
-
Anime & Komik4 bulan ago
Antara Eren, Thanos, dan Hitler
-
Anime & Komik11 bulan ago
Komedi Tolol Ala Saiki Kusuo (Bagian 2)
-
Anime & Komik11 bulan ago
Komedi Tolol Ala Saiki Kusuo (Bagian 1)
-
Sajak10 bulan ago
Berpisah Pada Waktunya
-
Film & Serial2 bulan ago
Setelah Menonton WandaVision Episode 8 (Bagian 1)
-
Buku4 bulan ago
Setelah Membaca Buku Antimalas dan Suka Menunda
You must be logged in to post a comment Login