Permainan
Koleksi Board Game #14: Kakartu Se-kata
Published
5 bulan agoon
By
FanandiSampai koleksi board game yang ke-13 (Coup), semua merupakan produksi luar semua. Padahal, di Indonesia sendiri sudah banyak board game lokal yang sebenarnya tidak kalah menarik untuk dimainkan bersama-sama.
Penulis pernah memainkan beberapa yang kebetulan Pandu punya, seperti Waroeng Wars dan Laga Jakarta. Namun, bukan board game lokal tersebut yang Penulis miliki duluan, melainkan Sekata yang relatif lebih baru.
Dengan harga yang sangat ekonomis, board game ini cukup menantang pemain dalam jumlah kosa kata yang dimilikinya. Lantas, apakah board game ini bisa membantah kalau bahasa Indonesia itu miskin kosa kata?
Detail Board Game
- Judul: Kakartu Se-kata
- Desainer: Abraham Putra
- Publisher: Ennoia Games
- Tahun Rilis: 2021
- Jumlah Pemain: 3-10 pemain
- Waktu Bermain: 5-15 menit
- Rating BGG: –
- Tingkat Kesulitan: –
- Harga: Rp100.000
Cara Bermain Kakartu Se-kata
Dilihat dari kotaknya yang mungil, bisa ditebak kalau komponen yang dimiliki oleh Sekata sangat sederhana karena memang hanya terdiri dari kartu-kartu. Ada 102 kartu berwarna merah muda, 13 kartu berwarna kuning, 10 kartu berwarna hijau, dan 3 kartu kosong.
Setiap kartu yang berwarna merah muda berisi satu suku kata (bisa vokal saja, bisa gabungan konsonan dan vokal) seperti Ka dan Ta. Untuk kartu kuning/hijau, yang merupakan kartu bantu, seringnya berisi satu konsonan yang bisa digunakan oleh semua pemain.
Di awal permainan, masing-masing akan mendapatkan 10 kartu berwarna merah muda secara acak. Lalu, jejerkan tiga kartu kuning di tengah arena. Kartu kuning ini bisa digunakan oleh semua pemain kapan saja ketika mereka membutuhkan bantuan huruf yang tertera di sana.
Untuk kartu hijau sendiri sebenarnya memiliki efek yang sama dengan kartu kuning. Bedanya, kartu hijau dipegang oleh masing-masing pemain. Jujur, Penulis baru menyadari aturan ini ketika menulis artikel ini. Sebelumnya, Penulis mencampurnya dengan kartu kuning.
Permainan akan dimulai ketika satu kartu merah muda dari deck akan muncul ke arena. Pemain harus bisa membuat kata menggunakan kartu yang ada di tangannya (boleh di depan ataupun di belakang) dan boleh menggunakan bantuan kartu kuning jika diperlukan.
Nah, kartu yang diturunkan oleh pemain tersebut akan menjadi suku kata selanjutnya dalam permainan. Jika tidak ada pemain yang bisa membuat kata, maka boleh mengeluarkan satu kartu dari deck.
Secara aturan resmi, sebenarnya pemain yang sudah berhasil menyusun kata tidak boleh mengeluarkan kartu lagi hingga ada pemain lain yang berhasil menyusun kata. Namun, aturan ini sebenarnya fleksibel saja, jadi kalau mau cepat-cepatan habis juga tidak masalah.
Permainan akan berakhir jika ada satu pemain yang berhasil menghabiskan kartu tangannya. Namun, seperti dalam permainan UNO!, jika mau mengubah aturannya hingga ada satu orang terakhir yang kalah agar mendapatkan hukuman juga sah-sah saja, kok.
Setelah Bermain Kakartu Se-kata
Meskipun Kakartu Se-kata terdengar memiliki gameplay yang sangat sederhana, sejujurnya permainan ini benar-benar menarik dan kompetitif. Ketika membawa board game ini ke acara outing kantor, rekan-rekan Penulis seperti kecanduan memainkannya.
Tentu pemain dengan kosa kata yang luas akan memiliki keunggulan dalam permainan. Namun, itu saja tidak cukup karena kita juga membutuhkan kecepatan agar bisa mendahului pemain lain.
Yang lucu adalah ketika mengalami kebuntuan, beberapa pemain akan mencoba “mengarang bebas” dan membuat kosa kata yang terdengar asing. Kalau sudah begitu, KBBI pun akan keluar untuk membuktikan apakah kata tersebut benar-benar ada atau tidak.
Biasanya, jika ternyata kata tersebut tidak ada dalam KBBI, maka hukuman yang akan didapatkan oleh pemain adalah mereka harus menarik satu tambahan kartu dari deck, yang tentunya akan memperbanyak jumlah kartu tangan mereka.
Jika disuruh menyebutkan kekurangannya, mungkin replaybility-nya yang kurang karena gameplay-nya yang sederhana memang membuatnya menjadi cukup monoton. Bagi pemain board game veteran, jelas tidak akan merasakan keseruan dari board game ini.
Lantas, apakah board game ini bisa mematahkan pendapat mengenai kosa kata bahasa Indonesia yang sedikit? Sayangnya tidak bisa, karena ada keterbatasan di mana kata yang dibuat hanya bisa terdiri dari dua suku kata. Kata seperti Ko-Rup-Si saja tidak bisa dibuat.
Sampai artikel ini ditulis, Kakartu Se-kata masih menjadi satu-satunya board game lokal yang Penulis miliki. Penulis masih belum menemukan board game lokal lain yang berhasil mendorong Penulis untuk membelinya. Semoga suatu saat nanti ada, aamiin.
***
Setelah ini, Penulis akan membahas mengenai board game yang bertemakan heist dan bisa dimainkan untuk mengajak ribut pemain lain. Board game ini bisa dibilang cukup jarang yang menjual, sehingga Penulis harus membelinya dari Jakarta. Board game tersebut adalah Bahamas.
Lawang, 20 April 2024, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri artikel board game
Permainan
Koleksi Board Game #23: Trekking Through History
Published
2 hari agoon
8 September 2024By
FanandiSejarah adalah salah satu topik yang Penulis gemari hingga saat ini. Oleh karena itu, jika ada board game bertemakan sejarah, tentu Penulis tertarik. Itulah mengapa akhirnya Penulis memutuskan untuk membeli Trekking Through History.
Penulis membeli board game ini di toko langganannya dengan harga Rp800 ribu. Menariknya, saat artikel ini ditulis, harganya sudah naik menjadi Rp875 ribu. Bahkan di toko lain di marketplace, harganya sudah di atas satu juta. Jadi investasi, ya?
Tidak hanya secara tema yang menarik, Penulis juga akan menjelaskan mengenai gameplay dan hal-hal lain yang membuat Trekking Through History masuk ke dalam salah satu board game favoritnya.
Detail Board Game Trekking Through History
- Judul: Trekking Through History
- Desainer: Charlie Bink
- Publisher: Underdog Games
- Tahun Rilis: 2022
- Jumlah Pemain: 2-4 pemain
- Waktu Bermain: 30-60 menit
- Rating BGG: 7,6
- Tingkat Kesulitan: 1.73/5
- Harga: Rp800.000 (Sekarang Rp875.000)
Cara Bermain Trekking Through History
Konsep utama dari Trekking Through History adalah perjalanan waktu, di mana kita sebagai pemain akan berperan sebagai penjelajah waktu yang akan mengunjungi momen-momen penting di masa lalu. Ceritanya, kita memiliki tiga hari untuk melakukan perjalanan tersebut.
Untuk objektifnya sendiri, pemain dengan poin tertinggi di akhir permainan akan menjadi pemenangnya. Cara untuk mendapatkan poin ini ada banyak, yang akan Penulis jelaskan lebih detail di bawah ini.
Setup Trekking Through History
Setup permainan ini cukup banyak, karena komponen yang dimiliki memang cukup banyak. Pertama, letakkan mat yang panjang di tengah arena. Lalu, letakkan History Cards dengan tanda romawi I (Day 1) di atas mat, jangan lupa jejerkan lima kartu teratas di tempat yang telah tersedia.
Kartu History Cards memiliki beberapa detail. Pertama adalah Hour Cost untuk mengetahui berapa cost untuk mendapatkan kartu tersebut. Setiap pemain memiliki jatah 12 jam per hari, dan pemain yang kehabisan jatah tidak akan bisa melakukan apapun lagi di hari tersebut.
Lalu, ada juga Benefits yang menandakan Experiece Token apa saja yang akan didapatkan pemain jika mengambil kartu tersebut. Yang tak kalah penting adalah Year yang menandakan kapan event pada History Card terjadi. Selain itu adalah info-info seputar peristiwa sejarah yang terjadi pada kartu tersebut.
Selain itu, ada juga Ancestor Cards yang diletakkan di atas deck kartu Event dengan jumlah yang menyesuaikan jumlah pemain. Ancestor Cards ini bersifat sebagai kartu Joker yang bisa diletakkan di mana saja. Selain itu, letakkan Point Tracker di dekat tumpukan Ancestor Cards.
Setelah itu, masing-masing pemain akan mendapatkan empat Itineraries yang digunakan untuk meletakkan Experience Token, di man tiap putaran bebas memilih akan mengunakan Iterneraries yang mana.
Ada empat Experiece Token di sini, yakni Person (berlambang kepala), Event (berlambang kertas), Innovation (berlambang lampu), dan Progress (berlambang batang tumbuhan). Ada juga Wild Experience (berlambang W) yang bisa diletakkan di mana saja.
Selanjutnya, pemain juga akan mendapatkan Crystal Tank untuk menampung Time Crystal yang digunakan untuk mengurangi konsumsi waktu ketika mengambil kartu. Penulis akan jelaskan apa itu maksudnya sebentar lagi.
Terakhir, letakkan Clock yang sangat besar di dekat mat permainan. Setelah itu. letakkan Pocket Watch masing-masing pemain mulai dari angka 12. Kedua komponen ini digunakan untuk tracking seberapa banyak jatah yang telah kita gunakan.
Urutan Bermain Trekking Through History
Setelah setup selesai, pemain secara bergantian akan memilih kartu yang tersedia di mat. Saat memilih kartu, pemain harus membayar cost berupa waktu yang ditandai dengan menggerakkan Pocket Watch di Clock. Konsumsi waktu ini bisa dikurangi dengan menggunakan Time Crystal.
Setelah itu, pemain bisa mengambil Experience Token sesuai dengan yang terdapat di kartu dan lambang Experience Token di mat. Letakkan token-token tersebut di Itineraries dan targetkan untuk memenuhinya agar mendapatkan tambahan poin atau token.
Kartu yang telah diambil bisa kamu susun dalam Trek. Ingat dalam meletakkan kartu di Trek, waktunya harus berurutan dari yang terlama hingga yang terbaru. Jika tidak bisa melakukannya, pemain akan menutup Trek tersebut dan membuat Trek baru.
Jika sudah, maka geser History Card di mat hingga terpenuhi. Proses ini akan terus berulang hingga semua pemain menghabiskan semua jatah waktunya. Setelah itu, pemain akan memasuki Day 2 dan mengulangi proses yang sama. Begitu pula ketika memasuki Day 3.
Menghitung Poin di Trekking Through History
Menghitung poin dilakukan setiap akhir ronde dengan menggerakkan Point Tracker di mat. Dalam setiap ronde, pemain bisa menghitung jumlah poin yang berhasil didapatkan melalui Itenarries-nya. Jangan lupa untuk mengembalikan token yang didapatkan di ronde tersebut.
Sebagai tambahan, di setiap akhir ronde, pemain yang berhasil berhenti tepat di angka 12 akan mendapatkan tiga tambahan poin. Pemain bisa melebihi angka 12, tapi tidak akan mendapatkan tiga tambahan poin.
Di akhir permainan atau setelah tiga ronde, pemain akan menghitung jumlah kartu di setiap Trek yang berhasil dibentuk. Semakin panjang Trek-nya, semakin besar pula poin yang akan didapatkan. Selain itu, Time Crystal yang tidak digunakan juga menambah poin akhir.
Setelah itu, jumlahkan semua poin yang berhasil didapatkan. Pemain dengan poin tertinggi akan menjadi pemenangnya.
Setelah Bermain Trekking Through History
Saat membeli board game ini, Penulis sudah menyadari kalau Trekking Through History tidak akan populer di circle Penulis. Selain cukup mikir karena butuh strategi, tidak ada unsur senggol-senggolan selain berebut kartu yang ada di mat.
Walau begitu, Penulis tetap memutuskan untuk membelinya karena menyukai tema sejarahnya. Apalagi, board game dengan tipe seperti ini disukai oleh adik Penulis, sehingga setidaknya Penulis masih memiliki teman bermain. Mirisnya, Penulis hampir selalu kalah dan hanya satu kali menang.
Meskipun bisa dimainkan hingga empat orang, board game ini menurut Penulis cocok-cocok saja untuk dimainkan berdua. Memang, mayoritas drafting board game seru-seru saja walau hanya dimainkan berdua.
Pemilihan History Card-nya, walau terkesan sepele, ternyata membutuhkan strategi yang jitu agar efektif dan efisien karena adanya jatah 12 jam per hari. Tidak hanya itu, kita juga diharuskan mengumpulkan token yang tepat untuk memenuhi Ittenaries kita.
Alhasil, dalam setiap putaran, waktu yang dibutuhkan bisa cukup lama karena pemain membutuhkan waktu untuk mempertimbangkan kartu mana yang paling menguntungkan dengan cost yang serendah mungkin.
Untungnya, sambil menunggu giliran lawan, kita bisa membaca informasi menarik seputar sejarah yang ada di belakang kartu. Informasi yang diberikan ringkas dan padat, tapi cukup insightful bagi orang-orang yang suka sejarah seperti Penulis.
Dengan banyaknya History Card yang ada, replaybility-nya terbilang cukup tinggi. Sayangnya, walau setiap game pasti berbeda, ada perasaan membosankan jika terus memainkannya karena gameplay-nya memang cukup monoton.
Salah satu poin yang perlu Penulis sorot adalah komponennya. Gila, selain Wingspan, board game ini memiliki kualitas komponen yang luar biasa. Mulai dari mat, token, kartu, dan lainnya benar-benar berkualitas ciamik, sehingga wajar jika harganya semakin mahal.
Saat mencari informasi di internet, ternyata salah satu alasan mengapa harganya menjadi lebih mahal karena sekarang yang beredar di pasaran adalah second edition-nya. Tidak banyak perbedaan, hanya di mode yang terbaru memungkinkan pemain untuk bermain sendirian.
Skor: 8/10
Board game selanjutnya yang akan Penulis bahas sebenarnya merupakan versi lain dari board game yang sudah Penulis miliki. Ini adalah pertama kalinya Penulis melakukan hal tersebut, karena Penulis biasanya memprioritaskan board game yang benar-benar baru.
Board game tersebut adalah Saboteur: The Dark Cave.
Lawang, 9 September 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri artikel board game ini
Selain Century: Spice Road yang telah dibahas sebelumnya, board game lain yang Penulis mainkan bersama teman-teman ketika nongki di HD’R Comic Cafe adalah Chinatown. Jika di Century: Spice Road kami adu strategi, maka di Chinatown kami adu bacot!
Alasannya, ternyata board game yang satu ini bergenre negosiasi, di mana kita sebagai pemain bisa berinteraksi dengan pemain lain dan melakukan deal tertentu. Tentu, negosiasi bisa menjadi sangat alot karena masing-masing pemain ingin mendapatkan keuntungan terbesar.
Yang jelas, setelah memainkan board game ini di kafe tersebut, Penulis langsung memutuskan untuk membelinya sendiri bersamaan dengan Century: Spice Road. Menariknya, Chinatown langsung menjadi banyak favorit circle Penulis!
Detail Board Game Chinatown
- Judul: Chinatown
- Desainer: Karsten Hartwig
- Publisher: Z-Man Games
- Tahun Rilis: 1999
- Jumlah Pemain: 3-5 pemain
- Waktu Bermain: 60 menit
- Rating BGG: 7,4
- Tingkat Kesulitan: 2.24/5
- Harga: Rp700.000
Cara Bermain Chinatown
Latar dari Chinatown adalah migrasi masyarakat China ke Chinatown di New York. Akan ada enam distrik dan bangunan bernomor 1 hingga 85 yang bisa kita miliki untuk membuka usaha. Permainannya sendiri akan berlangsung sebanyak enam ronde.
Objektif utama dari board game ini adalah mengumpulkan uang sebanyak mungkin, di mana pemain dengan uang terbanyak di akhir permainan menjadi pemenangnya. Uang bisa diperoleh dengan mendapatkan keuntungan dari usaha yang telah dibangun atau menjual tanah/bangunan yang dimiliki.
Ada 12 jenis usaha di Chinatown, yakni Photo, Tea House, Sea Food, Jewellery, Tropical Fish, Florist, Take Out, Laundry, Dim Sum, Antiques, Factory, dan Restaurant. Angka di sudut kanan bawah menunjukkan jumlah maksimal bangunan yang bisa dibangun untuk masing-masing usaha.
Di awal permainan, pemain akan memilih salah satu warna marker yang ada dan mendapatkan modal usaha sebesar $50.000. Setiap ronde, pemain akan mendapatkan kartu bangunan dan token usaha yang jumlahnya menyesuaikan dengan banyaknya pemain. Ada kartu bantu yang bisa memudahkan pemain untuk mengetahi angkanya.
Kartu bangunan menampilkan angka pada papan permainan. Melalui kartu ini, kita akan mendapatkan lahan yang bisa kita bangun menjadi tempat usaha atau ditukarkan dengan pemain lain. Setelah kartu bangunan, kita akan mengambil token usaha yang akan menjadi sumber pemasukan utama kita.
Setelah masing-masing pemain mendapatkan kartu bangunan dan token usaha, maka proses negosiasi bisa dimulai. Sama sekali tidak ada batasan dalam melakukan negosiasi, terserah pemain mau saling tawar-menawar. Mau penawaran yang tidak masuk akal pun silakan saja, walau kemungkinan deal-nya akan menjadi sangat kecil.
Jika sudah tidak ada proses negosiasi lagi, maka pemain bisa mulai meletakkan token usahanya di tanah miliknya. Setelah itu, pemain akan mendapatkan uang sejumlah token usaha yang telah diletakkan. Di kartu bantu, ada daftar uang yang berhak kita dapatkan tergantung jumlah token usaha yang berhasil dibangun.
Pola ini akan terus berulang hingga ronde keenam seperti yang sudah dibahas di atas. Jika ronde keenam telah berakhir, masing-masing pemain akan menghitung total uang yang mereka miliki dan pemain dengan jumlah uang terbanyak resmi menjadi pemenang.
Setelah Bermain Chinatown
Ada banyak faktor yang membuat Chinatown menjadi favorit circle Penulis. Alasan utamanya tentu saja, seperti yang sudah banyak disinggung di tulisan ini, adalah keseruan adu bacot antarpemain yang membuat interaksi dalam permainan sangat seru dan ricuh.
Penulis belum pernah memiliki board game dengan genre serupa sebelumnya, sehingga Chinatown berhasil menghadirkan nuansa yang segar. Ketika mencari rekomendasi board game negosiasi terbaik, ternyata Chinatown bertengger di posisi pertama.
Negosiasi yang terjadi dalam permainan sering dilakukan dengan ngotot karena cukup sulit untuk menemukan deal yang menyenangkan kedua belah pihak. Apalagi, proses negosiasi terjadi secara serentak, sehingga pemain boleh bernegosiasi dengan siapa pun dan kapan pun.
Kadang kala, negosiasi dilakukan dengan melakukan perjanjian verbal “jika kamu membantuku sekarang, maka nanti kamu akan aku bantu.” Tentu saja, terkadang ini bisa menjadi omong kosong karena ujung dari permainan ini adalah kemenangan pribadi.
Adanya konsep kartu bangunan dan token usaha berhasil membuat replaybility dari Chinatown sangat tinggi. Setiap game akan benar-benar berbeda karena apa yang kita dapatkan benar-benar acak dan tidak bisa diprediksi.
Oleh karena itu, Chinatown bisa dibilang juga mengandalkan keberuntungan, selain kemampuan untuk bernegosiasi. Strategi pemain memang tetap dibutuhkan untuk menang, tapi tetap saja kemenangan lebih dipengaruhi oleh kemampuan negosiasi dan keberuntungan kita.
Materialnya sendiri bisa dibilang standar saja, tidak ada yang istimewa. Material dari item-item-nya bahkan bisa dibilang rentan rusak jika dimainkan secara sembarangan. Ini terbukti dengan kualitas Chinatown yang Penulis mainkan di HD’R Comic Cafe.
Yang jelas, Chinatown menjadi salah satu board game Penulis yang paling sering dimainkan. Tingginya interaksi saat para pemain bernegosiasi dan tingginya replaybility menjadi kunci utama mengapa board game ini layak mendapatkan skor yang tinggi dari Penulis
Skor: 9/10
Setelah Chinatown, Penulis tertarik dengan satu board game yang bertema sejarah. Melihat gameplay-nya yang cukup mikir, Penulis yakin kalau board game ini tidak akan terlalu “laku” seperti Wingspan.
Namun, Penulis memutuskan untuk tetap membelinya karena belum pernah memiliki board game dengan tema sejarah. Board game tersebut adalah Trekking Through History.
Lawang, 15 Juli 2024, terinspirasi karena ingin melanjutkan seri board game ini
Permainan
Koleksi Board Game #21: Century: Spice Road
Published
2 bulan agoon
9 Juli 2024By
FanandiSalah satu cara yang membuat mengetahui board game baru adalah dengan mampir ke board game cafe. Apalagi, di sana selalu ada game master yang akan membantu kita memahami bagaimana cara bermain. Kalau Penulis suka, biasanya lantas akan membelinya.
Hal tersebut sudah terjadi beberapa kali, seperti 7 Wonders, King of the New York, hingga Survive. Kebetulan, ketiganya Penulis beli dalam keadaan second di board game cafe tempat Penulis sering bermain di Surabaya, yaitu Nexus Tabletop Surabaya.
Oleh karena itu, ketika mengetahui kalau ada board game cafe di Malang, Penulis memutuskan untuk mencoba bermain di sana bersama teman-teman kuliahnya. Board game cafe tersebut bernama HD’R Comic Cafe.
Awalnya Penulis merasa “aneh” karena di sana sistemnya bayar per board game. Di tiga board game cafe di Surabaya yang pernah Penulis datangi, sistemnya adalah bayar sekali untuk bermain sepuasnya dan sebanyak apapun board game-nya.
Untungnya, dua board game yang direkomendasikan oleh game master-nya ternyata cocok dengan Penulis dan teman-temannya. Pada akhirnya, Penulis memutuskan untuk membeli keduanya. Board game yang pertama adalah Century: Spice Road.
Detail Board Game Century: Spice Road
- Judul: Century: Spice Road
- Desainer: Emerson Matsuuchi
- Publisher: Plan B Games
- Tahun Rilis: 2017
- Jumlah Pemain: 2-5 pemain
- Waktu Bermain: 30–45 menit
- Rating BGG: 7,3
- Tingkat Kesulitan: 1.80/5
- Harga: Rp620.000
Cara Bermain Century: Spice Road
Di awal permainan, jejerkan kartu Poin (berwarna oranye) sebanyak lima kartu dan kartu Merchant (berwarna ungu) sebanyak enam kartu. Lalu, letakkan tumpukan koin emas di kartu Poin paling kiri dan koin perak di kartu Poin kedua dari kiri.
Lalu, bagikan Caravan ke masing-masing pemain yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan resource (maksimal 10 resource). Masing-masing pemain juga akan mendapatkan dua kartu starter dan beberapa resource.
Ada empat jenis resource di sini, diurutkan dari yang paling tidak berharga hingga paling berharga adalah Turmeric (Kuning), Safron (Merah), Cardamom (Hijau), dan Cinnamon (Cokelat).
Kartu Merchant di permainan ini secara garis besar memiliki tiga fungsi, yakni mengambil resource (memiliki ikon kotak berwarna saja), menukar resource (memiliki ikon kotak berwarna dan tanda panah ke bawah), dan upgrade resource (memiliki ikon kota abu-abu dan arah panah ke atas).
Misal ada kartu bergambar satu kotak hijau, maka pemain akan mendapatkan resource Cardanom (Hijau). Misal ada kartu bergambar dua kota kuning dan panah bawak ke dua kotak merah, maka dua resource Turmeric (Kuning) kita bisa ditukar dengan duka resource Safron (Merah).
Untuk kartu upgrade resource, kartu ini bisa digunakan untuk resource apa saja. Misal, jika kartu kita bergambar dua kota abu-abu, maka kita bisa memilih untuk melakukan upgrade secara bebas, sesuai dengan urutan yang telah tertera di atas. Jika yang di-upgrade dua Cardamom (Hijau), maka kita akan mendapatkan dua Cinnamon (Cokelat).
Setiap putaran, masing-masing pemain harus melakukan satu dari empat aksi yang bisa dilakukan, yakni:
- Play: Memainkan kartu dari tangan
- Acquire: Mengambil kartu Merchant
- Rest: Mengambil semua kartu yang telah dimainkan
- Clain: Mengklaim kartu Poin
Syarat untuk bisa mengklaim kartu Poin tertera di masing-masing kartu. Permainan akan segera berakhir jika ada salah satu pemain yang telah memiliki lima kartu Poin. Giliran akan dilanjutkan hingga pemain terakhir sebelum menghitung skor.
Selain angka di kartu Poin, hitung juga poin koin emas (3 poin), koin perak (1 poin), dan resource selain Turmeric (Kuning) yang dihitung satu poin setiap resource-nya. Pemain dengan jumlah poin tertinggi akan menjadi pemenangnya.
Setelah Bermain Century: Spice Road
Sewaktu akan membeli board game ini, Penulis sempat merasa dilema antara memilih versi Spice Road atau Golem Edition yang secara tema berbeda, tapi secara gameplay sama persis. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Penulis memutuskan untuk memilih Spice Road.
Century: Spice Road merupakan salah satu board game favorit Penulis karena sebenarnya gameplay-nya sederhana, tapi untuk bisa menguasainya membutukan strategi yang matang. Kita tidak bisa asal memilih kartu begitu saja.
Secara konsep, Century: Spice Road memiliki gameplay yang mirip dengan Splendor, di mana para pemain mengumpulkan item tertentu dengan tujuan untuk mengumpulkan resource yang dibutuhkan untuk mendapatkan poin kemenangan.
Jika di Splendor kita bisa memilih koin untuk membeli kartu permata, maka di Century: Spice Road kita bisa memilih kartu yang mayoritas fungsinya adalah untuk mendapatkan resource. Secara strategi, Century: Spice road lebih advance dibandingkan Splendor.
Di Splendor, semakin banyak kita memiliki kartu permata, maka semakin murah pula biaya yang dikeluarkan untuk membeli kartu yang lebih mahal. Di Century: Spice Road, tidak sesederhana itu, tapi semakin bagus kartu tangan kita, semakin mudah mendapatkan resource yang berharga.
Cara menangnya pun mirip, di mana permainan berakhir jika ada pemain yang mencapai target. Jika di Splendor targetnya adalah 15 poin, maka di Century targetnya adalah memiliki lima kartu Poin.
Meskipun terlihat sederhana, Century: Spice Road sebenarnya menuntut kita untuk berpikir keras agar menemukan cara paling efisien dan efektif untuk mendapatkan resource. Apalagi, kartu Poin yang kita incar bisa saja diincar oleh pemain lain.
Untuk bahan komponennya sendiri bisa dibilang sangat solid, mulai dari kualitas kartunya, koin yang bukan dari kertas seperti 7 Wonders atau plastik ringan seperti Machi Koro 2, kotak-kotak kecil yang menjadi resource, hingga empat mangkok sebagai wadah resource.
Century: Spice Road sebenarnya adalah bagian pertama dari trilogi Century. Board game lainnya adalah Century: Eastern Wonders dan Century: A New World. Ketiganya bisa dijadikan menjadi satu board game, tapi hingga saat ini Penulis belum terpikir untuk membelinya.
Jika disuruh menyebutkan kekurangannya, mungkin ilustrasi kartunya yang repetitif. Seandainya tiap kartu memilki gambar yang unik, rasanya board game ini akan terlihat lebih menarik. Dari sisi gameplay, Penulis tidak memiliki komplain sama sekali.
Skor: 9/10
Di atas Penulis telah menyebutkan kalau ada dua board game yang Penulis mainkan bersama teman-temannya di HD’R Comic Cafe. Selain Century: Spice Road, board game satunya merupakan board game paling bacot yang pernah Penulis mainkan: Chinatown!
Lawang, 9 Juli 2024, terinspirasi setelah ingin melanjutkan seri board game ini
Hati-Hati Jejak Digitalmu, Siapa Tahu Nanti Jadi Pejabat Publik
Koleksi Board Game #23: Trekking Through History
Setelah Membaca Buku Building a Second Brain
Menatap Era Baru Linkin Park Bersama Emily Armstrong
Setelah My Hero Academia Tamat
Ketika Mencari Pasangan Menggunakan Standar TikTok
Kado Manis untuk Kroos, Kado Pahit untuk Reus
Koleksi Board Game #17: Unstable Unicorns
Koleksi Board Game #18: King of the Dice
[REVIEW] Setelah Membaca The Devotion of Suspect X
Tag
Fanandi's Choice
-
Fiksi5 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca Keajaiban Toko Kelontong Namiya
-
Tentang Rasa3 bulan ago
Ketika Mencari Pasangan Menggunakan Standar TikTok
-
Olahraga5 bulan ago
Badai Cedera Manchester United yang Tak Kunjung Berlalu
-
Fiksi4 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca Twenty-Four Eyes: Dua Belas Pasang Mata
-
Olahraga5 bulan ago
Asa Leverkusen untuk Mengejar Status Invincibles Sempurna
-
Politik & Negara3 bulan ago
Menyorot Kebijakan Pemerintah yang Makin ke Sini Makin ke Sana
-
Buku3 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca A Happy Life: Sebuah Perenungan
-
Olahraga3 bulan ago
Kado Manis untuk Kroos, Kado Pahit untuk Reus
You must be logged in to post a comment Login