Buku
Setelah Membaca Rapijali 1: Mencari

Akhirnya Dee Lestari, salah satu penulis favorit Penulis, merilis novel terbarunya. Menariknya, novel ini merupakan novel lama yang telah lama “dipetieskan” selama 27 tahun dan akhirnya ditulis kembali dengan berbagai penyesuaian.
Karena punya teman yang memiliki toko buku online, Penulis bisa ikut pre-order novel ini tanpa perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Kok bisa? Sebagai ganti novel gratis, Penulis membuatkan resensi + review tipis-tipis untuk situs bukunya tersebut.
Penulis pun segera membaca novel ini dalam kurun waktu yang cukup singkat. Apalagi, bahasa dan tema dari novel ini bisa dibilang sangat ringan jika dibandingkan dengan novel Aroma Karsa ataupun seri Supernova.
Berjudul Rapijali 1: Mencari, inilah ulasan Penulis tentangnya!
Apa Isi Buku Ini?
Novel ini berpusat pada tokoh Ping, seorang gadis (sampai bab 4 Penulis mengira Ping adalah laki-laki) yang hidup secara sederhana di Pantai Batu Karas bersama kakek yang sangat menyayanginya. Ia memiliki bakat bermain musik, yang besar kemungkinan menurun dari kakeknya yang seorang musisi.
Ping memiliki seorang sahabat bernama Oding, seorang pemuda yang sangat lihai dalam berselancar. Di mana ada Ping, di situ ada Oding. Begitu kata warga di sana melihat keakraban mereka berdua.
Kedamaian Ping berubah drastis ketika sang kakek, Yuda Alexander, meninggal secara tiba-tiba ketika band kecil mereka sedang manggung. Ping merasa terkhianati, apalagi keluarga Oding sudah mengetahui penyakit kanker yang telah lama menggerogoti tubuhnya.
Di tengah-tengah ketidakpastian hidupnya, Ping mendapatkan telepon dari seseorang dari Jakarta. Mereka pun melakukan pertemuan dan Ping harus menelan kenyataan kalau dirinya harus pindah ke ibukota untuk menjadi anak asuh Guntur, salah satu calon gubernur Jakarta.
Ping tak kuasa menolaknya, sebab itu adalah pesan dari mendiang kakeknya. Dengan terpaksa, dirinya harus pindah ke Jakarta dan menjalani kehidupan barunya bersama keluarga Guntur. Di sana, ia merasakan adanya penolakan dari istri dan anak laki-laki Guntur.
Kenapa Guntur mau mengasuh Ping yang bisa membuat reputasinya sebagai calon gubernur jatuh? Karena ternyata Ping merupakan anak kandungnya! Guntur sempat menjalin tali asmara bersama Kinari, ibu dari Ping. Kenyataan ini, sampai akhir novel, belum diketahui oleh Ping.
Selain itu, ia juga akan disekolahkan di salah satu sekolah elit, Pradipa Bangsa. Meskipun awalnya merasa sulit beradaptasi, Ping mulai menemukan teman-teman di sekolahnya. Bahkan, ia mengikuti sebuah audisi band yang membuatnya bisa menyalurkan passion-nya di dunia musik.
Sudah, kurang lebih seperti itu inti cerita beserta konflik dari novel ini. Masih akan ada dua buku lagi yang akan menjadi sekuel buku ini!
Setelah Membaca Rapijali 1: Mencari
Jika dibandingkan dengan novel Aroma Karsa atau serial Supernova, Rapijali terkesan ringan karena diambil dari sudut pandang anak SMA dengan konflik yang cenderung dekat dan realistis. Ping tidak perlu berhadapan dengan makhluk dari dunia lain, ia hanya perlu hidup di “dunia yang berbeda”.
Bahkan seingat Penulis, baru kali ini anak SMA menjadi tokoh utama dari novel karya Dee. Tokoh utama novel romance Perahu Kertas, Kugi dan Keenan, sama-sama berangkat dari bangku kuliah. Sepertinya ada beberapa karakter di serial Supernova yang merupakan anak SMA, tapi konfliknya jauh lebih berat.
Penulis bukannya meremehkan konflik yang harus dihadapi oleh Ping. Pindah ke keluarga baru yang benar-benar asing jelas hal yang berat bagi banyak orang. Hanya saja, setidaknya Ping masih memiliki Guntur yang peduli kepadanya dan teman-teman sekolah yang mau menerima dirinya.
Karena ceritanya ringan, Penulis pun sedikit merasa aneh dengan novel ini. Pemilihan katanya memang masih enak dibaca, tapi daya magis Dee kurang terasa. Tidak terlalu banyak permainan diksi yang menarik, sesuatu yang Penulis sukai dari seorang Dee Lestari.
Konfliknya juga terasa kurang greget. Tidak ada klimaks di bagian akhir novel, meskipun Penulis paham novel ini akan memiliki lanjutan sehingga kemungkinan besar klimaksnya ada di sana. Cerita novel ini cenderung flat meskipun masih menarik untuk diikuti.
Setelah pindah ke Jakarta, Ping hampir tidak bertemu masalah besar. Apalagi, ia berkenalan dengan teman-teman yang tidak memandang rendah dirinya. Jika di dunia nyata, anak desa yang masuk sekolah elit pasti akan diremehkan, bahkan di-bully.
Ketika mengetahui Ping memiliki semacam “kekuatan super” di dunia musik, awalnya Penulis menduga kemampuannya seperti kemampuan penciuman Jati di novel Aroma Karsa. Kekuatan tersebut cukup menonjol di novel ini, tapi tidak terlalu.
Ping bisa memainkan hampir semua alat musik dan semua lagu hanya dengan mendengarkannya. Ia tidak bisa membaca not balok, sehingga ia mendapatkan pelatihan khusus dari ibu temannya.
Oh iya, ada beberapa lagu yang disebutkan di novel ini. Sayangnya, Penulis tidak ada yang tahu lagu-lagu tersebut sehingga harus membuka YouTube.
Untuk kisah romantisnya, ada banyak “segi” dalam novel ini. Ping tertarik dengan teman satu bandnya, Rakai. Ia memiliki saingan Jemi, salah satu murid paling menonjol di sekolahnya. Anak laki-laki Guntur, Ardi, suka dengan Jemi. Rakai dan Jemi terlihat saling tertarik. Jangan lupa masih ada Oding yang seolah terlupakan setelah Ping pindah ke Jakarta.
Buku pertama ini bisa disebut sebagai bagian pembukaan atau perkenalan. Meskipun sedikit mengecewakan, Penulis tetap merekomendasikan buku ini kepada siapapun yang butuh bacaan ringan untuk mengisi waktu.
Nilai: 4.0/5.0
Lawang, 22 Maret 2021, terinspirasi setelah membaca buku Rapijali 1: Mencari
Non-Fiksi
Setelah Membaca Stoik: Apa dan Bagaimana

Tahun depan Penulis sudah akan menginjak kepala tiga. Namun, Penulis merasa ada bagian dirinya yang masih sangat perlu dibenahi. Salah satunya adalah memahami apa yang bisa dikendalikan dan apa yang tidak.
Stoikisme atau stoik adalah salah satu cabang filsafat dari Yunani Kuno yang Penulis anggap mampu menjadi antidote untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, Penulis jadi lebih banyak membaca buku-buku seputar filosofi tersebut.
Suatu hari ketika sedang jalan-jalan di toko buku, Penulis menemukan sebuah buku berjudul Stoik: Apa dan Bagaimana karya Massimo Pigliucci. Merasa buku ini akan menjabarkan stoik lebih dalam dari Filosofi Teras, Penulis pun memutuskan untuk membelinya.

Detail Buku Stoik: Apa dan Bagaimana
- Judul: Stoik: Apa dan Bagaimana
- Penulis: Massimo Pigiucci
- Penerbit: Penerbit Gramedia Pustaka Utama
- Cetakan: Ketiga
- Tanggal Terbit: April 2023
- Tebal: 277 halaman
- ISBN: 978-602-06-5868-1
Sinopsis Buku Stoik: Apa dan Bagaimana
Bagaimana ajaran kuno Stoik bisa membantu kita bertumbuh pada masa modern?
Setiap kali merasa khawatir tentang apa yang akan kita makan, bagaimana kita bisa mencintai seseorang, atau bagaimana cara mencapai kebahagiaan, sebenarnya kita sedang memikirkan cara menjalani hidup yang baik.
Stoikisme bisa jadi adalah jawabannya, karena membuat kita memusatkan perhatian pada apa yang mungkin dan memberikan perspektif tentang apa yang tidak penting.
Dengan memahami Stoikisme, kita bisa belajar menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Perlukah kita tetap mempertahankan hubungan atau berpisah? Bagaimana sebaiknya kita mengelola uang di dunia yang nyaris hancur karena krisis keuangan? Bagaimana kita bisa bertahan setelah mengalami tragedi pribadi?
Stoikisme mengajari kita pentingnya karakter, integritas, dan belas kasih dalam diri seseorang. Buku ini, yang merupakan panduan penting untuk memahaminya, dilengkapi dengan tips praktis dan latihan serta meditasi dan kesadaran akan saat ini dan di sini, memberi gambaran tentang betapa relevannya Stoikisme dalam setiap segi kehidupan kita saat ini.
Isi Buku Stoik: Apa dan Bagaimana
Buku Stoik: Apa dan Bagaimana diawali dengan dua bagian pembukaan yang menjabarkan secara umum mengenai apa itu stoik. Setelah itu, buku ini dibagi menjadi tiga bagian utama, yakni:
- “Disiplin dalam Hal Hasrat: Apa yang Patut Diinginkan atau Tidak Patut Diinginkan”
- “Disiplin dalam Tindakan: Bagaimana Berperilaku di Dunia”
- “Disiplin dalam Niat: Bagaimana Menanggapi Situasi”
Sebagai informasi, ketiga bagian tersebut merupakan prinsip “Tiga Disiplin Stoa”, mengenai desire (keinginan), action (tindakan), dan assent (persetujuan). Masing-masing bagian tersebut akan dipecah lagi menjadi beberapa bab.
Buku ini juga mengeksplorasi “Empat Kebajikan Stoa”, yakni wisdom (kebijaksanaan), courage (keberanian), justice (keadilan), temperance (toleransi). Di setiap pembahasannya, sang penulis buku ini menarasikannya dengan gaya dialog dengan salah satu toko stoik, Epictetus.
Sebagai buku yang mengangkat tema stoik, tentu saja banyak penjelasan yang menekankan tentang dikotomi kendali, alias mengetahui mana yang bisa kita kendalikan dan mana yang tidak.
Seperti yang dijelaskan di buku stoik lain, pada akhirnya yang benar-benar bisa kita kendalikan adalah diri kita sendiri. Hasil ataupun perasaan orang lain itu ada di luar kendali kita, yang bisa kita kendalikan adalah respons atas hal tersebut.
Di bagian akhir buku, penulis buku memberikan Latihan-Latihan Praktis Spiritual untuk membantu kita menerapkan filsafat stoik dalam kehidupan sehari-hari. Total ada 12 poin, yakni:
- Memeriksa kesan yang dirasakan
- Mengingatkan diri bahwa sesuatu tidak permanen
- Klausul cadangan
- Bagaimana saya dapat menggunakan kebajikan di sini dan saat ini?
- Berhenti sejenak untuk menarik napas dalam
- Membayangkan berada di posisi orang lain
- Bicara sedikit tapi bagus
- Memilih teman Anda dengan baik
- Menanggapi penghinaan dengan humor
- Jangan bicara terlalu banyak tentang diri sendiri
- Bicara tanpa menghakimi
- Merenungkan pengalaman Anda hari ini
Setelah Membaca Buku Stoik: Apa dan Bagaimana
Meskipun dari luar terlihat berat untuk dicerna, sebenarnya buku Stoik: Apa dan Bagaimana relatif mudah untuk dicerna bahkan oleh orang yang belum pernah bersentuhan dengan filsafat stoik sekalipun.
Secara garis besar, buku ini merupakan a great overview untuk Pembaca yang ingin belajar filsafat stoik. Memang tidak semua bagian yang bisa dipahami dengan sekali baca, tapi mayoritas isinya mudah dipahami.
Di sisi lain, buku ini juga tetap menarik bagi yang sudah pernah membaca buku stoik seperti Filsafat Teras. Tetap ada insight-insight baru yang akan menambah wawasan mengenai filsafat stoik.
Salah satu hal yang membuat buku ini mudah dipahami adalah karena Pigliucci sebagai penulis menyisipkan banyak kisah pribadinya atau pihak lain agar mudah kita bayangkan. Ini membuat apa yang ia tuturkan di dalam buku cukup aplikatif.
Sisi negatifnya, hal tersebut membuat buku ini agak terasa sebagai perjalanan Pigliucci sebelum dan sesudah mengenal filsafat stoik. Oleh karena itu, buku ini mungkin akan terasa dangkal dan kurang dalam untuk Pembaca yang sudah mengetahui tentang dunia filsafat.
Selain itu, kekurangan lain dari buku ini adalah narasi dialog dengan Epictetus yang terkadang terkesan kurang natural dan agak dipaksakan. Penulis bahkan sempat merasa bingung kenapa tiba-tiba ada adegan dialog dengan Epictetus.
Terlepas dari kekurangannya, buku ini layak untuk dibaca bagi yang sedang mencari kedamaian hidup. Stoik mungkin bukan cabang filsafat yang terbaik, tapi Penulis merasa kalau stoik sangat cocok untuk diterapkan ke kehidupan Penulis.
SKOR: 8/10
Lawang, 7 November 2023, terinspirasi setelah membaca buku Stoik: Apa dan Bagaimana karya Massimo Pigliucci
Non-Fiksi
Setelah Membaca Menikmati Kepergianmu

Melepaskan seseorang dari kehidupan kita bisa menjadi hal yang berat, entah karena kematian, pertengkaran, jarak, dan alasan lainnya. Keterikatan, banyaknya momen yang tercipta, adanya kebutuhan, menjadi beberapa alasan mengapa melepaskan menjadi berat
Penulis pun merasakannya, sehingga secara iseng mencoba membeli buku karya Alfiaghazi berjudul Menikmati Kepergianmu yang satu ini. Padahal, biasanya tipe-tipe buku seperti ini adalah yang paling jarang dibeli.
Namun, dengan tujuan “riset” dan merasa topik yang dibahas selaras dengan stoik (kepergian orang lain berada di luar kendali kita), maka Penulis mencoba untuk membacanya dengan harapan lebih bisa mengendalikan dirinya ketika ada yang meninggalkan dirinya.
Detail Buku Menikmati Kepergianmu
- Judul: Menikmati Kepergianmu
- Penulis: Alfiaghazi
- Penerbit: Penerbit Sahima
- Cetakan: Ketiga
- Tanggal Terbit: 2022
- Tebal: 194 halaman
- ISBN: 978-602-6744-57-9
Sinopsis Menikmati Kepergianmu
Aku pernah takut menghadapi kepergian sebab cintaku sudah menancap terlalu dalam.
Namun sebanyak apa pun aku berkorban, sekuat apa pun aku mencoba bertahan, kepergian tetap tak pernah bisa terhindarkan.
Maka, bila sudah begitu, apalagi yang bisa aku lakukan selain menikmatinya? Sederas-derasnya hujan, kelak pasti akan reda juga.
Kepergianmu memang menyisakan luka, tapi yang membawaku kepada kebahagiaan yang sesungguhnya.
Sebab bagi orang yang terlalu mencintai sepertiku, patah hati adalah anugerah.
Darinya, aku mengerti ternyata sesakit itu berharap kepada sesuatu yang semu; manusia.
Yang terbaik, pilihan Allah.
Isi Buku Menikmati Kepergianmu
Menikmati Kepergianmu berisikan tentang tulisan-tulisan pendek yang menurut Penulis tidak terlalu memiliki kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Artinya, Pembaca bisa membuka halaman secara acak tanpa perlu membaca halaman-halaman sebelumnya.
Topik yang dihadirkan pun seputar permasalahan percintaan, terutama tentang kegalauan penulis buku ini tentang melepaskan seseorang yang sangat dicintai. Kita akan dibuat merasakan betapa beratnya melakukan hal tersebut.
Tak jarang isi buku ini juga terasa seperti curahan hati sang penulis buku dengan menyelipkan kisah-kisah yang terasa benar-benar terjadi di kehidupannya. Yang jelas, Penulis merasa kalau buku ini lebih banyak menimbulkan perasaan pedih daripada motivasi untuk bangkit.
Di antara tulisan-tulisan pendek, ada banyak quote yang bisa jadi akan related dengan apa yang sedang dialami oleh pembacanya. Ada satu quote yang paling Penulis sukai dari buku ini, yakni:
“Tidak ada cara pergi yang baik, semua selalu menyakitkan.”
Mengingat jumlah halamannya yang sedikit dan terkadang tulisannya ada yang tidak sampai satu halaman, maka buku ini bisa diselesaikan dengan cepat. Apalagi, bahasa yang digunakan bukan bahasa puitis yang ambigu dan susah untuk dipahami.
Setelah Membaca Menikmati Kepergianmu
Meskipun akan terasa related bagi sebagian pembacanya, Penulis justru merasakan kalau esensi yang ditawarkan pada bagian sinopsis tidak terlalu ditonjolkan, yakni tentang bagaimana kita seharusnya hanya berharap kepada Tuhan.
Penulis juga berharap kalau buku ini akan bisa membuat Penulis bisa menikmati kepergian orang-orang penting dalam hidupnya. Seperti yang sudah disinggung di atas, Penulis tidak bisa mengendalikan siapa-siapa yang mau stay di kehidupan Penulis.
Alih-alih, buku ini lebih terasa kepada curhatan penulis buku yang ingin “mengomersialkan” kisahnya. Meskipun di belakang buku tertulis genre buku ini “Motivasi”, kenyataannya tidak banyak motivasi yang Penulis dapatkan.
Jika menengok kebiasaan manusia yang justru akan mendengarkan musik galau ketika sedang galau, maka buku galau ini pun bisa menjadi teman yang pas untuk bergalau ria. Namun, jika niat membaca ingin uplifting, jangan berharap terlalu banyak dari buku ini.
Jadi, jika Pembaca sedang galau dan memang sedang mencari bacaan galau, mungkin buku ini akan menjadi pilihan yang menarik. Apalagi, ada banyak quote yang bisa dijadikan sebagai aesthetic story.
Skor: 5/10
Lawang, 24 Oktober 2023, terinspirasi setelah membaca Menikmati Kepergianmu karya Alfiaghazi
Fiksi
[REVIEW] Setelah Membaca Dunia Sophie: Novel Grafis Filsafat

Salah satu novel yang Penulis baca di awal-awal mengoleksi buku adalah Dunia Sophie karya Jostein Gaarder. Novel ini, menurut Rocky Gerung, dianggap sebagai bacaan wajib anak SMA yang ingin masuk ke dunia filsafat karena Gaarder berhasil merangkumnya dalam satu buku.
Karena sudah cukup lama membacanya, Penulis pun tidak seberapa ingat apa saja isi bukunya. Untungnya, melalui akun Instagram Penerbit Mizan, Penulis jadi mengetahui kalau novel tersebut akan dibukukan dalam bentuk novel grafis alias komik.
Setelah itu, Penulis pun menantikan buku tersebut rilis dan pada akhirnya Penulis langsung membelinya setelah mengetahui sudah ada di rak buku. Lantas, apakah buku ini berhasil mengingatkan Penulis apa isi buku Dunia Sophie?
Detail Buku
- Judul: Dunia Sophie: Novel Grafis Filsafat
- Penulis: Jostein Gaarder; Vincent Zabus
- Art: Nicoby
- Penerbit: Penerbit Mizan
- Cetakan: Pertama
- Tanggal Terbit: Februari 2023
- Tebal: 264 halaman
- ISBN: 978-602-441-310-1
Apa Isi Buku Ini?
Sesuai dengan judulnya, buku ini adalah versi komik dari novel Dunia Sophie yang menceritakan petualangan “aneh” seorang remaja bernama Sophie Amundsend untuk mempelajari filsafat dari awal.
Untuk buku pertamanya ini, kita akan diajak membahas filsafat mulai dari zaman Socrates hingga Galileo Galilei. Untuk buku keduanya (sekaligus terakhir) nanti, yang akan dibahas adalah filsafat dari zaman Rene Descartes hingga Sigmund Freud.
Ada 11 bab yang dimiliki oleh buku ini, mulai dari bab pertama yang bertajuk “Siapa Aku?” hingga bab sebelas yang bertajuk “Zaman Barok”. Sophie mempelajari satu per satu ilmu filsafat tersebut dengan bimbingan seseorang, yang lantas akan diketahui bernama Albedo.
Ada bab yang berisi tentang filsafat dari beberapa tokoh sekaligus, tapi ada juga bab yang memang fokus hanya membahas satu tokoh. Ada tiga tokoh yang menjadi bab tersendiri, yakni Socrates, Plato, dan Aristoteles.
Dalam petualangannya, Sophie seolah-olah bisa bertemu langsung dengan tokoh-tokoh filsafat yang sedang diterangkan oleh Albedo. Sebagai seorang gadis remaja, pelajaran filsafat tersebut berhasil membuatnya merenungkan banyak hal yang sebelumnya tak terpikirkan.
Ada beberapa penyesuaian yang seingat Penulis tidak dibahas di novelnya, seperti concern Sophie terhadap isu lingkungan hingga kesalnya Sophie terhadap Aristoteles yang migonistik alias merendahkan kaum perempuan. Mohon koreksinya jika itu ternyata ada di novelnya.
Menjelang akhir buku, Sophie menyadari kalau dirinya hanyalah tokoh komik, atau bahasa filmnya adalah breaking the 4th wall. Bahkan Albedo yang menjadi “gurunya” pun tidak menyadari hal tersebut. Ini sangat akurat dengan versi novel.
Setelah Membaca Dunia Sophie: Novel Grafis Filsafat
Sesuai dengan tujuan awalnya membeli buku ini, Penulis berhasil teringat apa isi novel Dunia Sophie meskipun baru setengah awalnya saja. Mengingat novel Dunia Sophie cukup tebal, tentu isi buku grafis ini adalah versi pendeknya saja.
Sebagaimana novel-novel yang ditulis oleh Jostein Gaarder, kesan dongeng dan fantasi pun cukup kental di novel Dunia Sophie. Nah, adanya versi komik seperti ini semakin membuat unsur dongen dan fantasinya semakin terasa.
Dengan ilustrasi yang enak untuk dipandang, Penulis begitu menikmati membaca buku ini hingga bisa tandas dalam waktu yang cepat. Mungkin itu juga karena Penulis terbiasa membaca komik Barat seperti Tintin dan Lucky Luke.
Adanya ilustrasi membuat Penulis bisa memahami dengan lebih mudah filsafat-filsafat yang sedang dijelaskan. Penulis juga jadi bisa membayangkan bagaimana rupa para filsuf lintas zaman, meksipun di novel aslinya juga ada ilustrasi filsuf yang sedang dibahas.
Karena sedang mendalami stoik, ada satu quote yang sangat Penulis sukai dari buku ini (Penulis lupa apakah quote tersebut ada di novel aslinya), yakni:
“Berilah aku keberanian untuk mengubah yang bisa diubah, ketenangan untuk menerima yang tak bisa diubah, dan kebijaksanaan untuk membedakan keduanya.”
Sebagai komik, tentu ada unsur joke yang disisipkan sebagai bumbu cerita agar tidak monoton dan kaku. Yang jelas, komik filsafat ini lebih mudah dipahami dibandingkan set novel filsafat yang pernah Penulis dulu dan hingga sekarang tidak pernah ditamatkan.
Jika ada remaja yang tertarik untuk masuk ke dunia filsafat, rasanya Dunia Sophie: Novel Grafis Filsafat bisa menjadi pengantar yang lebih baik dibandingkan novel aslinya yang sangat tebal. Penjelasannya mudah dipahami dan diilustrasikan dengan menarik.
Lawang, 29 Agustus 2023, terinspirasi setelah membaca buku Dunia Sophie: Novel Grafis Filsafat karya Jostein Gaarder
-
Anime & Komik4 bulan ago
Rame-Rame Ganti Foto Profil Luffy Gear 5
-
Film & Serial4 bulan ago
[REVIEW] Setelah Menonton Oppenheimer
-
Tokoh & Sejarah4 bulan ago
Bagaimana Oppenheimer (Secara Tidak Langsung) Membantu Indonesia Merdeka
-
Buku5 bulan ago
[REVIEW] Setelah Membaca The 5 AM Club
-
Pengembangan Diri3 bulan ago
Belajar Melepas Perasaan Bersalah dari Kosan 95
-
Film & Serial4 bulan ago
[REVIEW] Setelah Menonton Secret Invasion
-
Anime & Komik3 bulan ago
Pemimpin Boneka ala Mizukage Keempat
-
Renungan4 bulan ago
Bagaimana Jika Perang Nuklir Benar-Benar Terjadi?
You must be logged in to post a comment Login